|
Cara Menolak Cinta Uneq-Uneq - Wednesday, 03 March 2004
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum
Mbak Ade, aku mahasiswi tingkat satu, saat ini aku lagi semangat-semangatnya buat belajar agama dengan aktif di Sie Kerohanian Islam di kampus. Namun mbak, akhir-akhir ini ada masalah yang membuat pikiranku kacau. Ada kakak tingkat atas yang naksir aku. Setiap hari dia selalu berusaha untuk bisa bertemu aku dan ngobrol denganku. Bahkan ketika aku kuliah, dia rela nungguin sampai kuliah selesai. Aku selalu merasa tidak aman, merasa ada yang membuntutiku, mengawasiku. Sampai-sampai aku ngerasa udah enggak betah lagi berada di kampus. Padahal di kampuslah aku bisa bertemu dengan temen-temen SKI.
Aku udah berusaha menghindar darinya. Tapi tetap saja aku merasa dihantui. Mbak aku enggak suka sama dia. Lagipula aku juga enggak mau pacaran. Dalam Islam kan enggak ada pacaran. Yang membuat aku malu, semua teman sekelasku tahu kalau dia naksir aku. Aku takut ada fitnah dari kejadian ini. Mbak, bagaimana cara untuk menjauhinya ? Apa yang harus aku lakukan supaya dia tahu bahwa aku enggak suka sama dia, tanpa membuat dia marah ?
Sekian saja mbak uneq-uneqku. Jazakillah atas jawabannya.
Wassalamualaikum
Jawab:
AssalamuÂ’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, senang rasanya melihat semangat balajar ukhti yang menggebu-gebu seperti sekarang ini. Semoga semangat belajar ini, akan membawa ukhti untuk bisa menjadi seorang muslimah yang berpengetahuan dan membawa manfaat bagi masyarakat dan umat Islam di masa yang akan datang. Aamiin.
Dalam hidup ini, memang semua yang kita ingin lakukan, akan selalu diuji oleh Allah SWT. Entah itu kita ingin melakukan kebaikan ataupun kejahatan. Semua ujian ini sebenarnya berfungsi sebagai filter agar kita mau merenung kembali juga memikirkan matang-matang rencana dan langkah-langkah selanjutnya di masa yang akan datang. Artinya, kita diuji apakah kita melakukan itu hanya sekedar ikut-ikutan, ataukah memang memilih untuk melakukannya dengan penuh kesadaran. Ujian itu juga untuk menguji kita, apakah yang akan kita lakukan itu akan kita lakukan dengan diniatkan karena Allah ataukah diniatkan karena urusan yang bersifat duniawi. Tidak terkecuali dalam kasus ukhti adalah datangnya seorang pemuda yang bisa jadi jatuh hati pada ukhti.
Jatuh hati atau naksir, atau lazim dikatakan orang jatuh cinta itu memang sesuatu yang sangat bersifat alami. Awalnya karena adanya rasa kagum pada sosok yang dilihat secara fisik melalui panca indra, lalu menemukan faktor-faktor lain yang dirasakan cocok (pas) dengan selera subjektif individu tersebut. Akhirnya terbentuklah sebuah keinginan untuk menjalin keakraban lebih dekat. Banyaknya faktor-faktor yang bersifat subjektif tersebut menyebabkan perasaan jatuh cinta ini tidak bisa diatur-atur sesuka kita. Kedatangannya tidak bisa diduga dan kepergiannyapun tidak bisa dicegah. Meski begitu perasaan jatuh cinta itu bisa dipupuk agar tetap subur bersemi di dalam hati. Sebaliknya, bisa juga dikendalikan agar tidak mengganggu diri; bahkan pada beberapa orang perasaan itu bisa dialihkan hingga pertumbuhannya di dalam diri berhenti sama sekali.
Terkadang, meski seseorang sudah mengirimkan “sinyal” pada orang yang dicintainya bahwa dia punya perasaan khusus padanya, tidak selalu “sinyal” itu akan memberi reaksi positip berupa penerimaan. Karena kalau ada “sinyal” balik berupa reaksi penerimaan itu artinya keduanya merasakan perasaan yang sama. Ada kalanya yang muncul adalah reaksi penolakan. Rasanya, inilah yang terjadi pada ukhti dan teman pria ukhti. Ukhti tidak menyukai teman pria tersebut ditunjang dengan keinginan ukhti untuk konsentrasi mempelajari ilmu pada saat sekarang ini dan kesadaran untuk tidak melakukan perilaku pacaran (yang memang tidak ada di dalam islam), maka ukhti ingin memberi pernyataan penolakan pada teman pria tersebut. Dari cerita ukhti, sebenarnya ukhti sudah memperlihatkan pada teman pria itu usaha untuk menghindarinya sebagai pernyataan bahwa kehadiran teman pria itu tidak ukhti kehendaki tapi nyatanya teman pria ukhti itu tidak menyadari sinyal penolakan yang ukhti kirimkan ke dia.
Singkatnya adalah, jika seseorang mengalami kesulitan untuk mengirimkan pesan lewat sikap maka perlu usaha tegas untuk menyatakan perasaan lewat kalimat yang sopan dan tegas. Jangan lupa minta pertolongan Allah yah ukhti, agar Allah SWT memudahkan jalan bagi ukhti untuk meraih apa yang terbaik dalam perhitungan Allah bagi kehidupan ukhti.
Ada beberapa cara yang mungkin bisa ukhti lakukan untuk memberitahu dia bahwa ukhti tidak ingin bersamanya pada saat-saat ini (terlibat hubungan asmara maksudnya).
Cara Pertama. Coba ukhti beritahukan pada teman ukhti yang bisa dipercaya apa yang sesungguhnya terjadi. Lalu usahakan agar teman ukhti itu bisa menyampaikan pada teman pria itu apa yang ukhti rasakan pada beliau.
Misalnya, minta teman ukhti untuk mengatakan pada teman pria ukhti itu bahwa ukhti sebenarnya tidak menyukai dia dan sekarang mulai terganggu dengan kehadiran teman pria ukhti itu. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi setelah kejadian ini. Pertama, mungkin teman pria ukhti itu tidak percaya pada teman yang menyampaikan pesan ukhti ini dan akan menanyakan langsung pada ukhti kebenarannya. Jika ini terjadi maka ini saatnya bagi ukhti untuk mengatakan yang sebenarnya terjadi. Tegaskan bahwa ukhti tidak ingin terlibat hubungan akrab dengan pria untuk saat sekarang ini. Kedua, mungkin teman pria ukhti akan tersinggung dan menjauhi ukhti. Jika ini terjadi, ukhti bisa menyampaikan maaf padanya secara baik-baik dan menjelaskan mengapa ukhti mengambil sikap seperti itu padanya. Terangkan saja bahwa saat ini ukhti ingin belajar dan jelaskan bahwa hubungan pria dan wanita yang bukan muhrim yang terlalu akrab tidak dibenarkan dalam islam.
Cara kedua. Coba ukhti beritahu teman pria itu dengan mengiriminya surat. Di dalam surat itu, ukhti katakan bahwa kehadiran dia yang kian intens saat ini, ternyata sekarang menimbulkan gosip yang beredar di antara teman-teman ukhti perihal hubungan ukhti dan teman pria ukhti tersebut. Hal ini terasa mengganggu konsentrasi ukhti dalam belajar dan beraktifitas. Padahal saat ini ukhti sangat memerlukan konsentrasi belajar dan kebebasan untuk beraktifitas. Lalu ukhti jelaskan bahwa dalam Islam ada aturan main tersendiri tentang hubungan pria dan wanita. Hal utama yang ukhti tekankan dalam surat itu adalah bahwa ukhti ingin agar teman pria ukhti itu menghargai privacy ukhti di kampus dan menghormati pilihan ukhti untuk menjalani kehidupan seorang muslimah yang sesuai dengan aturan pergaulan Islami (baca uneg2 yang berisi nukilan dari tulisan Qardhawy tentang pergaulan pria dan wanita di rubrik uneg2 ini).
WassalamuÂ’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita
[ 0 komentar]
|
|