[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Apakah Doa Bisa Membuat Kita Bertemu Jodoh?
Uneq-Uneq - Saturday, 26 January 2008

Kafemuslimah.com


Tanya:


Assalamualaikum wr wb ........
Saya seorang perempuan biasa yang hampir berusia kepala tiga, tapi kenapa ya saya belum dipertemukan dengan jodoh juga. Pekerjaan saya juga belum mapan karena hanya kontrak bulanan. Dulu pada masanya kuliah sebetulnya ada beberapa teman laki-laki yang berusaha mendekati saya, tetapi saya selalu menghindar dan menganggapnya teman biasa saja. Di usia 26 tahun saya pernah menolak ajakan nikah dari seseorang, karena saya tidak mau mengambil resiko kelak kemudian hari, saya merasa tidak ada rasa suka/cinta terhadap dia. Sekarang saya belum menemukan jodoh juga, sedangkan adek saya menunggu saya untuk menikah karena tidak mau melompati saya.
Ustadz saya harus bagaimana, apakah dengan sholat malam Allah akan memudahkan jodoh saya??
Apakah dengan berdoa saja Allah akan mempertemukan jodoh saya??
Apakah saya harus minta dijodohkan (orang tua saya tidak suka menjodohkan anaknya)??
Apakah dengan ikut milis ini saya akan dimudahkan bertemu jodoh saya??
Tolong berikah saya petujuk agar tetap tabah dan sabar. Terimakasih........

Jawab:

Wa�alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Ukhti yang dirahmati Allah.

Ukhti, tahukah Ukhti siapakah Allah itu? Dialah yang menciptakan kita semua dan memiliki sifat Pengasih serta Penyayang. Dialah yang menjadi pemilik seluruh alam jagad raya dan seisinya. Karena itulah Allah menjadi tempat kita meminta dan memohon pertolongan. Karena, siapa lagikah yang bisa dimintai pertolongan selain daripada-Nya? Tetapi ukhti� bukan berarti karena Allah adalah satu-satunya tempat kita meminta dan memohon pertolongan maka sebagai manusia kita hanya menegadahkan tangan untuk berdoa saja lalu menihilkan segala usaha. Sebagai manusia yang dikaruniai berbagai macam indra pelengkap serta dikaruniai akal dan berbagai kemampuan, kita wajib berusaha mewujudkan rencana-rencana yang kita inginkan tanpa menanggalkan sifat tawakkal kita. Itulah sesungguhnya usaha yang sebenarnya. Yaitu, usaha yang diiringi oleh doa dan sifat tawakkal kepada Allah.

Ada banyak cara untuk dapat bertemu dengan jodoh yang bisa kita lakukan.
Pertama,
bisa dengan cara mencarinya sendiri. Coba lihat sekeliling ukhti. Adakah ikhwan yang berkenan di hati ukhti? Jika ada, ukhti bisa mengajukan diri ukhti kepadanya. Jika ukhti malu mengemukakan ini sendiri, bisa minta tolong dengan teman atau sahabat yang bisa ukhti percaya sebagai perantara kalian. Tidak usah malu dengan cara pertama ini. Istri pertama Rasulullah Muhammad SAW, yaitu Khadijah RA, melakukan hal ini setelah dia melihat berbagai kebaikan yang dimiliki oleh pemuda Muhammad yang saat itu menjadi rekan kerjanya.
Kedua , bisa dengan cara minta dicarikan oleh orang lain yang ukhti percaya. Misalnya, minta dicarikan pasangan oleh sahabat atau teman ukhti. Bisa jadi, di lingkungan sekitar mereka, ada ikhwan yang dirasakan akan cocok jika dipasangkan dengan ukhti. Tidak usah malu untuk mengemukakan maksud ini pada teman atau sahabat ukhti. Biasanya, teman atau sahabat ukhti, sudah tahu perangai ukhti sehingga mereka bisa memperkirakan kira-kira perangai seperti apa pasangan yang cocok untuk dipasangkan dengan ukhti. Termasuk disini, adalah meminta dicarikan pasangan melalui guru mengaji ukhti atau sanak saudara yang juga ukhti kenal.

Cara ketiga, adalah dengan mengikuti jalur biro jodoh yang sesuai dengan syar�I di majalah-majalah Islami atau biro jodoh Islami. Dengan cara ini, ukhti harus jujur ketika menulis jati diri ukhti. Insya Allah biro jodoh yang islami cukup amanah menyimpan data diri ukhti.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam usaha mencari jodoh tersebut. Pertama, singkirkan prasangka. Adalah lumrah jika kita khawatir tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Hal ini terjadi karena kita memang tidak tahu sama sekali apa yang akan terjadi di kemudian hari sehingga kita tanpa sadar mengembangkan dugaan-dugaan. Hanya saja, cobalah untuk adil dengan dugaan yang kita kembangkan tersebut. Sebuah hubungan yang berkembang antara suami istri, adalah hubungan sebab akibat dari apa yang dilakukan oleh pasangan suami istri tersebut. Jika ukhti takut kelak tidak memiliki rasa cinta pada suami ukhti, coba bayangkan, jangan-jangan hal yang sama juga terjadi pada suami ukhti? Semua manusia tentu punya kekurangan. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Untuk itu, cobalah untuk senantiasa berbuat adil baik pada diri ukhti sendiri maupun pada diri orang lain.

Kedua, berhenti membuat batasan bagi diri sendiri. Saya setuju jika kita membuat point-point pencapaian bagi diri sendiri. Karena dengan point-point ini, kita memiliki target dan arah kemana akan bergerak sesuai dengan cita-cita yang ingin diraih. Jadi, sama sekali tidak salah jika ukhti membuat syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon pasangan ukhti. Seperti misalnya, dia harus berusia kurang dari 40 tahun, harus sarjana, bukan duda, punya pekerjaan tetap. Tapi, jangan terlalu kaku dengan syarat-syarat ini. Bisa saja, ada ikhwan yang memenuhi syarat tapi tidak memenuhi salah satu syarat yang datang. Misalnya, dia berusia kurang dari 40 tahun, sarjana dan punya pekerjaan tetap tapi dia sudah duda. Atau semuanya terpenuhi hanya saja dia punya cacat fisik seperti kakinya pincang sebelah. Atau dia ternyata hanya lulusan SMA saja. Menurut saya, selama tidak keluar dari prasyarat yang principal (principal disini, masih menurut saya, seperti agama dan pekerjaan), tidak mengapa untuk dipertimbangkan. Hal ini karena manusia adalah makhluk yang bisa mengembangkan dirinya di kemudian hari. Tidak seperti hewan yang memang memiliki keterbatasan dalam mengembangkan dirinya.

Ketiga, belajar untuk ikhlas. Kita tidak pernah tahu apa rencana Allah atas kejadian-kejadian yang dimunculkan di hadapan kita. Semua itu adalah takdir. JIka kita memilih untuk terlibat dengan kejadian tersebut, maka artinya takdir kita adalah menjadi bagian yang terlibat dari kejadian tersebut. Tapi, jika kita memilih untuk tidak terlibatpun, juga memiliki arti bahwa takdir kita memang untuk tidak terlibat dengan kejadian tersebut. Untuk itu, senantiasa hadirkanlah perasaan ikhlas menjalani apa yang telah kita pilih di waktu yang lalu dan konsekuensinya harus kita jalani hingga sekarang. Belajar ikhlaslah untuk memaafkan kesalahan di masa lalu yang pernah kita lakukan lalu belajar untuk menangani jika kondisi serupa terjadi lagi. Perkara dulu pernah menolah seorang pria yang datang melamar, itu kan dulu. Tidak usah diingat-ingat lagi. Sekarang, belajar untuk mengingat-ingat lagi, sikap positif apa dari diri kita yang dahulu membuat orang-orang menyukai kita dan introspeksi diri jika ada yang salah dan tidak berkenan sehingga orang menjauhi kita. Terkadang, pertambahan usia, kedudukan, pengalaman dan pengetahuan seseorang, tanpa sadar telah membuat seseorang lambat laun berubah menjadi pribadi yang berbeda. Ada yang menjadi bertambah menyenangkan, ada juga yang malah bikin be-te orang tapi ada juga yang sama saja. Termasuk tipe seperti apa ukhti saat ini dibanding ukhti dahulu? Jangan pernah ragu untuk bercermin, mengintrospeksi diri dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dengan penuh keikhlasan.

