|
Apa Yang Harus Dilakukan Untuk Putus Dari Gadis Yang Pernah Digauli Uneq-Uneq - Sunday, 18 July 2004
tanya: Assalamualikum. Wr. Wb.
Maaf jika saya terlalu berlebihan, tapi saya betul2 butuh
jalan keluar dari Bapak2, mungkin ni bukan pertanyaan tapi
lebih bersifat curhat. begini: Saya lelaki umur 18 th. Saya
telah berpacaran selama 4 th dgn gadis dari keluarga
broken home, selama kami pacaran kami sering melakukan
hubungan intim, kemarin saya ingin memutuskan dia krn saya
sudah tidak cinta dia lagi, tapi dia tdk mau saya putus,
lalu dia cerita kpd bapaknya, kakaknya dan teman2nya bahwa
kami pernah melakukan hubungan intim, selain itu dia juga
nyumpahin saya bahwa Allah SWT akan membalas
perbuatanku(karma) saya harus gimana? krn saya sudah tidak
cinta dia lagi. selama ini saya berdoa pada Allah SWT jika di
memang jodohku satukanlah kami dan berikanlah kami
kebahagiaan duni akhirat, tapi jika bukan jodohku
pisahkanlah kami secara baik2 tanpa harus ada dendam.
tolong beri saya solusi ustadz dan saya mohon jgn
cantumkan identitas saya.
Wa’alaikumsalam wr wb
X
Jawab:
Assalamu ‘alaikum wr wb,
X, kalau melihat dari cerita kamu ada beberapa hal yang mungkin bisa kamu lakukan:
1. Bertaubatlah dan mohon ampunlah pada Allah SWT secara sungguh-sungguh karena telah melakukan perbuatan zina. Karena perbuatan itu sangat dibenci Allah SWT. Jadi kamu harus membuktikan diri pada Allah SWT, bahwa kamu benar-benar bertaubat. Antara lain dengan terus meminta ampun pada Allah SWT, dan membuktikan dengan perbuatan yang menunjukkan bahwa kamu tidak mau melakukan hubungan intim tersebut lagi sebelum memasuki jenjang pernikahan. Selain itu kamu juga harus menunjukkan sedapat mungkin –semampu kamu- untuk berbuat kebaikan dan mencegah terjadinya kemunkaran sesuai dengan kemampuan kamu.
Tapi, X juga harus ingat bahwa bertaubat dan memohon ampunan Allah itu bukanlah pekerjaan yang singkat. Mungkin dibutuhkan waktu yang lama, dan bahkan mungkin sampai akhir hayat kita. Tentu X masih ingat tentang kisah Nabi Adam yang memohon ampun atas perbuatannya, yang membuat ia dikeluarkan dari surga. Dibutuhkan waktu bukan hanya dalam hitungan hari atau bulan untuk kita mendapatkan ampunan Allah SWT, tetapi mungkin ampunan itu baru datang setelah bertahun-tahun. Meskipun demikian, kita janganlah berputus asa untuk mendapatkan ampunannya.
Beberapa doa yang dapat dibaca antara lain:
“Rabbana zhalamna anfusana wa illam taghfirlana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin” (Al A’raf:23).
[Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami serta memberi rahmat pada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi]
Doa di atas dibaca nabi Adam dan istrinya, ketika mereka telah memakan buah khuldi dan dihukum Allah SWT dengan diturunkan ke muka bumi.
“Allahumma anta rabbi la ilaha illa anta khalaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu,
a’udzu bika min syarri ma shana’tu abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bidzambi faghfirli fa-innahu la yaghfirudz dzunuba illa anta”
[Allahumma, Engkau adalah Tuhanku, yang tiada Tuhan yang pantas disembah melainkan Engkau yang telah menciptakan diriku. Aku adalah hamba-Mu, dan aku berada dalam perintah dan perjanjian-Mu, yang dengan segala kemampuanku perintah-Mu aku laksanakan. Aku berlindung kepada-Mu dari segala hal buruk yang telah aku perbuat terhadap-Mu. Engkau telah mencurahkan nikmat-Mu kepadaku, sementara aku senantiasa berbuat dosa. Maka ampunilah dosa-dosaku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau].
Doa ini merupakan sayidul istighfar (puncak dari segala istighfar). Rasulullah SAW menegaskan bahwa barangsiapa membaca doa di atas setiap sore, apabila malam harinya ia meninggal, maka berhak masuk sorga. Dan barangsiapa membaca doa ini setiap pagi, apabila pada siang harinya ia meninggal, maka ia berhak masuk sorga. (diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
Tentunya dalam bertaubat kamu tidak hanya sekedar harus berdoa, tapi juga harus berbuat. Karena kalau kamu berdoa, tapi tidak berbuat yang mencerminkan taubat kamu maka kemungkinan Allah SWT tidak akan menerima taubat kamu.
Ingatlah firman Allah dalam surat Al ‘Imran (133-136):
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit; dan orang-orang yang menahan amarahnya; dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah (SWT)? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang didalamnya mengalir sungai-sungai,sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang beramal.”
2. Dalam kaitan hubungan dengan teman intim kamu, X harus bertanya pada diri sendiri, apakah yang X maksud dengan tidak cinta lagi. Apakah tidak cinta itu karena anda merasa bahwa teman intim anda sudah tidak menarik lagi? Atau ada alasan yang lain?
Kalau hanya karena alasan tidak menarik lagi, rasanya X harus memikirkan kembali apakah hubungan itu dibangun karena hal yang bersifat fisik saja atau karena alasan yang lain. Tetapi kalau alasannya karena hal yang lain, maka X perlu juga mempertimbangkan lagi mengapa kamu bertindak seperti itu. Jadi, tolong pikirkan dan pertimbangkan kembali mengapa kamu ingin memutuskan tindakan tersebut, jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan..
Mungkin teman intim kamu bertindak seperti itu (bercerita pada bapak, kakak ataupun temannya) karena tindakan kamu yang ingin memutuskannya, padahal selama ini dia sudah bersedia untuk berhubungan intim dengan kamu karena berharap kamu akan menikahinya. Tetapi karena kamu justru hendak memutuskannya, maka ia menjadi ‘panik’ dan bercerita pada orang2 yang dia harap akan dapat membantu dia untuk mempertahankan kamu disisinya. Jadi jangan terlalu terburu-buru untuk menyalahkan ‘pasangan’ kamu atas tindakannya. Tapi tolong perhatikan kembali, jangan-jangan dia bertindak seperti itu , justru sebagai respon dari tindakan kamu.
3. Bila kamu sudah mempertimbangkan hal di atas, kamu mulai dapat memikirkan langkah selanjutnya. Pertimbangkanlah apakah mungkin bagi kamu untuk menikahinya? Lihatlah sisi baik dari pernikahan itu, jangan hanya melihat sisi yang menakutkan. Lihatlah kemungkinan kamu dapat mengajak ‘pasangan’ kamu untuk berjalan di jalan Allah SWT. Lihatlah kemungkinan kamu dan pasanganmu untuk bersama-sama belajar mendalami agama Islam. Lihatlah kemungkinan kamu dan pasanganmu untuk bersama-sama berbuat kebaikan dan membantu orang lain.
Pertimbangkanlah hal itu, dan ajaklah teman intim kamu untuk memahami hal itu. Kalau dia mau untuk sama-sama belajar untuk berbuat lebih baik, di situ masih ada secercah sinar dan harapan bahwa kamu dan dia untuk saling berkembang dan berjalan di jalan Allah SWT. Tapi, kalau dia tidak mau diajak berjalan di jalan Allah SWT, mungkin kamu harus berusaha mengingatkan dia akan kesalahan yang telah kamu dan dia lakukan selama ini. Dan pentingnya kamu dan dia untuk bertaubat, dan melangkah ke kehidupan yang lebih baik. Ingatkanlah dia dengan cara yang santun, mudah-mudahan dia mau mengerti.
Tetapi kalau dia tetap ingin dalam kondisi seperti ini, maka kamu dapat menyampaikan dengan santun bahwa kamu ingin bertaubat dan ingin berjalan di jalan yang lebih baik. Ingatkan bahwa “kita sebagai manusia di dunia ini pasti akan menjumpai ajal kita”. Dan kita harus mengisi kehidupan di dunia ini dengan perbuatan yang di ridhoi Allah SWT, agar setelah kita menemui ajal kita, maka kita akan mendapatkan ‘nikmat kubur’ dan bukannya ‘siksa kubur’. Ingatkanlah pada diri kita dan juga pasangan kita bahwa ajal itu sebenarnya sangat dekat, bila dibandingkan dengan waktu kita berada di alam kubur (alam barzakh), dan alam akhirat. Waktu kehidupan di dunia itu sangat pendek, jadi kita harus mengumpulkan bekal untuk di alam barzakh dan alam akhirat sebanyak mungkin.
Seandainya dia tetap tidak mau diajak ke arah kebaikan, maka berpisahlah secara santun dengan dia. Tapi janganlah kamu berpisah sebelum berusaha mengajaknya ke arah kebaikan, karena kamu akan kehilangan kesempatan untuk berdakwah dan melengkapi pertaubatan kamu. Apalagi kalau kamu berpisah karena melihat adanya gadis lain yang lebih menarik.
4. Janganlah takut untuk menikahinya, meskipun demikian kamu tetap harus memikirkan bagaimana cara menafkahi keluarga. Mengingat usia kamu masih 18 tahun, mungkin bantuan dari keluarga (ayah dan ibu kamu) pada tahap awal pernikahan kamu, masih tetap dibutuhkan. Tetapi setelah kamu dapat berusaha sendiri, maka kamu akan dapat lebih sungguh-sungguh menopang keluargamu X.
Mudah-mudahan Allah SWT memudahkan jalanmu untuk mendekatkan diri pada-Nya. Dan, mudah-mudah Allah SWT membantu kamu mengatasi permasalahan yang kamu hadapi.
Amiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kajian Pemberdayaan Anak, Keluarga dan Komunitas
[ 0 komentar]
|
|