[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Pacar Tidak mau Menikahi Saya
Uneq-Uneq - Sunday, 22 June 2008

Tanya:

assalamualaikun wr.wb

dear mba ade........saya mau tanya tentang masalah yang berat banget niy. Begini mba' , saya Qizty 27 tahun. Saya pacaran long distance dan telah melakukan hubungan diluar nikah. Saya menyesal banget dan ingin bertobat. Tapi saya juga bingung karena pacar saya sepertinya enggan bertanggung jawab meskipun saya tidak hamil tapi saya menuntut dia agar menikahi saya. Tolong mba Ade apa yang harus saya lakukan.

Saya tunggu jawabannya terima kasih banyak ya

Jawab:

Wa�alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Hm. Terus terang, saya marah sekali dengan kebodohan Ukhti Qizty. Kenapa sih sampai melakukan hubungan di luar nikah? Padahal jika dilihat dari umur, ukhti Qitzi sudah cukup dewasa (malah sudah amat dewasa). Lalu dilihat dari kondisi yang sampai tidak hamil, artinya ukhti Qizty sudah amat memahami bagaimana mencegah agar tidak sampai hamil.

---- maaf kalimat sebelumnya di paragraf ini telah saya hilangkan------


Jika pacaran sudah terlalu lama (sebenarnya saya sendiri tidak begitu suka dengan budaya pacaran yang menjurus ke melakukan perbuatan zina, baik besar maupun kecil tapi judulnya tetap saja pacaran dan zina), bagi semua wanita harap diingat, jangan memperbesar porsi cintamu kepada pacar jika tidak ada gerakan untuk membuat hubungan itu menjadi serius. Tanda-tanda hubungan itu dibawa ke jenjang yang lebih serius adalah, ada perkenalan dengan keluarga dari kedua belah pihak dan ada reaksi bahwa kamu diterima dengan keluarganya dan ada prediksi kapan kamu akan dinikahinya. Jika tidak ada tanda-tanda hubungan itu dibawa ke jenjang yang lebih serius, lebih baik mulailah berpikir untuk mencari pengganti si dia, yang lebih baik akhlaknya, yang lebih baik masa depannya dan juga yang lebih menginginkan untuk maju ke hubungan yang lebih serius. Sebuah HTMD (hubungan tanpa masa depan) sudah bisa dipastikan adalah trik halus dari seorang lelaki buaya darat yang hanya ingin mereguk kenikmatan dari kalian. Tipe lelaki yang menjalankan HTMD adalah tipe lelaki tidak bertanggung jawab.

Sudah umum diketahui bahwa mahkota seorang wanita adalah kesuciannya. Seorang wanita boleh saja cantik luar biasa, atau pintarnya bukan alang kepalang, atau kaya raya hingga berkelimpahan. Tapi, jika dia bukan lagi wanita yang bisa menjaga kesuciannya, maka semua yang dia miliki itu tidak lagi berguna.

Mengapa kesucian seorang wanita begitu penting bagi budaya masyarakat kita (dan adat ketimuran pada umumnya)? Karena wanita adalah penerus keturunan. Dari rahimnya kelak akan lahir manusia-manusia baru di muka bumi ini yang akan meneruskan garis keturunan keluarganya, mengibarkan nama baik keluarganya dan menaikkan kedudukan keluarganya di tengah masyarakat. Keturunan yang baik dan mulia hanya akan lahir dari seorang wanita yang baik dan mulia. Itu sebabnya wanita ditempatkan oleh masyarakat sebagai sesuatu yang mulia dan harus dijaga kemuliaannya tersebut. Berbeda dengan masyarakat barat yang bersifat individualis dan materialistis. Di barat mereka tidak memandang perlu kemuliaan seseorang karena seseorang itu dinilai dari harta bendanya, dari fisiknya dan juga apa yang dia miliki. Tidak pernah ditilik atau dipermasalahkan bagaimanakah caranya seseorang itu memperoleh kecantikannya; tidak pernah diperdebatkan bagaimanakah caranya mereka mendapatkan kekayaannya tersebut. Inilah dampak dari gaya hidup yang memandang diri dan dunia semata. Akibatnya mereka habis-habisan untuk menaikkan status individual mereka tanpa pemikiran boleh atau tidak; haram atau tidak. Semuanya boleh dan semuanya halal. Dalam hal ini, karena mereka tidak mengerti bahwa akan ada alam akherat. Yaitu alam dimana semua perbuatan di atas muka bumi ini harus dipertanggung-jawabkan. Dengan situasi seperti sekarang inilah maka kedudukan seorang wanita di tengah masyarakat baratpun lalu dilihat dari fisiknya saja. Tidak masalah bagaimana kelakuan atau akhlaknya. Pada akhirnya, kehidupan seks bebas bukan lagi menjadi sebuah masalah di barat sana. Hal yang amat sangat berbeda dengan kondisi masyarakat timur.

