[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Hati Yang Terasa Gersang dan Cepat Sekali Berubah
Uneq-Uneq - Thursday, 26 February 2004

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang hampir serupa tentang masalah hati.


assalamu'alaikum wr wb
mba' kenapa yaa hatiku ini cepat sekali berubah. Adakalanya hati ini begitu merasakan manisnya iman dengan begitu aku menjadi pribadi yg pede, supel, ramah, kalo pas ada masalah walaupun rumit asik aja melewatinya. Sangat berbeda kalo hati ini lagi gersang, saya jadi cepet marah, sensitif, muka muram ada sedikit masalah aja bawaannya nangis mulu, gimana dong mba' hal ini paling sering terjadi kalo saya lagi dateng bulan. O ya mba' aku inginnnnnnn sekali solat yg ku lakukan khusuk ( khusuk yg stabil) emang sih rakaat awal khusuk tapi selebihnya enggak. Saya sangat membutuhkan jawaban mba' terima kasih atas perhatiannya. Semoga setiap jawaban yg mba' berikan bisa menjadi bahan materila di negri abadi kelak-Amien. (q di jakarta)
mba' jangan dicantumkan alamat email saya yah.
wassalamu'alaikum wr wb

AssalamuÂ’alaikum wr wb
Gini mbak, saya sering sekali merasa kesepian di tengah keramaian, bahkan kadang saat saya ngumpul bareng teman-teman saya. Aneh ya mbak. Tapi yang jelas, jadi nggak enak kan rasanya. Trus lagi, kebetulan saat ini saya kan tidak lagi aktif pada beberapa organisasi seperti saat saya kuliah dulu. (memang keadaan membuat saya tidak lagi bisa terjun ke lapangan seperti dulu sih). Wah, rasanya nggak enak bener deh mbak. Serasa jadi orang bingung. Apa ini yach, yang disebut orang sebagai "post power syndrom" ? Trus, ada nggak sih hubungannya dengan rasa kesepian itu ? Trus, enaknya saya kudu gimana donk. Kalo mau masuk organisasi baru, kok bingung juga nih. Saya pengennya masuk ke organisasi yang "bener", jadi aktivitas saya tidak sia-sia gitu. Nah mbak Ade, gitu aja dulu yach. Saya tunggu tanggapannya. Makasih guede deh sebelumnya.
WassalamuÂ’alaikum wr wb

assalamu'alaikum wr wb
apa kabar mba' ? semoga setiap usaha yg tlah dilakukan di anugrahi ridhoNya. Amien. mba' kenapa ya adakalanya saya merasakan begitu manisnya iman, sehinga saya menjadi sosok yg pede dan berani menghadapi tantangan, tapi jika iman lagi turun rasanya sedihhhhh banget, saya jadi lebih sensitif & gampang sedih. Bagaimana ya mba' menstabilkan keimanan saya supaya saya tetap bisa survive menjalani segala pernik kehidupan.
wassalamu'alaikum wr wb

Jawab :
AssalamuÂ’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ukhti semua yang dirahmati Allah SWT.


Hmm.. kondisi hati yang selalu berubah-ubah. Saya juga mengalaminya. Mungkin tulisan/tanggapan berikut ini lebih saya tujukan untuk diri saya sendiri. Semoga Allah memberikan kemudahan pada kita semua agar selamat meniti jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Allah cintai dan bukan jalan orang-orang yang Allah murkai. Aamiin Ya Rabbi.

Al Ghazaly menyebutkan sebuah kisah yang berhubungan dengan keadaan hati yang berubah dan akhirnya ditunggangi oleh iblis. Kisah ini dikenal dengan kisah Turmuz. Ini adalah kisah seorang ahli ibadah yang mendengar bahwa ada sebatang pohon yang disembah manusia selain Allah. Lalu dia membawa kapaknya, berjalan-alan mengendap-ngendap untuk menebang pohon tersebut, sehingga dengan begitu dia bisa memotong ujian yang mensicikan dan menyembah pohon tersebut. Di tengah jalan dia berpapasan dengan Iblis yang hendak mencegahnya, namun dia menolak. Maka keduanya bertarung dan dia bisa mengalahkan Iblis, yang tak ubahnya sehelai bulu di tangannya.

DI sinilah Iblis mulai melakukan tawar-menawar secara licik dengan ahli ibadah itu, yang intinya agar dia kembali lagi ke rumah dan membiarkan keberadaan pohon tersebut. Sebab kalau pun pohon itu ditebang, tidak akan banyak memberikan manfaat. Sebab orang-orang bisa menyembah pohon lain.

Akhirnya Iblis berjanji hendak memberinya uang dinar setiap hari, yang pasti akan dia dapati di bawah bantalnya, sehingga dia bisa memanfaatkan uang itu dan memberikannya kepada fakir miskin. Tawar menawar terus dilakukan, hingga akhirnya ahli ibadah itu pun menerima tawaran tersebut dan Iblis memberikan sejumlah uang dinar setiap pagi seperti yang telah disepakati bersama.

Tapi pasa suatu hari dia amat terkejut karena tidak mendapatkan uang dinar itu ada di bawah bantal, seperti biasanya. Dia pun bersabar selama beberapa hari, siapa tahu Iblis akan menepati janjinya. Tapi ternyata nihil. Maka tidak ada jalan lain baginya kecuali keluar dari rumah sambil menenteng kapak, untuk menebang pohon. DI tengah jalan dia berpapasan dengan Iblis, dan keduanya saling bersitegang, lalu duel. Kali ini Iblis bisa mengalahkan ahli ibadah itu, yang tak ubahnya seekor burung kecil berada di cengkeraman kuku kakinya.

Kemudian ahli ibadah bertanya kepada Iblis, mengapa kali ini Iblis bisa mengalahkannya, padahal sebelumnya ahli ibadah itu menang dalam duel dengannya ? Iblis menjawab, “Pada kali pertama kemarahanmu karena Allah, sehingga engkau mempunyai kekuatan yang tidak pernah engkau miliki sebelumnya, sehingga sulit ditandingi, dan aku pun begitu cepat kalah di tanganmu. Tapi kali ini kemarahanmu karena engkau tidak mendapatkan dinar lagi, sehingga engkau tidak mempunyai kekuatan seperti sebelumnya, dan engkau pun kalah di tanganku secepat sambaran kilat.”

Cerita di atas menceritakan tentang betapa kuatnya keadaan hati yang hanya tertuju pada Allah SWT semata, dan sebaliknya betapa rapuhnya keadaan hati yang tertuju pada selain Allah. Dalam hal ini dinar mewakili benda-benda di dunia yang memang bisa dengan mudah menguasai hati manusia. Itu sebabnya, meski nasehat berikut ini sangat sering terdengar di telinga teman-teman yang menanyakan masalah hati, tampaknya saya sendiri akan juga (selalu) menasehati diri saya sendiri dengan satu kalimat yang sama (karena saya sendiri sering menghadapi kesulitan dengan kondisi hati yang sering berbolak-balik itu): “Mari luruskan niat selalu dan berusahalah untuk memperbaiki keikhlasan dalam diri hanya untuk mencari keridhaan Allah semata.”

Semua penyakit insya Allah ada obatnya. Kondisi hati yang sering berbolak-balik, insya Allah obatnya hanya satu, yaitu niat dan ikhlas yang hanya tertuju pada Allah semata. Kondisi hati orang yang ikhlas (mukhlis) sangatlah kuat. Sebuah hadits telah menggambarkan seberapa besar kekuatan rohani, yang dimiliki orang yang hatinya ikhlas karena Allah,
“Tatkala Allah menciptakan bumi, maka ia pun bergetar. Lalu Allah menciptakan gunung, dan kekuatan diberikan kepadanya, yang ternyata ia diam. Maka para malaikat pun heran terhadap penciptaan gunung itu. Mereka bertanya, “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada gunung? Allah menjawab, “Ada, yaitu besi”. Mereka bertanya, “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari besi?” Allah menjawab, “Ada, yaitu api”. Mereka bertanya, “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada api?” Allah menjawab, “Ada, yaitu air.”. Mereka bertanya, “Adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada air?” Allah menjawab, “Ada yaitu angin”. Mereka bertanya, “Adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada angin?” Allah menjawab, “Ada, yaitu anak Adam yang mengeluarkan shadaqah dengan tangan kanannya sedang tangan kirinya tidak mengetahui”. (Diriwayatkan Al-Tirmidzy dan Ahmad) Beginilah hadits ini menggambarkan kepada kita bahwa kekuatan rohani jauh lebih kuat daripada segala kekuatan materi. Kekuatan iman dan ikhlas jauh dari semua kekuatan yang pernah ada karena mengungkapkan usaha manusia dalam merahasiakan shadaqah yang dikeluarkannya, jauh dari dugaan riya’ di hadapan orang lain. Dia ikhlas hanya karena dan untuk Allah SWT. Ikhlas bisa memberi kekuatan untuk beramal secara berkesinambungan kepada orang yang ikhlas.
“Dan jangan menyembah Tuhan lain di samping Allah. Tiada Tuhan kecuali Dia (Allah). Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kalian dikembalikan.”(qs 28: 88) . Orang-orang shalih selalu berkata, “ Segala sesuatu yang dilakukan karena Allah akan abadi dan berkesinambungan, sedangkan yang dilakukan karena selailn Allah akan terputus dan bercerai.”

Dr Yusuf Al Qardhawy menjabarkan rangkaian solusi ikhlas disini yaitu dengan mengenyahkan pertimbangan-pertimbangan pribadi,, memotong kerakusan terhadap dunia, memurnikan tujuan akhirat, yang semuanya itu harus lebih dominan di dalam hati. Jika hal-hal ini dilakukan, maka ikhlas akan mudah muncul.

Orang yang mukhlis karena Allah tidak akan melemah dari janji-janji yang diobral, tidak bergeming karena ancaman, tidak menjadi hina karena kerakusan dan tidak bisa dicegah karena rasa takut. Teladannya dalam masalah ini adalah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang pernah ditawari kekuasaan, kedudukan yang terhormat, harta dan segala kenikmatan dunia, agar beliau menghentikan dakwahnya. Menghadapi tawaran ini beliau bersabda dengan nada yang keras dan tegas,
“Demi Allah, andaikan mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan urusan ini, niscaya aku tidak akan meninggalkannya, hingga Allah memenangkannya atau membinasakan yang lain.”(riwayat Ibnu Ishaq di dalam Al Maghazy)

“Mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah merasa lemah.” (diriwayatkan Muslim). Doa adalah senjata di tangan orang Mukmin dan merupakan salah satu sebab spirituil yang disyariatkan Allah ke pada manusia untuk mewujudkan permintaannya dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Ada beberapa doa, di antaranya seperti yang diutarakan oleh Umar bin Khattab: “Ya Allah jadikanlah semua amalku amal yang shalih, jadikanlah ia semata karena-Mu dan janganlah jadikan ia sedikit pun karena seseorang atau sesuatu.” Tatkala sarana-sarana materiil sudah tidak mampu, melemah kekuatannya dan merosot kehendaknya, maka tidak ada pintu lain di hadapannya kecuali pintu Allah, mengetuk-Nya lewat doa dan memohon karunia-Nya. Hanya Allahlah yang bisa memenuhi permintaan. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah mengajarkan sebuah doa kepada kita,
“Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu untuk (tida) menyekutukan sesuatu yang kami ketahui dengan-Mu dan kami memohon kepada-Mu dari sesuatu yagn tidak kami ketahui.”
“Ya Allah, yang Maha berkuasa untuk membolak-balikkan hati, condongkanlah dan teguhkanlah hatiku agar selalu tertuju pada-Mu dan agama-Mu.”
Aamiin Allahumma Aamiin.
WassalamuÂ’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved