[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Novia Syahidah: Penulis Adalah Seorang Pemikir
Profil Muslimah - Wednesday, 03 March 2004



Pernah ngefans dengan cerita bersambung dengan judul ‘PUTERI KEJAWEN’ yang tayang di majalah Annida beberapa waktu lalu?

Nah, saudariku, Alhamdulillah, kali ini KafeMuslimah berhasil menghadirkan sosok sang penulis, NOVIA SYAHIDAH dalam rubrik Tokoh Muslimah.

Meski selalu mengaku dirinya seorang penulis pemula namun ukhti berdarah Minang ini telah menghasilkan 3 buku dan satu kumpulan cerpen kompilasi. Luar bisa produktif dan potensialnya. Tak heran kalau beberapa waktu lalu, Uni Via (sapaan akrab dari Novia Syahidah, Red) mendapat penghargaan sebagai pengarang pemula terbaik Forum Lingkar Pena 2003. Namun Via yang memiliki motto : Penulis adalah seorang pemikir ini tetap rendah hati dan siap berbagi pengalaman serta ilmunya dengan siapa saja.

Semoga wawancara ini dapat memacu semangat penulis-penulis pemula yang mungkin mulai sedikit letih ketika tulisan-tulisannya di tolak media.

Berikut petikan wawancara dengan Novia Syahidah melalui email.

Sejak kapan Uni Via menekuni dunia menulis fiksi ?
Saya mulai menekuni dunia kepenulisan fiksi sejak awal 2002, yaitu ketika saya menulis novel Putri Kejawen. Tuh, masih baru banget kan? Tapi untuk pengumpulan referensinya udah dimulai pada akhir 2001. Meski begitu, sebenarnya saya sudah suka menulis sejak SD. Setidaknya saya sangat suka berkoresponden. Tapi sekarang kayaknya udah gak begitu suka, mungkin karna sudah tersalurkan lewat penulisan fiksi kali ya?

Apa yang mendorong Uni menyukai dunia tulis menulis?
Yang membuat saya menyukai dunia kepenulisan ini adalah karena saya merasa bahasa tulisan kadang lebih indah dan lebih efektif dalam menyampaikan aspirasi kita. Tapi yang pasti, dunia kepenulisan membuat saya lebih bisa mengekspresikan diri secara utuh. Saya bisa jadi siapapun yang saya inginkan, meski hanya fiksi belaka. Asyik kan? Atau mungkin juga karena saya tidak begitu bisa berekspresi dengan bahasa lisan J

Darimana inspirasi tulisan- tulisan Uni? Bagaimana proses kreatif dari sebuah inspirasi hingga menjadi sebuah fiksi?
Inspirasi bagi saya bisa muncul dari banyak hal. Mulai dari apa yang saya alami sendiri, yang dialami teman atau orang lain, yang saya dengar atau yang saya baca. Tapi tidak semua itu bisa langsung ditulis, sebab disamping kesan realistis, cerita fiksi juga butuh unsur keindahan. Entah itu dari gaya bahasa, atau dari alur dan konflik yang diatur sedemikian rupa hingga ia tak seperti sebuah berita atau artikel. Karena itulah setiap ide perlu diramu, diendapkan dan dibumbui. Untuk riset, saya rasa itu sangat penting jika kita menulis cerita dengan muatan sejarah, budaya, atau setting yang masih asing buat kita. Pokoknya segala hal yang jauh dari keseharian kita. Misalnya untuk novel Putri Kejawen, saya memerlukan banyak referensi, entah itu lewat buku, dialog dsb, sebab semua yang saya tulis dalam novel itu adalah sesuatu yang asing buat saya dan jauh dari kehidupan saya sehari-hari. Mungkin berbeda dengan novel Titip Rindu, saya tidak memerlukan banyak referensi sebab cerita dan settingnya sangat dekat dengan kehidupan saya sebagai orang Minang.

Pada saat menulis, apakah Uni melakukannya dengan spontan atau mengikuti alur berpikir yang terstruktur
Artinya begini, seperti dalam ‘Mengarang itu gampang’-nya Arswendo Atmowiloto, dikatakan bahwa untuk menulis sebaiknya mengikuti alur seperti karakter yang ingin ditampilkan, membuat setting penulisan, membuat batasan karakter dan setting. Apa memang selalu begitu? ?


Saya rasa hal itu lebih penting untuk penulisan novel. Sebab disamping alur yang panjang dan berbelit-belit, novel juga memiliki tokoh yang lebih banyak, konflik yang lebih runyam dan setting yang lebih mendalam. Untuk cerpen, saya lebih suka menulis secara spontan segala ide-ide yang telah matang di kepala. Hehe, mungkin karena saya paling malas oret-oret sebelum menulis. Tapi resikonya, kita harus (lebih) sering merevisi naskah kita kembali.

Bagaimana proses Uni mempublikasikan tulisan-tulisan fiksi Uni? Membutuhkan waktu berapa lama?
Prosesnya tentu sesuai dengan ketentuan dari media tempat kita mempublikasikan. Tapi lamanya (menurut pengalaman saya) hampir sama. Proses dimuatnya cerpen saya di majalah sekitar 1-3 bulan. Di penerbit juga nggak beda. Cuma kalo di penerbit, 1-3 bulan itu adalah waktu menunggu ACC dari penerbit. Sedang waktu terbit, antara 1-3 bulan setelah di ACC.

Saat ini kan kalau boleh dibilang Uni menulis dalam format sastra Islami. Menurut Uni sendiri apa sih sebenarnya definisi sastra Islami itu? Dan latar belakang apa yang membuat Uni memilih jalur tulisan ini? Ada nggak kedepannya Uni memilih format yang lain, misalnya menulis non fiksi.

Sastra Islam menurut saya sederhana saja. Yaitu karya sastra yang mengandung nilai-nilai Islam, ditulis oleh penulis-penulis Islam dan dimanfaatkan untuk kemajuan Islam. Jadi semuanya DARI, OLEH dan UNTUK Islam. Namun perlu kita ingat, bahwa nilai-nilai Islam itu sangat universal dan bisa dinikmati oleh kalangan manapun juga. Latar belakang saya memilihnya, tentu tak lepas dari pribadi saya sebagai seorang Muslim. Bahwa setiap pilihan yang kita tetapkan mestilah sejalan dengan aturan Islam. Jadi setidaknya inilah salah satu bentuk komitmen saya terhadap Islam. Untuk ke depannya, saya memang ingin lebih mengembangkan diri lagi. Tak hanya di bidang fiksi tapi juga bidang-bidang kepenulisan lainnya. Bukankah itu akan membuat kita semakin professional sebagai penulis? Terlalu muluk gak ya?

Sebenarnya seberapa besar sih kontribusi menulis Islami untuk kepentingan dakwah, menurut Uni?
Kontribusi tulisan Islami dalam kancah dakwah jelas sangat besar. Semua orang tahu, bahwa media cetak sangat besar pengaruhnya dalam membentuk opini ummat. Sebagian besar masyarakat mencari informasi lewat media cetak. Jadi bisa dibayangkan seberapa besar peran sebuah tulisan dalam kancah dakwah

Apa misi Uni dalam menulis?
Misi saya dalam menulis tetap tidak lepas dari jawaban saya di atas. Sebagai Muslim, saya berusaha untuk komitmen terhadap ajaran Islam. Jadi misi yang saya bawa sudah pasti misi Islam. Yaitu Islam yang rahmatan lil ‘alamin, insya Allah. Doa’ain, ya!

Ada saran untuk penulis pemula atau calon penulis?
Saran saya untuk para penulis pemula atau calon penulis, jangan pernah bosan untuk terus berlatih, jangan berhenti untuk terus belajar, dan jangan biarkan semangat anda padam sebelum satu, dua, tiga atau sepuluh buku anda hasilkan. Juga jangan percaya bahwa penulis pemula selamanya harus melangkah tertatih, jatuh dan merangkak. Anda bisa lakukan banyak hal untuk menghindari hal itu. Cukuplah anda berjalan pelan pada awalnya dan setelah itu anda bisa melangkah dengan mantap. Kenapa saya berkata demikian? Karena saya juga penulis pemula!

BIODATA
Novia Syahidah, Payakumbuh 7 Des 1973, bungsu dari 4 bersaudara, Minang asli. (Segitu aja, jangan ditambah lagi!)

Buku :


Novel Putri Kejawen (Pustaka Annida 2003),



Novel Titip Rindu Buat Ibu (Mizan 2003)



Antologi Dari Negeri Asing (Syaamil 2002), Kumcer Gadis Lembah Tsangpo (Syaamil 2003).

Motto hidup :
Banyak masalah besar bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik, dan tak sedikit pula masalah kecil menjadi besar akibat komunikasi yang buruk.

Satu lagi : Seorang penulis adalah seorang pemikir, dan seorang pemikir adalah seorang yang cerdas! Ingat, pemikir tidak sama dengan penghayal atau pelamun, hehe.. (@rye)
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved