[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Doa Seorang Calon Pengantin
Jurnal Muslimah - Wednesday, 21 March 2007

Kafemuslimah.com



Oleh Ekaerawati

Kalaulah ada kisah di zaman dahulu bahwa ada satu orang di antara tiga
orang yang bisa bertawasul dengan amalannya untuk bisa membuka batu
yang menghimpit pintu gua, maka aku tertarik dengan tawasulnya.
Demiuntuk menghindari zina dengan perempuan yang diberinya uang dengan
tebusan tubuhnya walaupun ia mudah melakukannya.

Kalaulah ada kisah tentang pernikahan dan syarat maharnya, maka kisah
Ummu Sulaim yang merelakan keIslaman Abu Tholhah adalah sungguh
mengharukan. Dan juga kesederhanaan Ali ra menikahi Fathimah dengan
baju besinya.

Saksikanlah ya Robbi, aku pun ingin menjadi Ummu Sulim dan Fathimah.
Keduanya tidak mensyaratkan emas dan berlian sebagai penebusan
kehalalan calon suami menyentuh tubuhnya.

Cukup dengan hafalan surat Ar-Rahman dan tafsir Ibnu kastir. Itupun
masih dengan keringanan, tafsirnya boleh dicicil setelah kami menikah
nanti.

Saksikanlah ya Robbi.aku pun ingin mencontoh sang lelaki yang terjebak
di gua tadi. Aku pun ingin bertawasul dengan upayaku untuk menghindari
zina. Walapun peluang ke sana sangat mungkin.

Banyak lelaki yang mengincarku sejak wajahku memancarkan pesonanya di
bangku SMA. Tapi aku takut untuk pacaran. Aku bertekad bahwa cinta yang
satu itu hanya kuberikan pada lelaki yang halal untuk memuaskan
libidoku dan menjadi salah satu pembuka jalan menggapai surga-Mu

Maka saat kuputuskan setelah hari-hari berkonsultasi dalam sujud-sujud
istikharah 3 bulan yang lalu untuk mengucapkan "ya", aku berusaha untuk
tidak mendapat murka-Mu, dengan berlama-lama dalam waktu atau
menunda-nundanya, sehingga terjebak dalam rimba cinta tanpa status dan
fitnah dunia.

Pun kuberusaha menangkis serangan kata-kata romantisnya untuk ditunda
hingga saat dia menucapkan "qobiltu nikahaha." (kuterima nikahnya).

Maaf ya Allah, jika hari ini aku harus banjir air mata, saat aku baru
bisa menjawab pertanyaan orangtuaku, "Kamu punya uang tho untuk
menikah?". "Ya insya Allah diusahakan dan mohon waktunya."

Walaupun aku tahu sekarang hanya beberapa lembar puluhan ribu hasil
sisa kas bon di tempat kerjaku yang kupersiapkan untuk bekal sisa bulan
ini. "Pokoknya minimal 6-7 juta harus ada lho, ya", begitu suara ibu di
sebrang memberi batas minimal dana yang harus kusediakan.

Ya.Rozak aku yakin Engkau Maha kaya untuk tidak sampai membuatku
merepotkan kedua orangtuaku, membebani saudara-saudaraku atau mengemis
pada sesuatu selain-Mu.

Aku masih percaya ya Allah.kalau pernikahan ini juga sebagai upaya
menolong agama-Mu, maka hamba yakin engkau mau menolongku. Hamba masih
yakin dengan hadist Qudsi yang berbunyi "Bahwa Allah malu jika tidak
mengabulkan permintaan hamba-Nya yang menengadahkan tangan di sepertiga
malam terakhir".

Aku tidak ingin berujung pada keputusasaan.

Ya Rahman..ya Rahim.Jika memang pernikahan ini akan semakin membuat
Engkau meridhaiku, maka mudahkan dan lancarkan. Dan satukanlah kami dam
jalinan kasih yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Amien.

"Fa maadza ba'da-lhaqq, illa-dl_dlalaal"

[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved