[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Istinsyaq Pada Penderita Ringitis
Uneq-Uneq - Thursday, 10 July 2008

Tanya; assalamualaikum mbak ade.

mbak aku Gadis 24 tahun ada beberapa pertanyaan nih, mohon bantuannya za?
1. aku suka bikin kerajinan tangan, dari berbagai bahan. suatu hari ada teman yang memesan kerajinan tangan dengan tema/simbol agama kristen (ex. pohon natal, santa klaus, kaus kaki santa dll). tiba-tiba hatiku ragu, aku merasa seperti melakukan suatu kesalahan jika menerima pesanan itu. gimana nih mbak? misal aku terima apakah uang yang aku dapat itu uang haram?

2. �Sepuluh hal yang termasuk fitrah: mencukur kumis, memotong kuku, menyela-nyela (mencuci) jari jemari, memanjangkan jenggot, siwak, istinsyaq (memasukkan air ke hidung), mencabut bulu ketiak, mencukur rambut kemaluan, dan intiqashul maa� (istinja� atau kekurangan air sehingga mengharuskan untuk beristinja� atau membersihkan kotoran setelah membuang hadast besar atau kecil dengan selain air)�. Mush�ab bin Syaibah mengatakan: �Saya lupa yang kesepuluh, melainkan berkumur.�(HR Bukhari Muslim)

Aku tertarik dengan istinsyaq, karena selama ini aku merasa tidak pernah melakukannya,termasuk saat berwudu, karena hidungku sensitif,sehingga jika melakukan istinsyaq jadi pilek, saat ini saya sedang menderita penyakit yang secara medis disebut ringitis, ada semacam lendir yang kental n menggumpal serta berbau kurang sedap diantara rongga tenggorokan n hidung,karena penyakit ini saya jadi merasa kurang nyaman saat bicara karena merasa halitosis.selain ringitis saya juga mederita amandel n radang tenggorokan yang selalu kambuh kalau makan makanan dingin n berada diudara dingin, selain itu dulu waktu kecil pernah kena flek paru-paru selama 4tahun tapi sekarang sudah dinyatakansembuh.saya sudah berikhtiar dengan berobat kebeberapa tempat baik secara medis/jasmani n rohani salah satunya ke dokter THT, alternatif=gurah n konsultasi spiritual pada seorang ustad karena saya sempat merasa depresi dengan keadaan saya. karena ringitis n halitosis yang saya alami sangat memebuat saya tertekan, bahkan saya ragu n mengurungkan niat saya berjilbab, karena pernah ada teman yang berseloroh tentang seorang muslimah yang maaf memiliki bau badan n bau mulut. teman saya tersebut secara tidak langsung memberi cap pada muslimah tersebut n agama Islam merupakan agama yang pemeluknya tidak mencintai kebersihan. jelas saya tidak terima tapi saya tidak mampu berbuat apa-apa karena saya menyadari keadaan saya, sebersih apapun saya menggosok gigi 1-2 jam kmudian mulut terasa asam, n nafas jadi berbau tidak sedap juga nafas dari hidung. dari hal ini saya jadi berfikir tentang adanya kemungkinan hubungan manfaat istisyaq dengan ksehatan THT, untuk itu saya ingin menanyakan pada mbak ade,apakah manfaat istinsyaq dari sudut pandang Islam n medis? serta bolehkah kita bernazar akan memakai jilbab apabila kita sembuh dari sakit?
sekian uneq-uneq saya n trimaksih atas penjelasannya, smoga kita senantiasa mendapat rahmad dan perlindungan dari Allah SWT amin. Asslamualikum wr wb

Jawab:

1. Sebaiknya tidak usah diterima, karena itu sama artinya kita mengakui kebenaran agama yang mereka anut. Padahal, agama yang mereka anut itu sudah mengalami banyak sekali perubahan dan agama Islam-lah sebagai agama terakhir yang menyempurnakan semua agama-agama sebelumnya. Rezeki mudah dicari tapi murka Allah harus dihindari.

2. Tentang Istinsyaq.
Ukhti, ada sebuah hadits yang mengatakan bahwa �Amal perbuatan pasti disertai niat, dan setiap orang mendapatkan apa yang diniatkan.� (hadits muttafaq Alaih, dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim). Syarat diterimanya sebuah amal adalah dia dilakukan ikhlas karena Allah Ta�ala dan dilaksanakan sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Dalam hal ini termasuk tentang tata cara berwudhu.

