|
Antara Ia dan Jurnal Muslimah - Sunday, 18 July 2004
KafemuslimahSetiap gadis di dunia ini akan pernah memimpikan datangnya seorang pangeran berbaju putih,menunggang kuda putih bersih dan membawa seikat mawar putih. Perilakunya lembut, sopan, menawan dan bersahaja. Dengan lembut ia menyapa, tersenyum manis, dan membungkukkan badan, mempersembahkan seikat mawar itu.
Setiap gadis di dunia ini akan pernah memiliki seseorang
di hatinya. mengukir nama"nya" sampai jauh di lubuk-lubuk
hatinya. menuliskan nama"nya" dalam lembar-lembar buku
hariannya. Mengingat kenangan"nya" dalam merajut
waktu-waktunya. Merasakan desah kehadiran"nya" dalam
masa-masa sepinya. Menyimpan perasaannya seiring waktu
yang terus berlari.
"ia" bisa jadi adalah dari sebuah kenangan masa kecil,
yang walau lebih dari lima ribu hari berlalu, kenangannya
tak juga mau lepas darinya, bagai sebuah benang yang
mengikuti kemanapun kaki hendak melangkah.
"ia" bisa jadi adalah dari sebuah pandangan pertama.
Pandangan adalah anak panah beracun yang siap menerkam
kapan saja. Saat racun mulai merasuk dan menjalar, melebur
dalam setiap aliran darah, seakan merajai setiap gerak dan
langkah.
"ia" bisa jadi adalah dari keyakinan mimpi-mimpinya,
tentang seseorang yang datang bersama pelangi dari negeri
dongeng. Keyakinan tentang pertemuan di masa lalu,
reinkarnasi, dan keajaiban. "ia" pun bagai bersembunyi
dalam kabut putih dan kabut itu menyelimuti segenap ruang
kehidupan.
"ia" bisa jadi adalah dari satu saat yang berkesan dalam.
Sesaat ia hadir lalu berlalu. Sesaat saja menulis cerita
lalu menghapusnya untuk selamanya, tetapi orang akan terus
mengenang ceritanya.
"ia" bisa jadi adalah dari puncak kekaguman. "ia" bisa
jadi adalah dari komitmen. "ia" bisa datang kapan saja,
dimana saja, dan pada siapapun.
tetapi sudahkah....
Setiap gadis menyadari bahwa ada suatu kekuatan yang
melebihi segalanya, yang walau setiap tetes darah dan
desah nafas terkorbankan, jika Kekuatan itu tdk
menghendaki, "ia" akan lebur bersama waktu.
sudahkah...
Setiap gadis menyadari bahwa dirinya bukan miliknya,
jiwanya bukan miliknya, pangeran hatinya bukan miliknya, kelembutan dan keanggunan bukan miliknya, kecantikan dan kecerdasan bukan miliknya, sanjungan dan kebanggaan bukan
untuknya...
Ia adalah sebuah kekuatan yang mampu memberi sinar dan
membukakan pintu-pintu cahaya-Nya dalam kegelapan di dasar
hati.
Ia adalah satu pegangan yang mampu mengulurkan tangan-Nya
dalam keterpurukan dan kejatuhan yang dalam pada sebuah
lubang kehidupan.
Ia adalah satu ketenangan yang mampu menghangatkan jiwa
dari sebuah kekalutan dan kebekuan yang merasuk perih
dalam jiwa.
Ia adalah satu keyakinan yang mampu meberikan semangat dan
kerelaan, yang mampu memberikan kehadiran walau tiada
sesiapapun di dunia ini.
Ia adalah Yang Tercinta dan Terindah, tetapi mengapa "ia"
pun terus bergolak di dalam hati.
Ia adalah Yang Tertinggi dan saat "ia" datang masih
bisakah Ia jadi yang pertama dan utama di atas
segalanya...
Ia memiliki hak atas setiap detik kehidupan dan saat "ia"
mulai mengisi setiap kenangan, masih bisakah kewajiban
mengingat-Nya tertunaikan.
"ia" berasal dari-Nya dan Ia pun memiliki"nya"
"ia" datang atas kehendak-nya dan Ia pun berkehendak
menjadikan"nya" sebagai karunia-Nya..
"ia" menggoreskan suatu kisah yang telah dituliskan-Nya
dan Ia pun membuat kisah yang terindah sepanjang jaman...
jadi Ia atau "ia" ...
Alhamdulillah...
(dik Asih) [ 0 komentar]
|
|