|
Bosankah Tuhan dengan Bacaan Saya? Uneq-Uneq - Wednesday, 18 February 2004
Pertanyaan :
Mbak, saat ini aku akhirnya melepas jilbabku. Hal ini terpaksa aku lakukan karena beberapa sebab yang aku rasakan menekanku. Lingkungan tempat tinggalku kurang mendukungku untuk tetap memakai jilbab. Bayangkan, bukan hanya lingkungan keluargaku yang memang bukan berasal dari islam, tapi juga karena saat ini aku harus keluar masuk mencari pekerjaan. Jilbab membuatku semakin sulit mendapatkan pekerjaan. Entahlah mbak, rasanya pandangan orang-orang langsung meremehkan aku ketika aku menyodorkan map berisi surat lamaran pekerjaan. Disamping itu, aku juga mau menanyakan satu hal. Hmm.. mbak tahu sendiri bahwa aku baru saja mengenal islam dan baru saja mendalami islam. Mungkin mbak tidak merasakan apa yang aku rasakan karena mbak sudah Islam sejak mbak lahir. Kadang, jika sedang melakukan shalat, aku malu dan ragu apakah Tuhan (boleh kan menyebut Allah dengan kata Tuhan saja ?) bersedia menerima shalatku, karena bacaanku yang itu-itu saja. Terus terang mbak, saat ini aku hanya hapal dua surat saja selain Al FathihahÂ…. Karena perasaan ragu itu, aku kadang sungkan untuk shalat karena aku jadi tidak khusuÂ’ untuk shalat. Percuma rasanya, karena otakku sangat bebal untuk bisa menghapal surat lain dan rasanya malaikat saat ini sudah bosan dengan bacaanku yang itu-itu saja. Dah. Segitu aja yah mbak, aku tunggu tanggapannya (ukhti M, Jakarta)
Jawaban :
AssalamuÂ’alaikum wr wb
Ukhti M yang dirahmati Allah SWT
Betul. Aku memang sejak lahir sudah memeluk Islam, tapi, sebagian besar waktuku yang lalu habis untuk bermain-main saja, jadi, baru benar-benar tertarik lalu jatuh cinta pada Islam baru sekitar beberapa tahun yang lalu dan sampai sekarang masih terus mempelajarinya. Jujur saja, kadang aku takut sekali kalau saatnya tiba kelak, yaitu jika ketika rohku ini berpisah dari tubuhku yang manis ini (ehem. ^_*), aku gemetar untuk menghadapi yaumil hisab kelak. Karena aku tahu usia amalku masih sangat muda sekali, bahkan mungkin belum berarti apa2. Tapi aku yakin pada satu hal, yaitu bahwa Allah itu sungguh-sungguh Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta Maha Mengetahui segalanya, dan kita dibekalinya satu bekal untuk itu, yaitu doa.
Mari kita berdoa bersama memohon pada Allah agar kita semua diampuni segala dosa dan kekhilafan di waktu yang lalu dan dihindarikan dari segala perbuatan dosa dan kekhilafan di masa yang akan datang. Amin.
Hmm…. Tahu nggak ? Sama seperti kamu, jika shalat aku juga selalu menggunakan bacaan surat Al Quran yang itu-itu saja. Karena yang aku yakin ‘hapal’ dan insya Allah ‘mengerti’ memang baru yang itu-itu saja (kata banyak info, biar khusu kita selain hapal juga mengerti soalnya). ^_^… Begitu seringnya aku menggunakan surat itu, hingga jika sedang memimpin shalat untuk anakku, anakku sampai geleng-geleng kepala sambil menahan senyum…. Hehehhe…….Hubunganku dengan anakku memang seperti teman ketimbang seperti ibu dan anak, jadi dia suka meledekku (usianya baru 7 tahun)
“Ibu…ibu….Aku sampai hapal. “ he he he he…
Tapi aku yakin bahwa bukan itu inti sebuah shalat didirikan. Shalat itu kita lakukan sebagai wujud dari rasa terima kasih kita pada Allah atas segala yang sudah kita terimaÂ….Ingat, segala sesuatu yang diberikan pada manusia itu di dalamnya tidak pernah ada kesia-siaan, selalu ada kebaikanÂ…..
Kadang, dalam menjalani roda kehidupan ini, kita menemui banyak hal yang membuat kita larut dalam kehidupan dunia. Kita senang karena mendapat sebuah keberuntungan, kita sedih ketika mendapat musibah, bahkan kita merasa mati rasa ketika lelah mencari kepastian, semuanya kadang membuat kita tanpa sadar, mangangkat diri kita sendiri sebagai satu-satunya yang paling mampu menyandang sebuah keberhasilan dan mencari kambing hitam untuk melepaskan tanggung-jawab diri kita sendiri untuk sebuah musibah yang terjadi. Itu adalah fitrah manusia. Jika keadaan ini dibiarkan terjadi pada manusia, akibatnya adalah kita akan mendapatkan perubahan suasana hati yang terlalu drastis. Mungkin hari ini kita akan melonjak-lonjak kegirangan, tertawa terpingkal-pingkal tapi malamnya kita menangis tersedu-sedu, tersungkur dan merasa tidak berdaya, lalu esok paginya kusut masai dan marah tidak karuan. WahÂ….emosi seperti demikian itu sangat tidak sehat. Karena kian hari akan membuat manusia itu kehilangan kontrol untuk mengendalikan dirinyaÂ….lalu menjadi gilaÂ…..audzubilllah min zalikÂ….
NahÂ….shalat adalah solusi terbaik untuk menenangkan emosi manusia.
Dalam shalat, kita diajarkan bahwa segala sesuatu itu sudah ada yang mengaturnya, jadi ..”lepas dulu kesombonganmu”…kita juga dilatih untuk bersabar mengikuti setiap gerakan yang sudah ada urutannya…kita juga dilatih untuk “sejenak berhentilah memikirkan dunia”….dan kita juga dilatih untuk …”memohon pada yang Maha Kuasa agar selalu dilindungi-Nya untuk selamat dari kehidupan dunia yang memiliki misteri yang tidak terduga”….. Yup….dalam shalat kita diajarkan untuk menaruh prasangka baik pada Allah bahwa Allah akan selalu menolong kita dan akan memberikan kita hal yang memang terbaik bagi diri kita.
Allah itu Maha Mengetahui keadaan hamba-Nya, karena itu yang dilihat oleh Allah bukan hanya dari kesempurnaan gerakannya, bukan hanya dari variasi penggunaan hapalan surat, lebih dari itu, yang dinilai adalah niat individu dalam melakukan sebuah ibadah. Jadi, lupakan sejenak rasa minder kamu akan bacaan kamu yang itu-itu saja, karena bacaan yang hanya itu-itu saja tetapi jika diniatkan ikhlas karena Allah, insya Allah nilainya lebih tinggi ketimbang orang yang membaca surah Al Baqarah lengkap untuk satu rakaat, hanya agar dilihat orang bahwa dia fasih. Semuanya kembali kepada niat kita UkhtiÂ….JadiÂ…PD (percaya diri) dan PA (percaya Allah) saja yahÂ….^_^
Hmm….ngomong2 soal prasangka baik….sebetulnya aku sedih mendengar kamu melepas jilbab kamu saat ini. Tapi…mungkin itu kamu lakukan karena keterpaksaan yah ??…Intinya, bagiku sebuah alasan yang paling ringan yang kita ambil untuk mentolerir sebuah pelanggaran sebetulnya membuka pintu bagi terbukanya kesempatan untuk mentolerir terjadinya pelanggaran tahap berikutnya. Aku harap, jika sekarang kamu membuka jilbab kamu, bukan berarti hal itu membuat kamu mulai mengurangi pula inci helai kain penutup aurat kamu sedikit demi sedikit. Jangan pernah membuka toleransi untuk terjadinya hal seperti itu yah….dan please lakukan itu hanya untuk mendapatkan keridhaan Allah dan akhirnya, kamu harus percaya pada Allah SWT. Perkara jilbab menyulitkan kamu untuk mendapatkan pekerjaan, aku ragu akan pernyataan ini. Anggap saja perusahaan yang menolak itu di mata Allah mungkin bukan perusahaan terbaik untuk kamu masuki lingkungan kerjanya dan Allah tidak menghendaki kamu masuk ke dalam lingkungan yang bukan terbaik itu. Tentu ada perusahaan lain yang akan menerima kamu dan “keyakinan kamu” secara satu kesatuan yang tak terpisahkan. Perkara cemoohan lingkungan sekitar pada penampilan jilbab kamu, hmm, anggap saja itu ujian untuk meneguhkan keyakinan kamu. Sabar. Allah sangat mencintai orang yang sabar, terlebih jika orang tersebut melengkapinya pula dengan keteguhan hati untuk selalu istiqamah.
HmmÂ….sebetulnya aku ingin mengajak kamu agar jangan pernah ragu bahwa apa yang diperintahkan oleh Allah itu akan membawa kesengsaraan pada diri kita. Ingat Ukhti, kita harus selalu menanamkan prasangka baik pada AllahÂ….karena itu artinya kita yakin akan keberadaan Allah dan yakin bahwa Allah akan menolong kitaÂ…HmmÂ….aku selalu berdoa agar Allah senantiasa meringankan beban di pundakmu, dan memberi kemudahan serta meridhai apa yang kamu ingin selesaikanÂ….
Segitu dulu yahÂ… Maaf jika ada salah atau khilaf.
WassalamuÂ’alaikum wr wb
[ 0 komentar]
|
|