|
Mengenalkan Anak Pra Sekolah Pada Bulan Ramadhan Kiat Muslimah - Thursday, 06 September 2007
Kafemuslimah.com
1)Berikan prolog atau pengenalan tentang keutamaan bulan Ramadhan, serta ibadah-ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan. Pada anak usia pra-sekolah,pengkondisian ini bisa dilakukan dengan cara membaca buku bersama, bercerita dengan media boneka atau dengan menggunakan nama-nama binatang sebagai tokoh sentral, atau dengan lagu-lagu yang semuanya bertujuan mengenalkan anak pada bulan Ramadhan, dan puasa. Selain bisa menarik perhatian anak, metode tersebut akan membuat anak cepat memahami materi tentang Ramadhan yang kita berikan dengan ��nyaman�� tanpa merasa digurui.
2)Mengkondisikan sekolah (bekerja sama dengan sekolah) dan rumah dengan suasana yang lebih istimewa. Dalam hal ini anak diajak untuk turut serta mendekorasi sekolah atau ruang kelasnya, serta rumah dan kamar tidurnya dengan berbagai hiasan yang ia buat sendiri. Untuk syiar menyambut bulan Ramadhan, sekolah bisa mengadakan karnaval bagi anak-anak dengan berkeliling di perumahan sekitar sekolah sambil membagikan cenderamata yang dibuat sendiri oleh anak yang disertai tentang tulisan singkat mengenai Ramadhan kepada para ��tetangga�� sekolah. Di rumah, orangtua sebaiknya juga melakukan silaturrahmi untuk bermaafan dalam menyambut Ramadhan - sambil mengajak anak- kepada tetangga dan kerabat sehingga anak bisa melihat teladan pada diri orangtua.
3)Orangtua dapat bekerja sama dengan sekolah untuk mengenalkan anak pada ibadah puasa, misalnya dengan mengkondisikan anak bahwa saat ini mereka akan berlatih puasa selama mereka di sekolah. Orangtua diharapkan menyediakan ��sahur�� bagi anak-anak di pagi hari sebelum mereka berangkat sekolah. Dan selama di sekolah, mereka diharapkan bisa menahan haus dan lapar. Setelah sekolah usai, barulah mereka diperbolehkan makan dan minum. Hanya 3 �V 4 jam mereka berpuasa, namun mereka pasti akan bangga akan puasanya tersebut. Apalagi bila guru dan orangtua memberikan reward atas prestasinya tersebut. Di sekolah, guru-guru pun harus mengatur ulang kegiatan belajar. Dalam hal ini, kegiatan motorik kasar yang melelahkan sebaiknya diganti dengan kegiatan yang tidak membuat anak cepat merasa haus dan lelah. Namun perlu diingat bahwa latihan puasa ini sifatnya tidak memaksa. Selain karena anak-anak belum wajib berpuasa, hal terpenting adalah jangan sampai anak memiliki image yang negative tentang puasa atau bulan Ramadhan.
4)Di rumah, orangtua pun perlu mengatur jadwal aktivitas anak. Bila anak berkeinginan untuk berpuasa, maka orangtua perlu menata jam tidur anak sehingga ia bergairah saat bangun untuk sahur. Waktu sahur sebaiknya diakhirkan sehingga anak-anak tidak terlalu lama menunggu waktu shubuh.
5)Melatih puasa secara bertahap dengan disertai reward yang sepadan. Pujian sebagai anak yang sholeh dan shabar juga adanya hadiah-hadiah kecil yang sifatnya mendidik akan sangat disukai anak. Dalam hal ini orangtua juga bisa menggunakan sistem bintang prestasi untuk setiap hal positif yang dicapai anak, baik dalam ibadah (puasa, sholat wajib, sholat tarawih, dll) atau pun perilaku (tidak marah-marah, mau membantu ibu, dll). Selain itu, anak juga bisa diberi pengertian bahwa ada pahala dan surga dari Allah. Jadi hadiah materi diatas tak menutupi stimulus ganjaran Allah.
"Jika kamu berpuasa, maka kamu ikut membuka pintu pahala dari Allah bagi orangtuamu yang telah mendidikmu untuk berpuasa" . Anak akan senang karena sekaligus dapat berbuat sesuatu kebaikan untuk orangtuanya.
6)Tidak menyimpan makanan atau minuman di tempat-tempat yang mudah terlihat.
7)Mengatur menu dengan makanan dan minuman yang disukai anak, terutama saat sahur (agar anak
bersemangat), sambil tetap memperhatikan asupan gizi-nya.
8)Menyiapkan berbagai alternative kegiatan pengisi waktu, seperti buku-buku, pensil warna dan crayon,kaset lagu-lagu anak, VCD pendidikan, puzzle, lego dan mainan-mainan lain yang disukai anak.
9)Mengajak anak untuk meramaikan syiar Ramadhan, misalnya mengajak anak untuk bershodaqoh, mendengarkan ibu atau ayah membaca Al-qur��an, tarawih berjamaah di masjid atau di rumah (meski tidak harus sampai selesai), ikut pesantren kilat Ramadhan khusus untuk anak-anak pra-sekolah, mengantar makanan berbuka ke masjid atau ke rumah tetangga, bersilaturrahim, dll.
10)Ada banyak dampak psikologis positif yang harus dimengerti orang tua dari berpuasa:
�� Puasa melatih anak untuk bisa mengendalikan dorongan dalam dirinya sehingga bisa menahan pemuasan segera (melatih kecerdasan emosi).
�� Puasa menumbuhkan kemampuan anak untuk merasakan kesulitan orang lain dan memupuk rasa santun pada orang-orang yang kurang beruntung.
�� Membantu anak memiliki akhlaq mulia terutama jujur. Allah swt melihat dan tahu apakah anak puasa atau tidak.
�� Meningkatkan penghayatan dan pengamalan agama karena suasana dan semua orang Islam di seluruh dunia melakukannya.
�� Pelatihan puasa membuat anak menjadi lebih dekat dan akrab dengan orang tuanya.
Semoga Allah memberi keberkahan kepada kita selaku orangtua yang senantiasa berusaha mendidik anak-anak kita agar menjadi anak-anak yang sholeh, yang amat besar cintanya kepada Allah dan Rasulnya, serta dapat menyelamatkan kita dari adzab neraka kelak....
Wallahu��alam....
Ummu Daffa, Psi
[ 0 komentar]
|
|