[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Telepon Misterius
Jurnal Muslimah - Wednesday, 03 March 2004

“Kriinngg….krriinnnggg….krriiinnngg…!!!” Tiba-tiba telepon di ruang tengah membangunkan saya. Jam weker di meja menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Hmmm…siapa gerangan yang telepon malam-malam ini ? Dengan agak malas saya keluar kamar dan mengangkatnya. “ Halo…Assalamu’alaikum…!!”

“Tut..tut…tut…!!” Putus. Tiada jawaban. Kening saya berkerut. Siapa sih ini ? Kayak nggak ada kerjaan, malam-malam mainan telepon. Tak lama kemudian saya kembali ke kamar sambil agak menggerutu, habis gangguin orang tidur saja.

“Krriinnngg….krriiinnnggg….krriiinnggg…!!!” Jam 03.00 dini hari lagi telepon kembali membangunkan saya. Aduh…siapa lagi ini. Kok senang banget sih, isengin orang. “Ya…Assalamu’alaikum…!!” “Tut..tutt…tutt…!!” Putus. Seperti kemarin. Apa sih, maksudnya ini. Setiap kali diangkat kok mesti putus. Pasti ini memang orang iseng, pikir saya. Dengan sedikit kesal saya tinggalkan pesawat telepon. Ah, sudah pukul 03.00 daripada kesal yang tidak jelas akhirnya saya memutuskan untuk qiyamul lail daripada tidur lagi. Lagian nanggung nih, udah mau mendekati Subuh.

“ Mbak, dua hari ini setiap jam 03.00 kok telepon selalu berdering. Dari siapa, sih ?”, tanya adik kostku. Ternyata dia mendengar juga. “ Nggak tahu, tuh. Setiap diangkat mesti langsung putus. “

“ Wah…jangan-jangan teror, tuh Mbak. Kan sekarang lagi musim teror. Apalagi kostan kita memang punya potensi untuk di teror. Gimana nggak, semua penghuni pakai jilbab gede-gede, aktivis lagi. Kan bisa saja ada orang-orang yang tidak suka akan kehadiran kita.”

TerorÂ….? Mungkin juga, ya. Tapi siapa yang meneror ? Perasaan kami berhubungan baik dengan tetangga. Bahkan tidak jarang kami juga saling memberi makanan, menyapa ketika bertemu. Masak sih, ada yang tidak suka pada kami ? Lagian aktivitas kami juga wajar-wajar saja tidak ada sesuatu yang mencurigakan apalagi merakit bom.

Tapi kalau melihat kondisi saat ini dimana umat Islam lagi diobok-obok, bisa jadi kami juga kena imbasnya. WahÂ….kewaspadaan perlu ditingkatkan, nih.

“Krriiinngg….krriinngg….kriiinngg…!!” Deg. Wah, teror datang, nih. Pukul 03.00 dini hari kembali telepon berdering. Kamar saya yang kebetulan di ruang tengah tentu saja langsung terdengar. Aduh..tiba-tiba saya jadi ciut nyali. Jangan-jangan ini teror betulan. Telepon terus berdering, tidak ada satu akhwat pun yang mengangkat. Saya sendiri juga agak takut. Tiba-tiba susana menjadi tegang. Teman sekamar saya juga tidak bangun. Aduh…gimana ini ? Kalau terjadi apa-apa gimana ya ? Jangan-jangan sudah ada orang yang sedang mengintai rumah kami. Lalu pikiran saya pun melayang ke lantai dua. Bagaimana keadaan akhwat yang diatas ? Apakah mereka baik-baik saja ? Saat itu saya benar-benar gelisah. Dada saya berdebar-debar. Berbagai pikiran yang tidak-tidak mampir dalam benak saya.

Akhirnya telepon berhenti. UffÂ….Alhamdulilah, legaaÂ…deh. Sedikit ketegangan mulai mencair. Dengan agak sedikit takut saya memutuskan untuk keluar kamar walaupun masih sport jantung. Tapi berani-beraniin aja deh, Inallahu ma ana. Allah bersama saya. Kemudian saya ambil air wudlu, qiyamul lail biar tenang. Masih deg-degan, nih.

Deringan telepon misterius masih mewarnai kost saya. Tepat pukul 03.00 dini hari. Sekarang saya dan akhwat-akhwat lain kayaknya sudah kebal, tuh. Sudah nggak takut lagi. Kami jadi terbiasa dengan telepon itu. Saya jadi menduga-duga apakah si penelepon memang sengaja menelepon pada jam yang sama untuk membangunkan kami untuk qiymaul lail ? Dan memang saya amati telepon selalu berdering pada pukul 03.00 dan irama dering antara 3-4 kali. Bukan teror yang kami kira selama ini.

Memang sejak ada telepon misterius ini, saya dan akhwat-akhwat sering bangun malam tepat waktu. Sebelumnya sih, tidak jarang bangunnya mepet-mepet Subuh hingga kadang-kadang qiyamul lail dikerjakan tergesa-gesa buat ngejar waktu. Sholat lail adang juga cuman dua rakaat. Sebenarnya sih, di kamar masing-masing sudah ada weker yang di set pukul 03.00. Tapi begitu alarmnya berbunyi dimatiin lagi, deh. Balik tidur hingga bangunnya mendekati Subuh. PayahÂ…

Padahal waktu-waktu 1/3 malam adalah waktu yang mustajab dimana para malaikat turun ke bumi memberikan rahmat dari Allah. Dan waktu itu adalah hubungan langsung antara hamba dengan Allah sehingga Allah pun langsung mendengar doa kita.. Tidak heran kalau Rasulullah pun setengah mewajibkan umatnya untuk menunaikan qiyamul lail mengingat banyak keutamaan di dalamnya.

Rasul pun menyuruh kita untuk mengawalkan tidur malam jika tidak ada urusan yang penting. Tujuannya agar kita bisa bangun di 1/3 malam nanti. Tapi dalam kenyataanya seringnya kita malah mengulur-ulur tidur kita. Padahal tidak ada pekerjaan yang berarti yang menghalangi, paling-paling nonton TV atau bercanda dengan saudara kita.

Sekarang setiap malam saya sangat merindukan dering telepon itu. Setiap kali berdering satu persatu akhwat mulai bangun, suara gemericik air wudlu pun menghiasi keheningan malam. HmmmÂ…indahnya berfastabiqul khairat.

Sampai aat ini saya belum tahu dan masih penasaran siapa si caller itu yang dengan telatennya membangunkan kami di 1/3 malam. Semoga Allah membalasnya atas segala budi baiknya dan menilai ibadah. AminÂ…

Anyway, jazakumullah deh, buat si caller jangan pernah bosan membangunkan kami. Bye..byeÂ…jam wekerÂ…!!

(blue_ukhti, ketika rasa penasaran masih bercokol di hati ini. Siapa sih sang caller itu ?)
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved