[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Janji Allah Selalu Benar
Jurnal Muslimah - Monday, 26 July 2004

Kafemuslimah.com Barangsiapa yang bertaqwa kepada Alloh, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar, Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh, niscaya Alloh akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya Alloh melaksanakan urusan (yang dikehendaki-Nya). Sesungguhnya Alloh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (Q.S. Aththalaaq : 2-3).

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan nartanya di jalan Alloh , adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Alloh melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Alloh Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al Baqoroh : 261).

Sejak saya mengetahui Islam mengajarkan supaya kita menginfaqkan sebagian harta yang kita peroleh, saya berusaha secara rutin melakukannya setiap bulan, walau uang yang saya peroleh belum seberapa besar. Hanya pas untuk keperluan sebulan, dengan pola hidup sederhana.

Namun suatu saat, karena suatu keperluan yang saya anggap mendesak, bulan itu kebisaan menginfaqkan sebagian harta saya tunda. Bulan berikutnyapun keperluan yang sama muncul, sehingga saya kembali menunda infaq. Saya pikir, saya akan bisa mengeluarkan infaq dibulan-bulan yang lain dengan jumlah yang lebih besar.

Pada bulan ketigapun hal yang sama terjadi. Ada kebutuhan mendesak yang harus saya penuhi, sementara saya menanggung hutang infaq selama tiga bulan.

Akhirnya saya berfikir, kalau saya menunda dan menunda mengeluarkan infaq, maka lama-kelamaan jumlah yang harus saya keluarkan akan cukup besar. Tidak mustahil syaiton akan datang menggoda, supaya saya tidak jadi mengeluarkan infaq, karena rasa sayang terhadap harta. Bahkan mungkin tindakan saya menunda mengeluarkan infaq itupun adalah merupakan hasil kerja syaiton, yang menghalangi perbuatan baik setiap manusia.

Sayapun tersadar. Kemudian kuhitung jumlah uang yang harus saya keluarkan selama tiga bulan, dan saya bayarkan saat itu juga. Saya tahu bahwa uang sisa dari pemenuhan keperluan mendesak dan pembayaran infaq selama tiga bulan pasti tidak cukup untuk biaya transportku ke tempat kerja. Tapi saya yakin, bahwa Alloh tak akan pernah ingkar janji.

Benar saja, baru pertengahan bulan, uang saya yang tertinggal hanya beberapa ratus rupiah saja. Padahal untuk sampai ketempat kerja, saya membutuhkan uang minimal Rp.1.500,00 pulang pergi. Saya tetap berangkat kerja seperti biasa, dengan uang yang sangat pas-pasan. Untuk ongkos becakpun tak ada. Tapi karena kondisi fisikku agak kurang baik saat itu, maka saya naik becak.

Ditengah perjalanan, diatas becak, saya hitung uang untuk ongkos becak. Ternyata tidak cukup. Sampai akhirnya turun dari becak saya minta kepada tukang becak untuk menunggu barang sebentar, saya akan pinjam uang dulu kepada kawan kerja saya. Tukang becakpun setuju, tanpa curiga dan khawatir saya tidak akan membayar.

Saya pinjam uang kepada kawan kerja seribu rupiah. Perhitungan saya, uang itu nanti cukup untuk bayar becak dan ongkos pulang, ditambah dengan jalan kaki.

Sejak datang sampai sekitar jam 09.30 saya mengajar dikelas. Kemudian waktu istirahat tiba. Kawan-kawan guru mengajakku ke kantor TU untuk mengambil uang DP3. Saya terheran-heran, karena sebelumnya saya belum pernah tahu bahwa ada uang lain selain gaji yang diberikan kepada karyawan tiga atau enam bulan sekali. Dan ternyata, uang yang diberikan lebih dari cukup untuk keperluanku setengah bulan kedepan.

Subhaanaalloh. Sungguh, saya merasa bahwa uang yang baru saja saya terima saat itu adalah rizki yang dilimpahkan Alloh kepadaku karena telah menjalankan sebagian perintah-Nya.

Ya Alloh, lapangkanlah hati kami untuk senantiasa menginfaqkan harta di jalan-Mu. Dan janganlah Kau condongkan hati kami kepada kesesatan, setelah Engkau memberikan kepada kami petunjuk-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Karunia. Aaamiin.

(Ummu Shofi).
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved