|
Belajar Dari Bunda Mujair Kiat Muslimah - Wednesday, 18 February 2004
“Waktuku kecil. Hidupku amatlah senang. Senang dipangku-dipangku dipelukan. Serta dicium-dicium dimanjakan. Namanya kesayangan.”
Sebait lagu anak-anak ini mengingatkan kita bahwa betapa hangatnya dalam pelukan dan kasih sayang bunda. Dipangku, dipeluk, dicium, dimanja dan disayang.
Tidak anya manusia, ternyata kasih sayang tulus yang berlimpah itu pun terpancar oleh induk betina ikan Mujair.
Induk Mujair ini menempatkan telur-telurnya di dalam mulutnya yang hangat untuk dierami hingga menetas. Disaat-saat inilah dibutuhkan kesabaran, ketelatenan dan pengorbanan sang bunda. Selama ± 4-5 hari sang ibu berpuasa hingga badannya kurus demi calon anak-anaknya, sampai telur-telur menetas. Masa puasa ini dilanjutkan selama ± 2 minggu saat masa pemeliharaan anak-anaknya. Hal ini dilakukan, karena anak-anak yang baru saja dilahirkan masih membutuhkan tempat berlindung dari ancaman predator-predator yang siap mengintai mereka.
Anak-anak yang baru terlahir itu segera dilepas ke alam bebas setelah dianggap sudah bisa mencari makanan sendiri serta mempertahankan jiwanya.
Subhanallah, sungguh indah kasih sayang yang dipancarkan bunda Mujair. Makhluk Alloh yang bernama ikan ini. Contoh seekor ikan yang memiliki akhlak mulia ini semoga bisa menjadi teladan buat kita, manusia yang notabene diberi Alloh derajat tinggi dengan otak sebagai sarana untuk berpikir dan hati penimbang rasa. (Ziah.ans, november 02)
[ 0 komentar]
|
|