[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Indahnya Persaudaraan
Jurnal Muslimah - Monday, 26 July 2004

Kafemuslimah.com "Ngidam apa, Bu?" demikian pertanyaan yang sering diajukan oleh teman-teman sesama muslimah di Fukuoka di saat-saat awal kehamilan saya. Saya biasanya menjawab dengan mengucapkan beragam jenis masakan yang sering terbersit dalam pikiran. Sayur asem, ayam goreng, tahu sumedang, sampai makanan khas dari kota kelahiran yang tentu saja sulit ditemui di negeri matahari terbit ini. Awalnya saya pikir pertanyaan itu hanya ungkapan perhatian dari teman-teman pada saya yang belum lama tinggal di kota yang terletak di pulau Kyushu ini. Ternyata dugaan saya salah. Beberapa hari sesudahnya saya dikirimi sebagian makanan yang ada dalam daftar keinginan tadi. Tidak semuanya sesuai dengan keinginan, tapi subhanallah.. perhatian yang ditunjukkan saudara-saudara sesama muslim dan sebangsa itu benar-benar membuat saya terharu.

Bentuk perhatian yang diberikan saudara muslim sebangsa itu bukan hanya saat awal kehamilan saja. Sebagai orang yang baru datang di kota yang asing, dengan bahasa dan budaya yang berbeda, banyak bantuan yang saya peroleh. Tawaran untuk mengantarkan ke tempat-tempat yang perlu saya kunjungi seringkali saya terima. Bukan saja untuk berjalan-jalan, tapi juga untuk memenuhi berbagai keperluan selama hidup di Fukuoka. Ketulusan yang dalam terpancar saat teman-teman menawarkan diri untuk membantu menjadi pemandu. Seringkali saya merasa tidak enak hati karena rasanya terlalu sering merepotkan mereka yang tentunya memiliki beragam kegiatan lain.

Indahnya persaudaraan bertambah terasa ketika saudara-saudara muslim sebangsa membagi pengalaman yang sarat nasehat dan hikmah. Nasehat dan hikmah yang saya rasakan bermanfaat bukan hanya untuk kehidupan selama di negeri sakura, tapi juga untuk kehidupan saya selanjutnya. Kehidupan jauh dari kampung halaman yang awalnya saya bayangkan akan sulit ternyata menjadi lebih bermakna dengan keberadaan mereka.

Indahnya persaudaraan di negeri orang mengingatkan saya akan kisah persaudaraan sesama muslim yang sangat indah dan menjadi contoh ideal ukhuwah islamiyah. Saat awal perkembangan Islam di Madinah, Rasulullah saw mempersaudarakan seorang Muhajirin dengan seorang lain dari kalangan Anshar. Al Qur’an memaparkan kisah persaudaraan ini dalam surat Al Hashr ayat 9, “Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Sejarah mencatat, betapa hubungan antara kaum Muhajirin dan Anshar diwarnai dengan ketulusan dan kemurnian rasa persaudaraan. Kalangan Anshar memberikan makanan yang mereka miliki meskipun mereka sendiri dalam kesulitan. Niat Sa’ad bin Rabi dari kaum Anshar untuk memberikan sebagian harta yang dimilikinya pada Abdurrahman bin Auf dijawab dengan permintaan dari Abdurrahman bin Auf untuk menunjukkan pasar kepadanya. Sebuah gambaran ideal bagaimana persaudaraan Islam ditumbuhkan dengan menunjukkan sikap mendahulukan kepentingan orang lain dan kecintaan pada sesama muslim. Subhanallah..

Kisah ideal persaudaraan kaum Anshar dan Muhajirin juga pengalaman hidup merasakan indahnya persaudaraan di negeri orang memberikan hikmah bagi saya. Ketulusan membantu orang lain dan sikap mendahulukan kepentingan orang lain harus terus ditumbuhkan dalam diri. Sikap yang sudah seharusnya dimiliki seorang muslim, dilandasi dengan niat memperoleh ridho Allah SWT semata. Insya Allah, manfaat yang dapat kita rasakan bukan hanya selama hidup, tapi juga di akherat nanti.

“Seorang muslim adalah bersaudara bagi muslim lain. Ia tidak menzaliminya dan menyusahkannya. Barangsiapa yang memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan memenuhi hajatnya. Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan kepada seorang muslim, maka Allah akan melapangkan kesusahannya pada hari kiamat. Dan siapa yang menutup keburukan seorang muslim, niscaya Allah SWT akan menutup keburukannya pada hari kiamat.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Wallahu’alam Bishowab
(afiati)

untuk rekan-rekan muslimah fukuoka: mudah-mudahan persaudaraan yang kita miliki bisa terus terjalin. Yang akan kembali ke tanah air, mudah-mudahan pengalaman selama di negeri orang memberi manfaat berharga bukan saja bagi diri sendiri tapi juga masyarakat.
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved