|
Senyum Mia
Jurnal Muslimah - Monday, 28 January 2008
Kafemuslimah.com
Mia namanya. Gadis berjilbab dengan postur tubuh tidak terlalu tinggi, tidak kurus dan satu yang aku suka darinya, selalu terbingkai senyum manis di wajahnya. Wajahnyapun bersinar.
Usianya berbeda beberapa tahun lebih muda denganku, dan aku selalu �klik� dengannya ketika kami berbicara mengenai kehidupan, teman, agama, hal-hal yang lagi tren, dan lain � lain. Ketika aku belum mengenalnya, aku selalu memperhatikannya , karena hanya dia dan aku yang jilbaber di kelas kami pada waktu itu. Pada saat melihatnya ada rasa ingin mengenalnya lebih jauh. Alhamdulillah Allah yang mempertemukan kami dan hingga sekarang ia menjadi salah satu teman dekatku. Hampir setiap hari kami bertemu dan aku selalu bercanda dengannya. Suatu ketika aku bertanya tentang penyakit kista kepadanya. Aku yakin penyakit kista ini hampir ada pada setiap wanita. Jujur aku tidak bermaksud apa-apa tentang pertanyaanku. Aku hanya ingin berdikusi saja dengannya.
�Ya, aku barusan operasi kista� Mia menjawab sambil tersenyum. Subhanallah! Gadis itu benar-benar tegar menghadapi semuanya. Ia merasa tak ada beban ketika ia mengatakan bahwa ia mempunyai penyakit kista dan sudah dioperasi oleh dokter.
�Allah tidak akan membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya (QS. Al Baqarah 2:286)�
Aku yakin ia mempunyai background keluarganya yang mempunyai pemahaman islam yang baik. Dari cerita tentang keluarganya, mereka selalu mendukung dan memberinya support agar dia bisa bangkit dari kesedihannya.
Beberapa minggu kemudian aku mengajaknya bertemu dengan dosen, karena ada beberapa pertanyaan yang harus kami tanyakan untuk ujian. �Mia tayang, after lunch kita bisa ketemu dosennya, kita ketemuan sore aja yah� sms kukirim dengan sukses.
�ting tong� bunyi message di hp-ku. Aku yakin sms ini dari Mia.
�Insya Allah aku ikut, tapi aku ke rumah sakit dulu ama ortu� sms dari Mia.
Deg. Hatiku mulai bertanya-tanya, apa yang terjadi dengannya ya? Atau mungkin orang tuanya yang sakit? Atau? Aku hanya menebak dalam hati saja. Biarlah nanti setelah aku bertemu dengannya face two face aku akan bertanya langsung.
Setelah sampai kampus dan bertemu dengannya, langsung aja aku tembak dengan pertanyaan agar membuatku plong.
�Mia, siapa yang sakit?� sambil aku tatap matanya. Seperti kata dosenku, tataplah mata orang yang kita ajak berbicara. Eye contact. Dengan kontak mata secara langsung dengan orang yang kita ajak berbicara, kita akan dapat membaca pesan tersirat dari lawan berbicara kita. Mia menjawab tanpa menatapku sambil menujuk perutnya sebelah kanan.
�Ya, aku punya tumor� kata Mia sambil tersenyum.
Ya Allah.... Mia harus dioperasi lagi dalam waktu dekat.
Bayangkan saja baru 2 bulan yang lalu dia operasi kista dan dia harus �berperang� dengan tumor yang ada di tubuhnya. Selintas pikiranku berkelana, aku teringat bunda-ku juga mempunya kista, tetapi alhamdulillah tidak sampai di operasi. Lalu ada juga teman baikku yang sudah mempunyai tiga anak, baru saja operasi kista, dan beberapa temanku lainnya yang mengalamni hal yang sama. �Oh... Mia�. Ia masih sangat muda 18 tahun umurnya.
Tiba-tiba aku merasa lemas setelah mendengar cerita dari Mia.
Aku hanya bisa merenung, jika apa yang terjadi dalam Mia itu terjadi denganku. Belum tentu aku merasa tegar, kuat, sepertinya. Aku yakin senyum Mia akan mengurangi beban-beban yang ada di dalam dirinya.
Senyuman.... senyuman...
Senyum tanda mesra
Senyum tanda sayang
Senyumlah sedekah yang paling murah
Senyum di waktu susah
Tanda ketabahan
Senyuman itu tanda keimanan
Senyumlah.... senyumlah....
Lagu dari Raihan ini membuatku lebih semangat tuk tersenyum kepada dunia.
Teruntuk Mia sayang, syafakillah.... and keep smiling
Puri Kusuma Dwi Putri
Bumi Allah nan permai, 11 November 2006
[ 0 komentar]
|
|