Meski demikian (meski sudah begitu bebasnya kehidupan seks di masyarakat barat sana), tapi fitrah bahwa seorang wanita mulia adalah wanita yang bisa menjaga kesuciannya tetap hidup meski tidak disadari oleh masyarakat barat sana. Ini bisa terlihat dari ditolaknya sebuah perselingkuhan dan dipandang hinanya seorang wanita pelacur (bedanya wanita pelacur dengan wanita biasa disana adalah; wanita pelacur memberikan pelayanan seks karena uang sedangkan wanita biasa memberikan pelayanan seks karena cinta/sukarela. Karena tujuannya uang maka predikat dia tidak lagi muliapun dikenakan pada wanita pelacur). Meski sudah menganut paham seks bebas; jika seorang wanita berselingkuh dengan pria lain di luar pria yang sudah berkomitment dengannya maka wanita itu tidak lagi dipandang mulia. Setidaknya oleh pasangan dan lingkungan sekitar pertemanan mereka.

Dengan demikian, kita sama-sama sepakat bahwa pada fitrahnya, seorang wanita yang mulia itu adalah wanita yang bisa menjaga kesuciannya. Bahkan, di depan Allah, dia sudah menjadi makhluk yang paling hina. Itu sebabnya ada larangan bagi semua orang beriman untuk menikahi wanita pezina, kecuali jika wanita pezina tersebut sudah melakukan taubat.

�Dan wanita yang berzina tidak boleh dinikahi, melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musryik. Dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang beriman.� (An Nuur: 3)

Kecuali jika dia bertaubat. Jangan lupa dengan pernyataan Allah yang diletakkah di bagian akhir peringatan Allah ini. Artinya, jika seorang wanita mau bertaubat maka derajat hinanya akan ditinggikan oleh Allah, semua kesalahannya akan dimaafkan oleh Allah. Dan memang hanya Allah jualah yang bisa melakukan dua hal ini. Dan janji Allah bersifat pasti.

Saya senang mendengar niat ukhti untuk bertaubat. Sayangnya, ukhti agak sedikit salah mengartikan kata taubat. Betul sekali taubat memiliki persamaan dengan mengakhiri sebuah perbuatan yang sesat (berdosa). Tapi, sesungguhnya, taubat itu memiliki pengertian yang lebih luas dan lebih dalam lagi dari hanya sekedar mengakhiri perbuatan sesat (berdosa). Ada kelanjutan yang harus dilakukan setelah seseorang bertaubat. Yaitu, berusaha keras agar tidak kembali melakukan perbuatan berdosa/sesat lalu terus berbuat baik dan terus berusaha mendekatkan diri pada Allah SWT.

Ada banyak cara untuk melakukan dua hal yang saya sebut di atas. Salah satunya, yaitu dengan meng-hijrahkan diri sendiri agar menjauhi lokasi dan situasi yang bisa mendorong ke arah terjadinya kembali perbuatan dosa/sesat. Bergaul dengan orang-orang shaleh, rajin menjalankan shalat (baik yang wajib maupun yang sunnah), membaca Al Quran dan rajin mengingat Allah.

Apa yang dilakukan oleh ukhti Qitzi, yaitu meminta pacar segera mengawini ukhti, adalah sebuah perbuatan bodoh. Pacar ukhti adalah laki-laki yang tidak bertanggung-jawab (ini bisa terlihat dari jawabannya yang menolak untuk menghalalkan hubungan); jika ukhti Qitzi ingin bertaubat dan ingin memulai hidup mulia sebagai seorang muslimah, laki-laki tidak bertanggung-jawab ini tidak layak untuk dijadikan seorang suami. Coba bayangkan jika sudah menikah dan punya anak dia dengan entengnya melakukan zina perselingkuhan di luar rumah? Perkara dosa, itu sudah pasti, tapi berapa penyakit yang akan dia bawa pulang sebagai oleh-oleh untuk istri dan anaknya di rumah?

Jadi, menurut saya; jika ukhti Qitzi memang ingin bertaubat maka mulailah hidup barumu dengan Islam yang kaffah dan ber-hijrahlah ke lingkungan Islami yang lebih baik. Tinggalkan laki-laki hina itu. Kecuali jika dia sudah bertaubat. Ya. Kecuali jika dia sudah bertaubat.

Allah akan membuka pintu kemaafannya untuk mereka yang bertaubat. Allah juga akan menaikkan derajat mereka yang hijrah setelah melakukan taubat, lalu mengiringinya dengan perbuatan mulia dan baik. Itulah janji Allah. Dan janji Allah bersifat pasti.

�Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihan di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.� (Al Baqarah: 218)

�Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.� (Al A�raf: 56)

�(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-angan kalian yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. Barangsiapa mengerjakan amal-amal shalih, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walah sedikit pun.� (An Nisa: 123-124)

�Katakanlah, �Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.� (Az Zumar: 53)

Wassalamu�alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita


[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved