[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Terpaksa Ikut Kebaktian, Boleh Nggak?
Uneq-Uneq - Saturday, 12 July 2008

Tanya: Siang Ibu,

Saya kitty saya bekerja diperusahaan yang bos nya beragama kristen. Ada kebiasaan setiap hari jumat mereka mengadakan doa bersama. Dari awal saya sudah menyadari bahwa hal tersebut adalah kebaktian. Hati saya yang paling dalam menolak hal tersebut. Tapi apa daya saya. Tolong bantu saya jelaskan apa hukumnya bagi saya dalam mengikuti hal tersebut yang dalam keadaan terpaksa. Jawaban dari Ibu semoga dapat menenangkan hati saya yang sedang galau. Di samping itu teman saya sudah mulai menyadari bahwa yang diikuti setiap jumat adalah kebaktian sehingga batin kami yang paling dalam memberontak. Terima kasih.

Jawab:

Assalamu�alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kitty, apa yang perusahaan kamu lakukan setiap Jumat itu memang betul acara kebaktian. Menurut saya, karena itu merupakan sebuah kebiasaan maka kamu tidak diharuskan untuk ikut terlibat di dalamnya. Jadi, ketika acara itu berlangsung, kamu bisa menolak untuk ikut berdoa bersama mereka, menolak menerima makanan atau minuman yang diedarkan setiap kali doa bersama itu selesai, termasuk juga menolak percikan air yang diberikan pada setiap orang ketika acara berdoa itu sudah selesai. Biasanya, rangkaian acaranya seperti ini. Menurut agama mereka, hal ini menggambarkan doa bagi kematian Yesus yang jatuh di hari Jumat, lalu dilanjutkan dengan rangkaian acara penghapusan dosa dengan cara memakan makanan kecil yang menggambarkan buah anggur yang dulu diedarkan ketika Yesus terbunuh dahulu, lalu percikan air itu adalah gambaran percikan darah Yesus yang dipercikan yang menurut mereka dapat menghapuskan dosa. Dengan demikian, secara keseluruhan, rangkaian acara tersebut tidak dapat kita ikuti atau terlarang hukumnya bagi kita ummat Muslim untuk mengikuti atau terlibat di dalamnya (bahkan meski hanya mencicipi hidangan yang diedarkan atau diperciki airnya yang Cuma beberapa tetes itu).

Hukumnya jelas haram. Al Quran sudah menjelaskannya di Surat Al Kafirun.

�Katakanlah: Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.� (Qs 109: 1-6).

Hadits Nabi Muhammad SAW juga banyak tersebar menyebutkan masalah ini. Salah satunya:

Nabi SAW bersabda, �Bukan termasuk golongan kami, siapa yang menyerupai selain kami.. Janganlah kalian menyerupai kaum Yahudi dan kaum Nasrani.� (HR Tirmidzi)

Undang-undang tenaga kerja kita sebenarnya juga menyebutkan adanya larangan bagi perusahaan untuk memaksa atau mengikut-sertakan para karyawannya untuk ikut terlibat dengan sebuah kegiatan keagamaan yang bukan merupakan agama si karyawan tersebut. Negara kita sendiri, Indonesia, juga memiliki undang-undang dan peraturan yang mengatur tentang kebebasan beragama. Artinya, cobalah untuk berani membela keyakinan kamu sendiri, apa yang terjadi di perusahaanmu itu adalah sebuah kebiasaan, kamu tidak punya kewajiban untuk mengikutinya. Jadi, tidak usah takut untuk menolak terlibat di dalamnya.. Tidak ada alasan terpaksa dalam hal ini. Karena toh dari awal kamu bekerja disana tidak ada pernyataan bahwa kamu memang diwajibkan untuk ikut dalam kebiasaan mereka (silahkan lihat surat perjanjian kerja). Hanya saja, kamu merasa takut sendiri jika tidak terlibat akan dicap sebagai karyawan yang membangkang. Padahal sebenarnya tidak kok. Jika bukan kamu yang membela dan menjunjung tinggi agamamu sendiri, siapa lagi coba?

�Nabi SAW bersabda, �Sungguh kalian akan mengikuti tradisi umat-umat sebelum kalian setahap demi setahap, hingga seandainya mereka masuk lobang biawak pun niscaya kalian mengikutinya.� Mereka bertanya, �Wahai Rasulullah, apakah kaum Yahudi dan Nasrani?� Beliau menjawab, �Lalu siapa lagi (kalau bukan mereka)�!� (HR Bukhari � Muslim)

Demikian semoga bermanfaat.
Wassalamu�alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita


[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved