[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Salah Jalan
Jurnal Muslimah - Monday, 26 July 2004

Kafemuslimah.comPagi itu jam sembilan lewat sedikit, selesailah pekerjaanku menyiapkan makanan untuk suami dan anakku. Sebentar kemudian aku berangkat pergi untuk memenuhi undangan seorang kawan. Aku yakin dapat mencapai rumah kawanku ini dengan mudah walaupun aku belum pernah kerumahnya, karena seorang kawan yang lain sudah janji menunggunku di stasiun terdekat. Tak selembarpun catatan petunjuk jalan menuju rumah kawanku ini kubawa, nomor telepon rumahnyapun tidak padahal aku belum menghafalnya. Sebuah perjalanan yang penuh resiko, namun aku tak menyadarinya. Aku demikian merasa yakin bahwa tak akan terjadi sesuatu, sehingga aku tak melakukan persiapan yang memadai. Setidaknya berupa sebuah catatan rute perjalanan beserta petunjuk dengan kendaraan apa aku dapat mencapai rumah kawan tersebut.

Perjalanan dari stasiun pertama ke stasiun ke dua lancar tak ada hambatan, karena aku sudah cukup mengenal medan. Namun ketika aku memulai perjalanan tahap kedua, ternyata aku kurang cermat membaca petunjuk pemberangkatan kereta dengan tujuannya, hingga akhirnya aku salah naik kereta. Satu hal yang agak membantu, sebenarnya dengan kereta itupun aku dapat melanjutkan perjalanan dengan aman bila aku tahu persis dimana aku bisa ganti kereta yang menuju rumah kawanku. Sayang….aku tak teliti mengamati ketika kereta berhenti di stasiun tempat aku bisa ganti kereta, aku asyik dengan buku yang sedang kubaca. Hingga akhirnya perjalanku kebablasan….astaghfirulloohal ‘adziim. Dan aku baru bisa turun di stasiun yang sudah demikian jauh dari tempat yang semestinya. Tak ayal, kawan yang berjanji menungguku di stasiun terdekatpun sudah pergi duluan ke rumah kawanku. Bisa dibayangkan…….bagaimana perasaanku saat itu.

Akhirnya, begitu keluar stasiun aku harus telepon sana telepon sini untuk menanyakan nomor telepon kawanku. Alhamdulillah aku bersyukur, bahwa akhirnya kudapat juga nomor telepon rumah kawanku itu walau aku butuh waktu hingga 30 menit untuk mencari informasi. Kawankupun bersyukur karena saya bisa datang. Dari sini, aku tahu harus melenjutkan perjalan dengan apa dan bagaimana.

Dari stasiun terakhir tersebut, aku masih harus naik bus dengan nomor tertentu dan menanyakan tujuannya secara pasti. Aku tak mau salah lagi. Begitu kulihat bus yang dimaksud, segera aku bertanya kepada sopirnya, bus akan pergi ketujuan mana. Beruntung aku bertanya dulu…..bila tidak, aku tak akan sampai dirumah kawanku, atau paling tidak aku butuh waktu yang lebih lama lagi untuk mencapai rumahnya, karena bus tersebut akan berangkat kearah yang berlawanan. Sopirpun dengan sopannya menunjukkan dimana aku harus naik sambil terus mengamatiku, karena khawatir aku salah. Inilah sebuah kebiasaan orang di Negara yang saat ini aku tinggal, mereka tak mau setengah-setengah kalau menolong orang.

Alhamdulillah….bus yang dapat kunaiki untuk menuju rumah kawanku datang. Aku naik dibagian yang kira-kira aku mudah bertanya kepada penumpang lain, karena aku masih belum memiliki gambaran yang jelas dimana aku harus turun. Di dalam bus, seorang ibu yang sudah kelihatan cukup umur kutanya. Beliau dengan sangat baik menyambut pertanyaanku dan memberikan penjelasan, hingga akupun turun bersamaan dengan beliau. Ketika beliau masih mengkhawatirkan diriku, aku meyakinkannya bahwa kawanku akan menjemputku. Hingga beliau baru pergi melanjutkan perjalanan ketika yakin bahwa aku tidak apa-apa ditinggal. Ini juga pelajaran tersendiri.

Singkat cerita, alhamdulillah…..akhirnya aku sampai di rumah kawanku. Ada pelajaran yamg demikian berharga dalam perjalannan tersebut :

1. Kita butuh persiapan yang matang untuk menempuh sebuah perjalanan. Kita diperintahkan untuk melakukan usaha dulu secara maksimal, baru bertawakkal. Apalagi bila kita belum tahu betul tempat yang akan kita tuju. Seperti saat ini, kita tak tahu kemana dan di mana hidup kita akan berakhir untuk mencapai kehidupan abadi. Surgakah? Atau…..?

2. Kita butuh bekal yang memadai untuk dapat selamat dalam menempuh sebuah perjalanan. Setidaknya adalah sebuah petunjuk jalan. Dan Alloh SWT telah memberikan kepada kita petunjuk jalan itu, yaitu Al Qur’an dan Sunnah.

3. Kita butuh teman dalam menempuh perjalanan, hingga bila kita salah ada teman yang akan mengingatkan, bila kita mendapat kesulitan ada teman yang dapat menolongnya.

4. Kita butuh kehati-hatian. Tidak boleh gegabah/sembrono, yang akan mengakibatkan kita tersesat. Karena bila kita melakukan sebuah kesalahan, kita akan membutuhkan waktu, tenaga dan biaya lebih banyak untuk dapat mencapai tujuan kita. Masih beruntung bila kita dapat samapai di tujuan, bila tidak…….hanya kerugian yang akan kita rasakan. Wallohu a’lam bishowwab. (Ummu Shofi)
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved