|
DOA NISHFU SYA'BAAN Wanita Bertanya Ulama Menjawab - Friday, 16 July 2004
Kafemuslimah.com Tanya: Di Masjid Jami' Banjarmasin, ada orang siarkan selebaran do'a nishfu Sya'baan. Bunyinya sebagai berikut, tertulis dengan huruf Arab:
1. Niat yang pertama, minta panjang umur, karena berbuat ta'at kepada Allah, kemudian membaca Yaasien, satu kali.
2. Niat yang kedua, minta terkaya dari pada segala manusia serta jauh dari bala (mara bahaya), kemudian membaca Yaasien, satu kali.
3. Niat yang ketiga, minta ditetapkan iman serta mati di dalam husnul-khatimah, kemudian membaca Yaasien, satu kali.
Maka tiap-tiap habis membaca surah Yaasien sekali dibaca doa ini:
Bismillahirrahmanirrahim. Allahumma Yaa dzalmanni walaayumannualayhi sampai tamat doa itu.
Betulkah begitu?
Jawab:
Do'a itu, biasanya orang-orang baca dengan berkumpul dalam masjid-masjid sesudah sembahyang Maghrib, pada malam nishfu Sya'ban (tanggal 15 Sya'ban).
Biasanya mereka baca doa tersebut dengan pakai imam dan suara yang keras.
Terkadang sebelum membaca doa itu, mereka sembahyang dua rakaat. Dan ada pula yang sembahyang sampai seratus rakaat. Selain dari itu, mereka hiasi pula masjid-masjid dengan penerangan-penerangan.
Menurut keterangan yang tersebut dalam kitab Ishlaahul-Masaajid, aturan-aturan itu, orang adakan kira-kira dalam tahun 448 Hijriah.
Jadi, dengan tarikh ini, terang bagi kita, bahwa di zaman Nabi dan sahabat dan Tabiin, tidak ada seorangpun yang mengamalkannya. Begitu pula, tidak ada imam-imam yang empat mengamalkannya atau membenarkannya.
Oleh karena itu, patutlah dikatakan tidak ada contohnya dari agama.
Hadits-hadits tentang malam nishfu syabaan itu, ada dikatakan dalam kitab ISHLAAHUL MASAAJID, hal 107, begini:
Artinya: Tidak ada satupun hadits yang shah tentang malam nishfu Syabaan.
Malah ada pula ahli hadits, yang menganggap, bahwa sekalian hadits-hadits nishfu Syabaan itu, palsu.
Tentang doanya itu, pengarang kitab tersebut berkata begini:
Artinya: Adapun doa Nishfu Syaban yang masyur itu, tidak lah diriwayatkan dari jalan yang shahih, dan tidak dari yang lainnya: doa itu hanya bikinan sebagian dari guru-guru.
Tentu diantara pembaca akan ada yang bertanya: Bukankah Agama membenarkan seseorang berdoa? Kami jawab, memang selain dari doa yang sudah tertentu bacaan dan tempatnya, diijinkan juga kita berdoa. Doa ini, boleh kita kerjakan kapan saja kita suka dan dengan bahasa apa saja yang kita mau, asal kita bisa mengerti.
Sudah tentu doa=doa yang dijinkan itu,boleh kita kerjakan dimana-mana ada keperluan.
Orang yang berdoa, dengan menentukan malam Nishfu Syabaan serta beberapa cara itu, tentu mempunyai kepercayaan, bahwa dalam mengerjakannya itu, ia akan mendapat pahala dan sebagainya. Kalau sekiranya ia tidak ada mempunyai kepercayaan demikian, perlu apakah ia tetapkan mesti berdoa pada malam 15 Syaban itu?
Ini berarti ia sudah mengerjakan satu amal yang tidak ada dalam Islam dan tidak dibenarkan oelh Nabi.
Orang yang mengerjakan sesuatu amal yang tidak diperintah itu, dikatakan orang itu mengerjakan bidah.
Ringkasnya: Sekalian nita, bacaan Yaasien dan doa yang orang-orang kerjakan pada malam 15 Syabaan itu, sama sekali tidak ada dalam Islam.
Diambil dari buku A.Hassan, Soal Jawab Tentang Ber bagai Masalah Agama, penerbit: CV Diponegoro, Bandung.
[ 0 komentar]
|
|