[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Transaksi
Jurnal Muslimah - Wednesday, 03 March 2004

Hari jumat di kota Jakarta yang panas.

“ukh , jangan transaksi pas waktu sholat ya ?”

yang diberi saran hanya tersenyum meng-iyakan.

Transaksi ??? transaksi apaan ya ? yang jelas sih, transaksi ini nggak bakalan ditangkap oleh yang berwajib. Hanya sekedar transaksi biasa. Jual – beli saja. Anda jual saya beli. Gitu kali. Begitu pula teman saya ini. Transaksi yang dia lakukan adalah “sekedar” membayar uang naik bis atau mikrolet. Kedengarannya seperti dibuat-buat ya ? mana pake bahasa transaksi segala. Padahal kan bisa aja bilangnya bayar ongkos bis dan itu lebih praktis ya ?? Tapi disini saya tidak akan membicarakan masalah bahasa ( karena nilai bahasa saya tidak bagus-bagus banget. Hanya saja cukupan lah untuk meraih predikat lulus untuk mata kuliah khususnya bahasa .. hehehe)

Jujur saja. Saya tertarik dengan saran temannya teman saya itu. “jangan bertransaksi di waktu-waktu sholat”. Mudah memang pengucapannya, tapi kita jarang bisa istiqomah bila melakukannya. Bagaimana tidak, jika saat adzan mulai bergema memanggil setiap jiwa untuk berkhalwat denganNya. Kita masih asyik dengan acara jual beli. Apakah itu hanya sekedar membayar sebotol air mineral, toh tetap saja disebut bertransaksi.

Saya cukup salut dengan teman saya. Saat kami akan pergi ke suatu tempat, kebetulan sang khotib sudah mulai berkhotbah. Hanya 5 menit sebetulnya waktu kami untuk mencegat bis kota. Tapi teman saya itu tidak mau melakukannya, bukan karena baru saja diberi saran tadi hanya saja memang dia ingin mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Lagipula kami juga tidak yakin apakah saat kami ditarik karcis waktunya masih termasuk antara adzan sampai dengan sholat itu berakhir.

“Jual beli pada waktu sholat wajib berwaktu sempit dan ketika adzan jumat : DIHARAMKAN dan TIDAK SAH, menurut Imam Ahmad. Dalilnya:

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui (Qs. 62:9)”

pelarangan itu menunjukkan rusaknya atau tidak validnya transaksi jual beli, untuk sholat jumat dan sholat-sholat lainnya dikiaskan kepadanya”.

Jadi, jangan ngamuk atau ada perasaan gondok kalo pas kita lagi nunggu angkot buat ngebawa kita ke tujuan tertentu, itu kendaraan nggak muncul-muncul walaupun kita benar-benar butuh waktu yang cepat. Coba liat aja harinya apa, jam nya berapa. Kalo pas jumat siang, husnudzon aja mungkin si abang angkot lagi sholat jumat. Lagipula juga sama aja kalo lagi naek angkot atau lagi melakukan jual beli, hukumnya udah terlarang. Bukankah seharusnya kita justru bersyukur saat jumat siang atau saat-saat sholat wajib yang lain, tidak ada kendaraan umum yang melintas (tapi bukan berarti hanya kendaraan pribadi aja yang boleh lewat, kalo yang nyupir cowok ya tetap aja harus ikutan sholat).

Sedangkan jika kita mau naik kendaraan atau sedang berjual-beli padahal waktu itu adalah waktu-waktu sholat, secara tidak langsung kita sudah ikut bersalah atas tidak dilaksanakannya kewajiban itu. Susah ya rasanya ??? sebetulnya tidak juga, asal kita mau berusaha melakukannya. Semua itu hanya kemauan kita saja, apakah kita mau menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan meninggalkan apa yang di larangNya. Hatta itu adalah perkara yang mudah dan kecil. Seperti contoh tidak melakukan jual-beli pada saat waktu-waktu sholat. WallahuÂ’alam bishowab

Kampus SEBI Ciputat Â… medio maret 2003
muth_mlg
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved