[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Waktu Menunggu reaksi dari shalat istikharah
Uneq-Uneq - Sunday, 18 July 2004

tanya: Assalamu'alaykum wrwb. Mbak, saya mau menanyakan berapa lama biasanya waktu yang diperlukan untuk mendapatkan petunjuk dari Allah SWT dengan melakukan shalat istikharah? Bagaimana memastikan bahwa ketetapan hati yang saya rasakan memang datangnya dari Allah bukan dari emosi saya? Apakah untuk mendapatkan ketetapan hati itu harus melalui serangkaian shalat istikharah selama 1-2 minggu? Jazakillah khoyr atas jawabannya Wassalam, AR.

Jawab;

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

“Diriwayatkan dari Jabir, bahwa Nabi saw bersabda: “Apabila salah seorang di antara kamu hendak memutuskan suatu perkara, hendaklah ia melakukan shalat dua rakaat di luar shalat fardhu, yaitu melakukan shalat istikharah (=artinya memohon pilihan yang baik). Setelah itu hendaklah dia mengucapkan doa berikut ini: Ya Allah, aku mohon kepadaMu dipilihkan kebaikan dengan ilmu-Mu, aku mohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Engkau mengetahui dan aku tidak mengetahui, dan Engkau Maha Mengetahui yang Gaib. Ya Allah Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebut perkara yang sedang diminta pilihannya) adalah baik untukku, agamaku,kehidupanku dan berakibat baik untukku, maka takdirkanlah ia untukku dan mudahkanlah. Dan jika engkau mengetahui bahwa perkara ini tidak baik untukku, agamaku dan akibatnya untukku, hindarkanlah perkara itu dariku, dan hindarkanlah aku darinya. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR Bukhari)

Ada beberapa hal yang tampaknya harus tersirat dari hadits di atas.
Pertama: Pengakuan kita bahwa kita memiliki keterbatasan sedangkah Allah ilmu-Nya tidak terbatas dan kuasa-Nya juga tidak terhingga. Artinya, dengan kehambaan seperti itu, sudah sepatutnyalah kita menaruh rasa percaya yang benar-benar utuh bahwa Allah-lah penentu terakhir atas segala sesuatu yang akan kita lakukan.

Kedua: Perkaranya sudah kita ketahui hanya saja kita dihadapkan pada suatu pilihan.
Taruh misal, ada seorang anak yang datang pada kalian dengan suatu permintaan. “Aku ingin pergi, tolong pilihkan aku baju yang pantas.” Apa yang terlebih dahulu kalian tanyakan pada anak tersebut? “Baik, saya pilihkan. Baju apa yang harus saya pilih?” Jika anak tersebut berkata, “Saya tidak punya baju sama sekali.” Maka tidak ada lagi yang bisa kalian pilihkan untuknya. Artinya, ketika kita mendirikan shalat istikharah itu, kita memang dihadapkan pada dua atau lebih pilihan. Bisa jadi objeknya hanya satu yaitu si A, tapi kita tetap dihadapkan pada pilihan, memilihnya atau meninggalkannya. Itulah yang dimaksud pilihan.

Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Hal ini harus disadari oleh kita semua. Pemahaman akan kekuasaan Allah Yang Maha Luas tersebut, akan membawa pada kesadaran bahwa di tangan Allahlah segala keputusan dan kejadian akan terjadi. Bisa jadi, sesuatu yang kita sukai ternyata tidak cukup baik bagi kita, bagi agama kita. Dan Allah akan mengaturnya agar sesuatu itu menjauh dari kehidupan kita dengan berbagai cara yang terkadang bersifat kebetulan-kebetulan yang kita temui. Misalnya secara kebetulan kita pindah rumah sehingga jauh darinya, secara kebetulan dia sakit, atau ditunangkan oleh orang tuanya dengan orang lain atau si dia pindah pekerjaan sehingga sulit untuk terus menjalin hubungan.

Terkadang, cara Allah menjauhkan kita dari sesuatu tidak selalu melalui kebetulan-kebetulan tapi melalui cara yang sebenarnya kita sadari alurnya ketika kejadian itu terjadi, Karena apa? Karena tanpa kita sadari, kita dituntun oleh Allah untuk memilih menjauhinya. Misalnya, dari hal kecil yang remeh tiba-tiba muncul sebuah pertengkaran yang hebat sehingga ada sebuah kesadaran untuk berpisah. Atau ada sebuah kejadian kecil yang sepele yang ternyata membawa dampak terjadinya sebuah perpisahan yang tak terelakkan.

Hal sebaliknya akan terjadi jika Allah memang berkehendak untuk mendekatkan kita pada sebuah kebaikan. Bisa jadi sesuatu yang semula kita membencinya ternyata mendatangkan kebaikan bagi diri kita. Yaitu kebaikan untuk lebih mendekatkan diri kita pada Allah dan hari akhir kelak. Kejadiannya serupa, bisa melalui sebuah kebetulan-kebetulan yang terjadi bisa juga melalui sebuah kejadian yang kita sadari alurnya. Misalnya, ada banyak kemudahan yang terjadi dimana semua rangkaian kejadiannya membuat kita merasa dekat dengan seseorang dan tanpa rintangan yang berat justru kedekatan itu mendatangkan kemudahan untuk memasuki gerbang perkawinan misalnya. Atau dipermudahnya kesempatan untuk memperoleh posisi yang kita inginkan dikantor dengan datangnya tawaran emas akan banyak hal yang sesungguhnya malah memperlihatkan kemampuan kita yang sesungguhnya dan hal ini diakui oleh orang banyak sehingga diperoleh dukungan mayoritas untuk menduduki posisi itu.

Dan terakhir, dalam do’a tersebut, ada pengakuan dari dalam diri kita bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang kita tidak tahu karena apa yang terjadi di hari esok sesungguhnya adalah rahasia takdir yang hanya Allah sajalah yang tahu.

Implikasinya, hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi diri kita. Bisa jadi, ternyata pilihan yang kita ajukan itu, ternyata keduanya (atau semuanya) ternyata bukanlah yang terbaik bagi kita. Dengan demikian, barangkali kita tidak memperoleh apa yang kita ingin pilih. Dengan Kuasa-Nya, Allah akan menjauhkan hal-hal tersebut dari kehidupan kita dan sebagai gantinya, disediakan pengganti yang lebih baik. Atau bisa juga, pilihannya memang ada salah satu, tapi saatnya untuk memperoleh amanat itu ternyata bukan sekarang. Masih ada beberapa ujian yang akan diberikan untuk menguji kemantapan hati dan keimanan kita dalam mengemban amanat tersebut hingga saatnya tepat untuk kita mengembannya. Wallahu’alam.

Semua hal di atas akan terjadi melalui sebuah sikap sabar dan tawakkal. Lebih dari itu, juga kita harus benar-benar percaya pada ketentuan Allah akan segala sesuatu. Hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui apa yang akan terjadi di hari esok.

Meski begitu, berdoa tetap merupakan bagian dari permohonan kita pada Allah agar senantiasa bertindak sesuai dengan keridhaan-Nya. Juga berdoa adalah usaha kita untuk senantiasa menyadari akan ketidak-mampuan diri tanpa pertolongan Allah, sehingga kita tidak lengah dan bersikap takabur. Doa juga berfungsi untuk melatih kesabaran dalam memupuk cinta dengan Allah.

Dan doa yang baik adalah doa yang diiringi oleh usaha. Hanya saja dalam hal shalat istikharah ini, doa yang dipanjatkan itu hendaknya mengantarkan kita agar tidak terlalu cenderung pada sesuatu dan melupakan yang lain. Artinya, kita harus mampu berlaku adil. Itulah sikap yang tidak cenderung pada emosi.

Ada hadits yang berkenaan dengan pilihan atau kecenderungan tersebut. Yaitu hadits yang diutarakan oleh Imam Nawawi.
Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkar menyatakan hendaklah orang tersebut memilih sesuai dengan pilihan hatinya (hatinya menjadi condong terhadap suatu pilihan setelah sholat). Tetapi pendapat tersebut ditentang oleh sejumlah ulama karena hadis yang menjadi rujukan Imam Nawawi adalah hadis dhoif, para ulama hanya menegaskan bahwa jangan memilih pilihan yang ada sebelumnya yang hanya berdasarkan kepada hawa nafsu (Fathul bari 11/187). Artinya, kita lepaskan dahulu kecenderungan yang ada di dalam hati kita dan berserah diri sepenuhnya kepada ketentuan Allah semata. Jika pilihan tersebut adalah pilihan yang terbaik, maka Allah akan memudahkannya bagi orang tersebut dan akan memberkahinya. Tetapi jika hal tersebut adalah sebaliknya maka Allah akan memalingkannya dan memudahkan orang tersebut kepada kebaikan dengan idzin-Nya. (Bughyatul Mutathowwi’ Fi Sholat At-Tathowwu’ hal 105)
Wallahu’alam.

Semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita
Dari berbagai sumber bacaan.

[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved