|
Bagaimana Caranya Untuk Mendapatkan Istri Sholehah Uneq-Uneq - Friday, 08 February 2008
Kafemuslimah.com
Tanya:
Assalamu'alaikum Wr Wb. Mbak Ade, saya ingin ceritain hal saya pada mbak, mudah-mudahan uneg-uneg saya ini bisa dimuat dan saya bisa dapat apa yang saya inginkan. Saya seorang pria berumur 25 tahun dan sudah berkeinginan untuk menikah. Sebelumnya saya pernah 2 kali pacaran dan dalam masa tersebut pernah melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan dalam Islam walaupun perbuatan yang saya lakukan itu tidak terlalu kelewat batas. Saya berusaha untuk tidak pacaran lagi. Dan ingin menikah saja.
Saya sangat ingin mempunyai seorang istri yang Shaleha, taat dalam agama, dan bisa mendidik anak-anak, agar tidak menjadi seperti saya nantinya. Mbak, saya akui iman saya sangat lemah, mudah tergoda, tidak seperti mereka yang Shaleha, benar-benar meneguhkan hati mereka pada Allah SWT. Saya malu mendekati mereka, tetapi saya sangat ingin mempunyai seorang istri yang seperti mereka.
Pernah saya coba, hanya untuk berbicara saja sangat susah apalagi untuk bertanya lebih lanjut. Terkadang mereka menghindari diri dari saya dan saya memahami situasi mereka. Tapi kalau terus menerus begini kapan dapat ujungnya. Bahkan saya hampir berputus asa, Mbak, tolong saya, bagaimana saya bisa mendapatkan salah seorang dari mereka yang Shaleha. Apakah seorang wanita yang seperti Fathimah harus mendapatkan suami yang seperti Sayyidina �Ali?
Itu saja Mbak, sebelumnya makasih banyak buat Mbak.
Jawab:
Assalamu�alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Betul sekali ungkapan yang akhi utarakan bahwa seorang wanita yang sholehah, insya Allah akan mendapatkan seorang suami yang juga sholehah. Tapi, jika ada teman akhi yang mengatakan bahwa seorang wanita yang sholehah belum tentu juga akan mendapatkan seorang suami yang sholehah, itu juga saya betulkan. Selain kisah tentang Fathimah r.a, Al Quran menggambarkan juga kisah tentang Asiyah, seorang istri sholehah yang bersuamikan seorang raja lalim, Fir�aun. Asiyah, sudah dijamin masuk surga karena kesholehahannya, meski hingga dia meninggal dunia, suaminya tetap dalam keadaan kafir. Artinya, jika ingin mendapatkan seorang istri yang sholehah, boleh-boleh saja. Tapi, jika ternyata jodoh yang datang kemudian (dalam arti ada seorang wanita yang diberi kemudahan oleh Allah untuk senantiasa berjodoh dengan akhi) tidak terlalu sholehah, ya� jangan ditolak juga. Kita tidak pernah tahu dengan siapa kita berjodoh. BIsa jadi, sesuatu yang kita tidak sukai ternyata membawa banyak kebaikan bagi kita, dan sebaliknya, sesuatu yang kita sukai, ternyata membawa banyak keburukan bagi kita. Yang pasti, sebagai seorang laki-laki, akhilah yang kelak akan menjadi imam dalam keluarga akhi kelak. Akhi punya kewajiban untuk senantiasa menjauhkan seluruh anggota keluarga akhi dari segala godaan yang bisa menjerumuskan mereka untuk tercebur ke dalam api neraka. Sebagai seorang pemimpin dalam keluarga, kelak di akhirat, akhi pun akan dimintai pertanggungan jawab atas apa yang telah akhi lakukan dalam memimpin keluarga akhi.
Lalu, tanggapan saya tentang cara untuk mendapatkan istri yang sholehah seperti yang sering akhi lihat terdapat pada akhwat-akhwat. Hmm�.. jika memang ketika akhi dekati mereka malah menjauh, bisa jadi, ini karena pendekatan yang akhi lakukanlah yang salah. Para akhwat, biasanya, memiliki dua sifat yang melekat erat dalam diri mereka karena ketundukan mereka pada hukum Allah. Pertama, mereka malu jika didatangi oleh lawan jenis. Malu karena mereka sadar, bahwa jilbab yang mereka kenakan telah menempatkan mereka secara tidak langsung sebagai duta Islam. Islam adalah agama yang memerintahkan para pengikutnya untuk menjaga kehormatan diri. Kedua, mereka juga takut jika didatangi oleh lawan jenis. Yaitu takut akan timbulnya fitnah yang akan menimpa mereka di masa-masa mendatang yang secara otomatis akan menjauhkan mereka dari curahan cinta Allah. Untuk itu, cobalah akhi mengerti kondisi para akhwat tersebut.
Untuk itu, jika akhi memang ingin mendekati mereka, coba lakukan beberapa hal berikut ini. Pertama, cobalah ajak mereka bicara di tempat yang tidak sepi dan tidak terpencil. Tempat yang sepi dan terpencil itu lebih mudah mendatangkan fitnah.
Kedua, cobalah untuk berbicara tidak berdua saja dengan mereka. Ajak teman lain untuk menemani. Dua orang yang berlainan jenis bertemu itu, maka bisa jadi sosok yang ketiganya adalah syaithan. Artinya, jika berbicara berdua saja, bisa muncul ide-ide yang menyesatkan kalian berdua.
Ketiga, cobalah untuk tidak membicarakan sesuatu yang �amat tidak penting� yang justru bisa melalaikan kalian berdua.
Keempat, cobalah datangi �guru pengajian� mereka, atau datangi �sahabat� mereka, lalu utarakan keinginan akhi yang ingin memperistri salah satu dari mereka. Lalu, ikuti mekanisme cara kerja �perjodohan islami� yang terselenggara.
Bagaimana? Bersedia menjalankan hal-hal di atas?
By The Way, jangan pernah merasa cukup dengan bekal ilmu untuk menjadi seorang muslim yang taat dan calon pemimpin yang baik ya akhi. Insya Allah, keinginan kita akan dilebihkan oleh Allah jika kita terus memperkaya kapasitas kita sebagai seorang muslim.
Wassalamu�alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita
[ 0 komentar]
|
|