Keempat, mari belajar untuk pandai bersabar dan pandai bersyukur. Saya bisa memahami jika ukhti merasakan sebuah desakan di luar diri ukhti mengingat usia yang terus bertambah dan adik yang juga sudah ingin menikah. Untuk itu, bagaimana jika ukhti mulai belajar untuk ikhlas dan belajar untuk bersabar. Jika adik memang sudah ingin menikah sementara ukhti sendiri belum juga bertemu dengan jodoh yang sesuai, mungkin ukhti bisa mempersilakan adik ukhti untuk menikah terlebih dahulu. Jodoh itu termasuk takdir yang kita tidak tahu kapan akan terjadi. Sedangkan pernikahan adalah salah satu perkara yang mesti disegerakan. Jika adik ukhti sudah memiliki calon pasangan dan keduanya sudah memiliki keinginan untuk segera menikah, maka memperlambat pernikahan mereka termasuk perkara yang terlarang. Mengapa? Karena hal ini lebih mendekatkan pada kemudharatan ketimbang kebermanfaat
an. Akan muncul berbagai macam fitnah di antara mereka dan secara tidak langsung pula, ukhti telah membuka jalan bagi terjadinya perzinahan di antara mereka. Karena itu, mintalah adik ukhti untuk menikah terlebih dahulu dan beri pengertian bagi adik ukhti bahwa pernikahan adalah sesuatu yang harus disegerakan bagi mereka yang memang sudah siap untuk itu (siap dalam arti sudah ada calon pasangannya). Beri pengertian juga pada kedua orang tua ukhti mengapa ukthi merelakan hal ini terjadi. Untuk itu, dekatkanlah diri ukhti pada Allah melalui shalat dan dzikrullah (ingat: hanya dengan mengingat Allah-lah hati akan menjadi tenang). Bersabarlah. Jangan mengembangkan perasaan mengasihani diri sendiri karena telah dilangkahi oleh adik. Ingat, masih terlalu amat banyak rezeki yang Allah berikan pada ukhti. Ukhti masih memiliki tubuh yang sehat dan tidak cacat, ukhti masih diberi kesempatan hidup sehingga bisa terus beribadah. Ukhti masih diberi akal dan indra yang sempurna sehingga bisa mengembangkan diri lebih baik. Masih banyak lahan ibadah yang bisa jadi selama ini belum ukhti sentuh. Coba ukhti lihat sekeliling ukhti. Masih banyak sekali orang-orang yang tidak memiliki keberuntungan seperti halnya ukhti. Bersyukurlah pada Allah. Bisa jadi, kondisi seperti sekarang ini, merupakan salah satu cara Allah untuk menolong ukhti agar dapat menjadi seorang muslimah yang gemar melakukan kebajikan, seorang muslimah yang pandai bersabar dan pandai bersyukur. Subhanallah.

Demikian jawaban saya atas uneg-uneg dari ukhti. Mohon maaf jika ada kesalahan dan ketersinggungan. Segala kebaikan berasal dari Allah dan segala kekurangan berasal dari keterbatasan saya sebagai manusia.

Wassalamu�alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita

[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved