|
Pelajaran dari Anak-Anak Kita Kiat Muslimah - Monday, 26 July 2004
Kafemuslimah.comMelihat anak-anak, bagaikan melihat sebuah buku pegangan untuk mempelajari berbagai hal. Dari sejak anak mulai tumbuh dalam rahim, lahir, hingga tumbuh menjadi anak, remaja dan dewasa. Berbagai pelajaran tampak di depan mata kita, dapat kita rasakan dan kita renungkan secara langsung, hingga menjadi sebuah sumber inspirasi dan kekuatan jiwa untuk menjadikan diri lebih baik dan lebih berhati-hati dalam menjaga amanah.
Ketika kita mulai sadar bahwa dalam rahim kita tumbuh seorang anak, diiringi dengan rasa mual muntah karena hamil, maka kita memperoleh pelajaran untuk mampu bersabar menjalani segala proses awal kehamilan dengan penuh kehati-hatian dan kesungguhan agar anak yang ada dalam rahim tumbuh sempurna, sehat jasmani dan rohaninya. Suamipun disadarkan untuk mampu bertanggung jawab, lebih sayang kepada istrinya, menjaga istri dengan penuh kesabaran sambil terus memberikan motifasi agar istri mampu bertahan dalam kondisi tubuh yang semakin lemah dan bertambah lemah dalam menjalani proses kehamilan.
Ketika kita mulai merasakan sakit menjelang kelahiran, kitapun diajari untuk mampu bersikap pasrah dan berserah diri atas segala ketentuan Alloh bagi diri kita sambil terus berupaya untuk menguatkan diri menanggung amanah yang dipercayakan Alloh kepada kita.
Begitu anak lahir, pelajaran baru segera kita dapatkan. Demikian jelas tahap demi tahap perkembangan kehidupan dapat kita saksikan, yang menyadarkan kepada kita bahwa kehidupan kita berawal dari segala keterbatasan. Bahwa ketika kita baru lahir, hanyalah menangis dan tersenyum yang kita mampu. Itu artinya kita adalah makhluq yang demikian lemah tak berdaya, hingga kita butuh kekuatan dari Yang Maha Kuat, Alloh SWT.
Saat anak mulai mampu menggerakkan tangan, dan senantiasa berusaha untuk meraih segala yang ada di hadapannya, dan tak akan berhenti bergerak bila benda yang diinginkan belum didapat, kita peroleh pelajaran untuk bersikap optimis. Pantang menyerah dalam setiap usaha. Begitu pula ketika anak mulai belajar duduk dan berjalan, walaupun dia jatuh bangun dia tak putus asa, hingga dia mampu duduk dengan sempurna, bisa merangkak, bisa berdiri kemudian bisa berjalan dan bahkan berlari.
Ketika anak mencoba merasakan segala jenis makanan yang terhidang, tanpa tahu mana yang enak mana yang tidak, mana yang asin mana yang manis, mana yang pedas dan mana yang asam, kita diajari untuk selalu ingin tahu terhadap segala sesuatu. Begitu pula ketika anak mulai bisa berbicara. Apapun yang menurutnya baru, akan dia tanyakan hingga panjang lebar sampai dia memperoleh jawaban yang memuaskan.
Anakpun mampu mengajarkan kepada kita untuk menjadi pemaaf dan bukan pendendam. Lihatlah apa yang dia lakukan beberapa saat setelah kita memarahinya. Dia akan tetap bermanja-manja kepada kita, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Juga ketika dia bertengkar dengan sesama kawan bermainnya, maka beberapa saat kemudian dia akan segera bermain bersama kembali tanpa menampakkan bekas pertengkaran.
Begitu banyak pelajaran yang kita peroleh dari adanya anak-anak dalam kehidupan kita. Maka selayaknyalah kita bersyukur dengan karunia yang tak ternilai tersebut, dengan cara berupaya mendidik sebaik-baiknya. Melindunginya dari segala pengaruh buruk yang terjadi, dan membimbingnya untuk mampu istiqomah di jalan-Nya. Hingga kita peroleh seorang anak yang sholeh sholihah yang akan mendo’akan kita, dan menjadi harta yang tak terputus pahalanya walau kita telah tiada. Wallohu a’lam bishowwaab. (Ummu Shofi).
[ 0 komentar]
|
|