[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Duda yang Bingung Memlilih Calon Istri
Uneq-Uneq - Tuesday, 27 May 2008

Tanya: Assalamualaikum wr wb

Mbak ade, mudah2an mbak selalu dalam lindunganNya, amien Mbak saya mau menyampaikan unek2 saya yang menyebabkan saya sampai sekarang masih ragu untuk melaksanakan pernikahan.

Saya duda umur 37 tahun, dengan 3 anak, yang paling besar perempuan umur 11 tahun dan yang paling kecil laki2 umur 4 tahun. yang saya rasakan keluarga saya adalah keluarga yang sangat bahagia, karena saya merasa saya mempunyai isteri yang sholehah, cantik baik lahirnya maupun batinnya. Bahkan selama pernikahan, kami satu kalipun belum pernah bertengkar. Jadi kadang isteri saya bilang, mas kita bertengkar yuk, candanya, karena memang keluarga kami adem ayem, krn memang kami saling bisa membahagiakan pasangan, dan menerima apa adanya.

Ujian Alloh datang pada bulan September 2006, pd waktu itu saya dan keluarga tinggal di ampung karena memang saya bekerja di sebuah dep.yg mengharuskan selalu pindah2 ( mutasi ). Isteri merasa badannya lemas, dan panas, terus saya antar periksa ke dokter, Setelah iperiksa darahnya HBnya ternyata rendah cuman 7, dan oleh dokter diperbolehkan pulang namun kalau
sampai 2 hari tidak ada perubahan harus balik lagi dan harus transfusi darah. dan ternyata setelah 2 hari tidak ada perubahan dan setelah di periksa darahnya lagi HBnya malah drop menjadi 5, akhirnya isteri di opname. Untung teman2 kantor sudah seperti saudara sendiri, karena memang merasa sama2 di perantauan. Jadi ibu2nya bergantian jagain isteri saya

Setelah opname kondisi isteri saya membaik, tapi sama dokter disarankan supaya diperiksa di RSCM, karena ada yang tidak beres dengan produksi darahnya. Akhirnya isteri saya antar ke jakarta di RSCM, dan ibu yg di Jakarta akhirnya ke lampung menunggui cucu2nya.

Akhirnya di ketahui ternyata ada kelainan darah pada isteri saya, dan akhirnya isteri mesti di opname di RSCM. Karena isteri memang orang Jakarta, akhi rnya semua di urus oleh Bapak, dan saya kembali ke Lampung untuk bekerja dan menjagai 2 anak saya karena mereka masih sekolah semua.

Dan itulah saat2 paling berat pada bulan ramadhan tidak ada isteri. Di akhir bulan oktober saya dapat SK di mutasikan dari Lampung ke Medan. Pada waktu itu isteri sudah istirahat dirumah di Jakarta, Karena kondisinya sudah baik. setelah lebaran isteri dan saya berangkat ke Lampung untuk perpisahan, pamit sama tetangga dan mengurus kepindahan sekolah anak2 karena saya di
alihtugaskan. sedang anak2 di tinggal di Jakarta. Selama 1 minggu semua urusan sudah beres dan semua peralatan dapur, baju2, kami paketkan ke Medan ditempat yang baru.

Mbak Ade, dari kami berangkat ke Lampung dan seminggu di Lampung kami seperti temanten baru yang tidak mau pisah sama sekali. Kata teman2 juga tetangga, katanya ibu ini setelah sakit kok malah cantik banget, tidak kelihatan kalau habis sakit. Seperti yang saya ceritakan di atas saya sangat bahagia dan bangga punya isteri yang sholehah (oh ya mbak, isteri waktu di Lampung juga ikut kegiatan pengajian ( liqo)).

Mbak, saya akhirnya di panggil ke Medan untuk dilantik, setelah pelantikan saya kerja ditempat yang baru dan setiap haripun saya selalu telp isteri, terus terang saya sangat mencintai isteri saya mbak.dan setelah dua minggu di Medan saya dipanggil rapat ke Jakarta. Hal ini membuat aku senang sekali karena sudah 2 minggu tidak ketemu isteri dan anak2. Hal ini saya beritahukan ke isteri dan saya tanya, isteri apa sekalian aku belikan tiket pesawat ke Medan untuk melihat rumah dinas yang baru. Isteri jawab gak usah dulu nanti kalau sudah di Jakarta gampang cari tiketnya.

Sebelum berangkat saya telp isteri lagi, supaya ke Bandara nemenin mas saya yang ingin menjemput saya sekaligus nungguin mas saya yang mau ke Solo yang kebetulan dititipin oleh2
dari Medan. Di jawab oleh isteri kalau badannya lagi tidak enak. akhirnya benar setelah sampai di rumah saya melihat isteri kondisinya pucat.

Memang Senin rencana kontrol ke RSCM, karena saya mau ke Jakarta isteri menunggu saya untuk di antar ke rumah sakit, karena malam itu badannya panas maka isteri saya ajak ke dokter dekat rumah,

Mbak Ade, selama di jalan naik motor, isteri saya memeluk erat banget, kayak gak mau jauh dari saya. Setelah periksa dokter isteri mengajak cari makan, dan selama pesan makan jemari tangannya tidak pernah lepas dari genggaman saya.

Ke esokan harinya, hari minggu di rumah ada acara arisan keluarga dan setelah arisan selesai isteri mau berdiri sempoyongan. Akhirnya waktu itu juga langsung saya dan bapak bawa isteri ke RSCM. Setelah sampai RSCM langsung masuk UGD dan tidak tahu kenapa di UGD waktu itu yang ada koas2, dan jarak 2 jam setelah di rumah sakit isteri tidak sadarkan diri, dan akhirnya senin pagi sekitar jam 5 isteri saya dipanggil oleh Alloh SWT, dipelukan saya sambil saya tuntun talkin.

Mbak, setelah isteri meninggal keluarga almarhumah isteri dan keluarga saya menghendaki supaya saya menikah dengan adik dari almh.isteri saya, tapi adik ini tidak mau karena sudah mempunyai pilihan. dan akhirnya mungkin karena ibu ini berat memikirkan cucu2nya siapa nanti yang mengurus, akhirnya sakit juga, dan sebelum meninggal menurut bapak mertua
saya, adik ini dipanggil ibu supaya mau mengeruskan merawat ponakan2nya. dan disanggupi mau. Akhirnya ibupun dipanggil Alloh SWT.

Mbak dengan berjalannya waktu sekitar 1,5 tahun setelah isteri meninggal, saya memang intensif deketin adik ini, dengan menelepon karena saya di Medan dan adik serta anak2 saya masih di Jakarta ikut kakeknya. Akhirnya adik ini menetapkan tanggal dan bulan pernikahan. Tapi terus terang mbak, adik ini menerima saya karena terpaksa karena amanah ibunya dan tekanan Bapaknya. dan sering cerita sama teman2nya kalau ini terpaksa dan nanti setelah nikah akan minta cerai,

Mbak puncaknya, ketika saya liburan saya ambil anak2 dan saya ajak adik ini ke Solo ( saya asli Solo) supaya bisa menemani ponakan2nya juga, eh malah sebelum saya datang sudah pergi duluan sama teman2nya ke Cirebon, tidak seperti yang di omongkan semula yang katanya mau ke Bandung, padahal saya bisa ke Jakarta cuman 2 bulan sekali yaitu kalau ada tanggal merah.

Setelah dari Solo, saya antar anak2 ke Jakarta lagi di tempat kakeknya, dan sehabis sholat, di depan Bapak, pakdenya, saya tanya ke adik apa benar apa yang di sampaikan teman2nya itu? Di jawabnya. Dia tidak bisa menjalani ini semua, karena dulu kakak2nya boleh menentukan
pilihannya sendiri. kenapa dia tidak diperbolehkan menentukan pilihannya sendiri. akhirnya saya juga bicara, kalau memang terpaksa tidak usah diteruskan. Karena terus terang mbak ade, saya menikah dalam rangka ittiba nabi untuk ibadah, dan memelihara kemaluan saya. Itu prinsip saya., dan jangan sampai saya membuat adik saya merasa tertekan dan terpaksa, karena saya juga maunya kalau mau menerima saya dan anak2 ya harus bisa menerima dengan ikhlas.

Mbak Ade, setelah penolakan adik itu, saya di kenalkan sama seseorang melalui chatting, dengan seseorang yang tinggal di Jakarta. Selama komunikasi saya merasa wanita ini sangat dewasa dan saya ceritakan keadaan saya apa adanya, termasuk kondisi anak saya yang no.2 yang kayaknya ada gejala autis. Wanita ini akan menerima kalau memang Alloh menjodohkan saya dengan dia, dan dia beranggapan dengan memelihara anak yatim merupakan ladang amal. Wanita inipun juga bercerita pernah menikah di tahun 1995 namun pernikahannya hanya
berlangsung 2 bulan karena suaminya tidak bertanggungjawab dan meninggalkan begitu saja dan tidak tahu kemana perginya.

Mbak Ade, hal ini saya sampaikan juga ke keluarga, kalau saya ada kenalan walaupun baru satu kali ketemu di bandara sekitar 10 menit, tapi sudah sering komunikasi dan saya kagum dengan kedewasaan berfikirnya, dan juga berjilbab. Oleh keluarga saya, mereka kayaknya tidak setuju
dengan pilihan saya, karena wanita ini pernah menikah kenapa hanya berumur 2 bulan dan merawat anak yang sekarang sudah SMP, kalau di hitung kalau pernikahannya tahun 1995 wajar anaknya sudah SMP. Tapi mbak ade saya pun akan selalu berpikiran positif hal inipun aku tanyakan melalui telepon ke wanita ini, dan di jawab sungguh anak itu anak adiknya
yang ditinggal ibunya dan dah dia rawat semenjak bayi.

Mbak ade, 1 bulan yang lalu teman kuliah saya telp ke saya mau dikenalkan dengan adik angkatan kuliah yang sampai sekarang belum juga menikah. Saya memang kenal dengan adik angk.ini tapi sudah 14 tahun saya tidak pernah ketemu, dan akhirnya sayapun telp dan selama
komunikasi, saya memang bicara menjurus ke pernikahan karena saya memang tidak mau pacaran. akhirnya kamipun sepakat tgl.merah minggu depan ketemu dan setelah ketemu langsung lamaran.

Mbak Ade, setelah ketemu, hati saya pun tidak ada getaran2 sama sekali, tapi saya sudah mengatakannya mau melamar. dan hal inipun juga disampaikan ke keluarga saya. dan akhirnya di depan kakak saya dia di kasih tahu keluarga saya menghendaki dia nanti berjilbab dan mengenai keadaan anak2 saya juga disampaikan. Hal inipun dia bisa menerima saya apa adanya. Akhirnya keluarga kamipun melamarnya, walaupun saya juga sampaikan ke keluarga kalau saya sampai saat ini belum ada perasaan apa apa sama dia. Keluarga saya bilangin saya, insyaalloh kalau kita niat ibadah nanti perasaan senang atau mawaddah akan datang
setelah pernikahan.

Mbak Ade, hari pernikahan saya sudah dekat, tapi keraguan saya masih saja ada terus, dan hati saya cenderung ke teman chatting saya, bahkan kalau tidak mendengar suaranya 1 hari saja saya sudah kangen.

Mbak selama ini saya juga sudah sholat istiqarah, tapi petunjuk dari mimpi belum ada, namun saya juga berfikir, mungkin yang saya lamar ini yang Alloh kasih menjadi jodoh saya. Saya memang pernah mimpi adik ipar saya, minta maaf dan mau kembali, tapi terus terang saya masih teringat keputusan dia yang beberapa kali menolak dan bahkan cincin yang pernah saya kasih waktu mengkhitbah dia, dia kembalikan ke saya, dan sampai sekarangpun tidak ada tanda2 kalau memang adik ini mau menerima saya.

Mbak ade, bab lamaran dan mau menikah ini juga saya beritahukan kepada Bp mertua saya juga ke adik ipar saya.

Mbak, saya jadi bingung bagaimana ini,
1. menikah dengan wanita yang saya tidak ada perasaan apa2, tp dengan harapan mawaddah nanti timbul setelah pernikahan.
2. membatalkan pernikahan saya dengan yang sudah saya khitbah, yang jelas kalau ini saya lakukan saya dapat murka dari keluarga besar saya, dan menikah dengan teman chatting yang terus terang saya ada getaran2, tp keluarga tidak setuju.
3. kembali menanyakan ke adik ipar apakah sudah bahagia dengan pilihannya, dan
kalau bisa kembali saya bina lagi dan dia bisa memenuhi amanat ibu sebelum meninggal.

Mbak, saya kepingin bulan depan itu sudah menikah, supaya anak2 bisa kumpul lagi dengan saya, dan bisa membentuk keluarga lagi yang sakinah, mawaddah wa rohmah, dan terus terang mbak saya laki2 normal yang pingin mendapatkan sesuatu yang halal, karena kalau kebutuhan
syahwat saya sudah memuncak kadang melakukan onani. Saya takut dosa mbak. jadi saya juga tidak mau pacaran mbak. Dengan orang yang saya lamar ketemu baru sekali, dengan teman chatting ketemu 2 kali walaupun setiap ketemu tidak lebih dari 10 menit.

Bagaimana ini mbak ? Atas pemberian solusi dari mbak ade saya ucapkan terima kasih,
mudah2an kita selalu dalam lindunganNya mbak ya, dan mudah2an kita sadar kehidupan di dunia ini hanya sebentar, dan menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal nantinya.

Wassalamualaikum wr wb

Dari duda yang jauh dari anak2nya.

Medan, 23 Mei 2008

Jawab:

Wa�alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Uneg-unegnya panjang juga ya alhamdulillah. Lengkap ceritanya. Saya bisa dapat gambaran sedikit, seperti apa anda dan keadaan anda.

Subhanallah, rasa cinta dan kekaguman anda kepada almarhumah istri sungguh besar dan mendalam. Sebelumnya, meski sudah lewat, saya ucapkan ikut duka cita atas kepergian istri yang menghadap Ilahi Robbi.

Rasa cinta dan kekaguman anda pada almarhumah istri yang besar dan dalam, terpancar dari pergaulan anda dan almarhumah istri keseharian. Itu sebabnya kalian merasa seperti menjadi sepasang kekasih yang senantiasa mesra dan harmonis. Bahkan, aura cinta ini, bukan cuma anda yang merasakannya, tapi, keluarga kalian pun juga merasakan hal yang sama. Baik dari keluarga anda maupun keluarga istri anda. Bahkan juga teman-teman anda. Keharmonisan dan cinta kalian terpancar dan bisa dirasakan oleh banyak orang. Hal inilah yang menurut saya, memberi point tersendiri bagi ibu mertua anda. Setiap ibu, tentu menginginkan memiliki menantu yang baik dan mencintai serta memperlakukan anaknya dengan baik pula. Hal ini karena seorang ibu tahu, bahwa pada menantunya ini, dia bukan hanya menitipkan anaknya saja, tapi juga seluruh keturunannya. Anak dan kelak insya Allah cucu-cucunya juga. Dari tangan yang amanah, akan bermunculanlah generasi yang amanah pula. Itu sebabnya, ketika ternyata anaknya pergi menghadap Ilahi Robbi lebih dahulu dari dirinya, ibu mertua menjadi demikian masygul. Ada banyak yang menjadi buah pikirannya. Siapa yang akan merawat cucu-cucunya kelak? Apakah jika (bekas) menantunya itu menikah lagi, istrinya yang baru akan dapat merawat cucu-cucunya seperti ketika anak dan menantunya masih bersama dahulu? Apakah istri baru (bekas) menantunya kelak membolehkan dia (sebagai nenek) mengunjungi cucu-cucunya kelak? Bagaimana jika ternyata setelah membentuk keluarga baru, (bekas) menantunya ini melupakan dia yang masih punya hak sebagai nenek dan menjauhkan dia dengan cucu-cucunya? Kekhawatiran ini bisa jadi menimbulkan sebuah gagasan yang dalam pikiran almarhumah ibu mertua anda; yaitu mewasiatkan pada anak perempuannya yang lain, yakni adik istri anda dan anda untuk melakukan pernikahan turun ranjang (menikah dengan adik perempuan almarhumah istri anda). Hal yang memang diperbolehkan dalam Islam, dengan satu catatan, harus dalam keadaan tidak memadukan dua sekaligus serta harus dengan persetujuan anak gadis yang akan dinikahi tersebut (tidak perlu saya jelaskan mungkin disini bunyi hadits yang menceritakan tentang perlunya izin tersebut. Anda lebih tahu dari saya).

Berwasiat memang dibolehkan dan jika bisa dilaksanakan dengan ikhlas tentu akan berdampak baik. Tapi, jangan berwasiat dengan sesuatu yang bertentangan dengan tuntunan Islam (yakni sesuai dengan Al Quran dan Hadits). Jika sebuah wasiat isinya bertentangan dengan tuntunan Islam, maka wasiat itu harus dibatalkan dan ahli waris tidak punya kewajiban untuk memenuhinya, bahkan wajib untuk meluruskan isi wasiat tersebut, dikembalikan agar isinya sesuai dengan tuntunan agama Islam. Tindakan demikian, juga berfungsi untuk menghindarkan pemberi wasiat dari perbuatan zalim yang telah (tanpa sengaja) dilakukannya. Dalam hal ini, wasiat almarhumah ibu mertua menjadi batil. Anda tidak lagi punya kewajiban untuk melaksanakannya. Jadi, stop dulu usaha mendekati adik perempuan istri anda. Dia tidak menyukai anda karena mungkin alasan-alasan pribadi yang tidak anda ketahui. Perkara pernah bermimpi adik datang dan meminta maaf setelah shalat istikharah, itu hanya bunga tidur. Bisa jadi, bunga tidur yang berkembang karena rasa ego dalam diri anda yang muncul sebagai pertahanan diri karena merasa kecewa akibat penolakannya.

Tidak semua mimpi bisa diartikan sebagai jawaban dari Allah untuk doa-doa istikharah yang kita panjatkan. Ada banyak penelitian yang menuliskan bahwa mimpi itu sebagian lahir karena pengaruh suasana batin yang sedang kita alami. Seperti mimpi dikejar-kejar karena di kehidupan nyata dia punya hutang misalnya. Atau mimpi jatuh ke dalam jurang karena di kehidupan nyatanya lagi banyak pikiran. Ada juga mimpi yang yang lahir karena sebuah keinginan yang belum tercapai padahal dia ingin keinginan itu terwujud. Saya tidak memungkiri, bahwa memang ada mimpi yang merupakan petunjuk Allah bagi hamba-Nya yang terpilih. Tapi, mungkin ada baiknya kita tidak mengutak-atik wilayah gaib ini. Jika ilmunya tidak ada, maka Syaithan akan mempergunakkan lahan mimpi ini untuk memperdaya kita. Itu sebabnya saya tidak begitu setuju untuk mengatakan bahwa Allah akan memberi jawaban atas doa istikharah yang kita panjatkan lewat mimpi. Saya lebih cenderung melihat jawaban Allah dari doa-doa istikharah yang kita panjatkan itu adalah berupa kemudahan kita untuk memperoleh sesuatu dan kemudahan kita untuk menghindari sesuatu yang lain. Bukankah segala sesuatu itu terjadi atas kehendak Allah? Baik kejadian itu menyenangkan ataupun tidak menyenangkan kita. Baik sesuatu itu yang kita kehendaki atau yang tidak kita kehendaki.

Dengan demikian, coba anda lihat dan simak dengan pikiran yang tenang, adil (lepaskan dahulu semua hasrat dan segala kecenderungan) serta penuh keikhlasan, ke arah mana kemudahan jalan dibuka oleh Allah untuk semua pilihan yang anda miliki saat ini?

Pada dasarnya, pernikahan yang dilakukan oleh seorang laki-laki yang masih bujangan, punya istri dan duda memiliki perbedaan sendiri-sendiri. Betul seperti yang anda katakan, niatnya adalah untuk mewujudkan sunnah Rasul dan menghindari zina serta menjaga kemaluan. Tapi, pertimbangan untuk melakukannya ada timbangan pemiikirannya sendiri-sendiri. Jika masih bujang, selain memikirkan kecocokan dengan diri sendiri juga kecocokan dengan keluarga. Untuk pria yang beristri, tambah lagi satu, cari yang cocok dengan istri sebelumnya. Untuk duda dengan anak seperti anda, ada satu lagi yang harus dipikirkan, yaitu kecocokan calon dengan anak-anak anda.

Anak-anak anda adalah manusia-manusia baru yang harus anda persiapkan agar menjadi manusia yang berguna kelak. Karena tujuan inilah maka Allah mengamanahi anda keberadaan mereka seperti sekarang. Untuk dapat menghasilkan manusia yang insya Allah berguna bagi masyarakat dan kejayaan agama Islam di muka bumi ini, peranan orang tua menjadi amat penting. Ini karena orang tua adalah tempat peletakan batu pertama arah pembangunan yang direncanakan bagi mereka (loh, kok bahasa saya jadi kayak bahasa orang departemen nih? Hehehe). Inilah yang barangkali menjadi pertimbangan keberatan keluarga anda untuk menerima wanita yang anda kenal di chatting internet tersebut sebagai �ibu sambung� bagi anak-anak anda.

Ya, saya tidak bisa menyalahkan keluarga anda yang merasa curiga dengan status perkawinannya dahulu yang hanya berumur 2 (dua ) bulan saja. Saya juga bisa mengerti mengapa anda tidak mempermasalahkan hal tersebut. Saat ini, saya bisa merasakan anda sedang jatuh cinta lagi pada wanita chatting tersebut. Terlebih gaya komunikasinya yang dewasa.

Akhi yang dirahmati Allah SWT
Masih ingat tidak akhi bagaimana rasanya menjadi temanten baru dahulu? Segalanya menjadi terasa indah dan menyenangkan bukan? Perasaan ini kembali anda rasakan ketika di pekan terakhir anda di Lampung bersama almarhumah istri anda dahulu. Allah menghadirkan kembali perasaan nikmatnya menjadi temanten baru meski hanya seminggu menjelang kepergian istri akhi untuk selamanya. Alhamdulillahirobbil�alamin.

Kalau diingat-ingat, suasana temanten baru yang dimiliki oleh hampir seluruh pasangan yang baru menikah ini, bertahan hingga 3 � 6 bulan setelah pasangan menikah. Ada juga yang bertahan hingga satu tahun. Setiap hari, muncul perasaan rindu untuk segera pulang ke rumah dan bertemu dengan kekasih, memadukan cinta dan bersenda gurau. Berada di dekatnya merupakan sebuah kenikmatan tiada tara dan berjauhan dengannya menjadi merasa tidak lengkap.

Nah, pernah tidak terbetik di logika akhi, mengapa baru 2 (dua) bulan menikah, suami wanita teman chatting anda itu pergi meninggalkan istrinya dan tidak ada kabar berita lagi untuk seterusnya? Apakah suaminya itu pernah menjatuhkan talak atau kabur begitu saja? Menurut saya ini aneh dan amat sangat mencurigakan. Ada apa? Apa yang terjadi dengan perkawinan yang baru berusia 2 (dua) bulan tersebut? Seharusnya, jika pasangan ini normal, suasana temanten baru masih amat kental mereka alami, tapi yang terjadi kenapa malah sebuah perpisahan yang amat misterius? Bagi saya, inilah dasar keluarga besar anda menolak keberadaan wanita teman chatting anda tersebut. Masa lalunya penuh misteri. Belum lagi keberadaan anak adiknya yang dia asuh sejak bayi. Memangnya adiknya kemana sehingga anaknya harus dia yang mengasuh sejak bayi?

Tapi, mungkin semua hal-hal ini tidak hadir dalam kepala anda karena anda sedang jatuh cinta. Jatuh cinta memang akan membuat warna gelap menjadi cerah; yang jelek jadi tampak bagus dan yang biasa-biasa saja menjadi terasa amat menyenangkan. Itu sebabnya, cobalah untuk berpuasa dan perbanyak zikrullah di malam hari. Isi waktu kosong dengan terus mendekatkan diri pada Allah. Tujuannya untuk menetralkan kembali hati anda. Setelah itu, dirikan shalat istikharah kembali. Jangan pernah mendirikan shalat istikharah dengan sebuah kecenderungan di hati terlebih dahulu. Karena apapun jawaban Allah kelak, logika kita akan terus bergerak menggeliat untuk memenangkan kecenderungan yang telah lebih dahulu bercokol di hati.

Ingin cepat-cepat menikah (disamping karena alasan sudah hampir 2 tahun terpisah dengan anak-anak) adalah sebuah keinginan yang bisa saya pahami saat ini. Tapi, kalau bisa, jangan sampai cepat sekali menghasilkan sebuah keputusan. Sesungguhnya, syariat Islam itu adalah sebuah syariat yang melihat pada kenyataan. Bukan bersandar pada mimpi atau angan-angan. Lakukanlah dahulu sebuah pengamatan dan pertimbangan sebelum memberikan sebuah janji atau menjatuhkan sebuah keputusan.

Semoga tulisan saya ini bisa membantu anda.
Wassalamu�alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita


[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved