|
Jadikan Bulan Ramadhan sebagai Zona Bebas Aurat Ketat Jurnal Muslimah - Wednesday, 03 March 2004
Hmmmmmm … saya sempat mencerna agak lama arti dari kalimat itu.
Kalimat di salah satu selebaran tersebut sebagai satu rangkaian bentuk program bebas aurat terbuka di kampus kami. Beberapa organisasi Islam kampus baik yang intra ataupun yang ekstra sama² menempelkan kalimat anti maksiat dan anti pornografi di jalan² area kampus dengan kalimat yang berbeda tapi esensinya sama.
Kembali ke kalimat tadi.
Zona bebas aurat ketat. Hal ini tentu saja ditujukan khususnya kepada kaum hawa. Mode yang berkembang sekarang ini membuat kaum ‘lemah-lembut’ ini berlomba² mempertontonkan kecantikannya. Salah satunya adalah baju. Penggemar baju ketat alias press body atau baju ‘adek’ terlalu banyak bertebaran di dalam kampus saya. Tidak hanya yang belum berjilbab, yang sudah berjibab (pun) latah ikutan memakainya. Apa enaknya memakai baju² ketat ???
Yang selalu bikin hati saya miris (biasanya saya -afwan- langsung membuang pandangan), kalau melihat teman² yang berjilbab tapi bajunya masih tampak ‘kekecilan’, lengan terbuka bebas, bahkan ada yang dadanya sedikit terbuka … Astaghfirullah. Seakan² jilbab sekarang sudah bergeser pemaknaannya (dan apakah memang benar adanya ??). Terlalu dini mungkin untuk menyimpulkan demikian, tapi itulah yang berkembang di masyarakat kita.
….. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya (Qs. An Nuur: 31)
bukankah ayat ini diturunkan bukan untuk gaya model jilbab ??? lantas apa artinya berjilbab tapi aurat kita masih terbuka 'dengan manisnya’, baju kita masih terlihat ‘dengan seksinya’. Bisa² merontokkan hapalan Qur’an orang yang melihat ‘pemandangan bebas’ itu. Kasihan juga kepada kaum adam yang setiap hari dan setiap waktu disuguhi ‘jamuan gratis’ seperti itu di kampus juga dijalan². Bisa² sakit mata nantinya.
“pake jilbab, tapi kok bajunya ketat sih mana seksi lagi”
waahhhhh ….. Jangan salah sodara. Ini yang ngomong bukan sesama akhwat. Tapi teman saya di kampus yang berjenis laki² dan mereka adalah orang umum. Padahal jika dipikir, yang laki² saja memandang ‘tontonan’ itu sudah merasa risih apalagi kita yang sama² perempuannya. Saya hanya mesem² kecut waktu dengar ‘protes’ teman saya itu. sungguh. Saya tidak tahu apa niatan mereka ‘berhijrahÂ’. Hanya Allah sajalah yang tahu.
“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya bagi setiap orang mendapatkan apa yang ia niatkan ” (HR. Bukhari-Muslim)
Ironis rasanya. Baju taqwa yang kita kenakan ternyata disalahgunakan oleh mereka yang masih belum paham akan esensi jilbab itu sendiri.
Berjilbab tapi kok masih pacaran …. Berjilbab tapi kok masih suka becanda bebas dengan teman² cowok … berjilbab tapi kok bajunya kayak kekurangan kain … berjilbab tapi kok auratnya masih ada yang terlihat … berjilbab tapi kok ….. dan berpuluh pertanyaan lain yang dilontarkan oleh teman² saya di kampus saat kami menunggu pergantian mata kuliah dan duduk² menghadap jalan. Saya yang saat itu lagi baca majalah media Islam terpaksa menghentikan aktivitas membaca sejenak.
“kasihan orang berjilbab kayak kamu ya phiet, ntar dikira kelakuannya sama dengan mereka yang kayak gitu. Tapi bagiku, kamu dan teman²mu tetap berbeda. Believe me, ok”, kata salah satu teman saya sekelas yang hanif. Saya hanya tersenyum. Kamipun akhirnya berdiskusi seru sampai dosen masuk ke kelas.
Lagipula bukankah bulan Ramadhan adalah momentum yang paling baik untuk mengingatkan kekhilafan saudara² dan juga diri kita sendiri. Akan lebih baik lagi jika kebebasan aurat terbuka dan ketat itu tidak hanya di bulan suci yang penuh dengan keberkahan. Tapi terus dan terus ada di bulan² selanjutnya. Tentunya juga berdasarkan pemahaman yang baik tentang kewajiban menutup aurat. Sehingga tidak ada lagi jilbab sebagai trend atau mode yang akan habis masanya. Tetapi yang ada hanyalah jilbab sebagai pakaian taqwa yang bernilai dan kekal. Tugas kita sebagai du’at tetap memberikan pemahaman melalui pendekatan fardiyah dengan bekal sabar dan konsisten. Melihat pemandangan para muslimah mengenakan pakaian taqwa mereka dimana aurat tertutup dengan sempurna, alangkah indahnya bukan ?
Wallahu’alam bishowab
(Malang … medio Ramadhan menjelang 10 hari pertama …. Berharap semoga tetap diberi keIstiqomahan)
muth_mlg [ 0 komentar]
|
|