Sifat Wudhu yang dianggap sah adalah berniat wudhu, kemudian berkumur, memasukkan air ke dalam hidung (istinsyaq), membasuh muka, membasuh kedua tangan dari ujung jari sampai kedua siku, mengusap kepala beserta kedua telinga, membasuh kedua kaki beserta mata kaki, satu kali tiap anggota wudhu, menyempurnakan wudhu dan menyela-nyela jari-jarinya. Rasullullah SAW bersabda: �Siapa yang berwudhu (cara) wudhuku ini, kemudian shalat dua rakaat dengan khusyu�, maka dosa-dosanya yang telah lalu terampuni.� (Hadits Muttafaq Alaih, dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim).

Meski demikian, tentu saja ada pengecualian-pengecualian bagi orang-orang tertentu, seperti bagi musafir, mereka yang sakit atau yang tidak memperoleh air. Yaitu dengan tayamum atau dengan mengerjakan sesuai dengan kondisi yang mereka mampu.

Firman Allah Ta�ala,
�Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu.� (Qs At-Taghabun:16)

Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW bersabda, �Biarkan apa yang kutinggalkan untuk kalian, Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa tidak lain karena banyaknya pertanyaan dan perselisihan mereka terhadap nabi-nabi mereka. Dan jka aku melarang kalian (agar menjauhi) sesuatu maka jauhilah. Dan jika aku memerintahkan sesuatu maka kerjakanlah semampu kalian.� (HR Bukhari � Muslim).

Dengan demikian, mungkin cukup jelas bahwa ukhti bisa mengerjakan sesuai dengan kemampuan ukhti. Insya Allah jika niatnya ikhlas karena Allah, tentu Allah terima.

Yang saya akan bahas kemudian adalah hal selanjutnya.
Pengertian memasukkan air ke dalam hidung itu, tidak perlu dihirup loh ukhti. Cukup dengan bantuan telapak tangan yang menampung air, sisipkan air itu ke dalam hidung dalam kondisi tidak bernafas dan tidak untuk dihirup. Saya sendiri juga menderita sinusitis. Tapi, alhamdulillah bisa melakukannya. Seperti membersihkan hidung bagian dalam sebelah depannya saja dari kotoran (lendir) hidung yang ada. Tidak terlalu mengganggu kok. Malah jadi terasa lega dan bersih karena air itu akan menarik lendir yang melekat ke luar dari hidung. Tapi, kalau memang amat mengganggu dan membahayakan... ya... kerjakan semampunya saja.

Tentang nazar. Ada larangan untuk melakukan nazar secara gegabah. Nazar itu adalah tekad untuk melakukan kebaikan. Masa iya sih, melakukan kebaikan saja harus dengan syarat. Berarti niat awalnya sudah rusak dong, bukan lagi ikhlas karena Allah Ta�ala tapi niatnya mengancam Allah Ta�ala... �kalau sembuh baru deh aku kerjain, tapi kalau nggak sembuh, nanti dulu...� Waaa... siapa lu? Hehehe... sebaiknya sih jangan ukhti. Kan ukhti belum tahu besok masih hidup apa nggak. Kalau detik ini penyakitnya sembuh dan detik berikutnya maut datang, gimana dong? Lagipula, Allah Ta�ala tidak butuh ukhti kok untuk mengenakan jilbab. Jilbab itu diwajibkan justru untuk menjaga kebaikan dan kemuliaan ukti sendiri. Tapi kalau ukhti tidak mau melaksanakannya, ya, Allah Ta�ala tidak akan kekurangan apapun. Karena Dialah Allah Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatunya dan Pemilik alam semesta beserta isinya. Yang numpang di dunia ini kita loh ukhti. Masa iya, sudah numpang, dikasih hidup, dikasih oksigen gratis, fasiltas organ tubuh gratis, tempat tinggal yang luas banget gratis, sumber makanan yang banyak gratis dan sebagainya dan lain-lain eh... malah ngajuin syarat pas diminta untuk melakukan sebuah kebaikan. Hehehe.

Hal lain, tentang muslimah yang bau badan. Jika saya jadi ukhti, maka saya akan mengatakan pada teman yang menyindir muslimah yang bau badannya bahwa apa yang terjadi pada seseorang tidak dapat menggambarkan kondisi pada ummat secara keseluruhan. Sama saja dengan penganut agama lain. Ada juga yang bau dan jelek atau jahat. Tapi apa itu berarti demikianlah kondisi ummat penganut agama lain itu secara keseluruhan? Tentu saja tidak. Jadi orang perorang tidak dapat ditarik mewakili ummat secara keseluruhan.

Tapi, itu menjadi peringatan bagi kita semua bahwasanya, kita semua adalah duta-duta Islam. Semoga kita semua akan dapat membawa panji-panji kebenaran dan kebesaran Islam di atas muka bumi ini.

Demikian dari saya. Semoga bermanfaat.
Wassalamu�alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita

[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved