[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Berdoa untuk Ayah yang Meninggal dalam Kemusyrikan
Uneq-Uneq - Monday, 26 July 2004

tanya: Assalamualaikum
Mbak aku bingung. Keluarga aku adalah keluarga besar. Bapak dari Bali dan waktu menikah dgn ibu, bapak masuk Islam.Tapi setelah nikah Bapak Hindu lagi. Dalam Islam, orang yg menikah dgn org yg beragama lain berarti zina kan. Trus bagaimana dgn aku dan kakak2 ku???
Alhamdulillah aku dan kakak2 ikut ibu yg beragama Islam. Dan kakakku yg nomor 3,4,5 berjilbab termasuk aku yg no.6 juga sudah berjilbab.
Suatu kali aku pernah ditanya guru," Kamu kok ga' meng-Islamkan bapakmu?"
aku jawab aja klo bapak itu udah meninggal dan bagaimana aku bisa meng-Islamkannya? Pertanyaan itu membuat aku menangis. Apaka doa2 aku untuk bapak bisa kesampaian?
Sekarang aku tinggal di rumah bersama kakak ke2 sekeluarga. Ibu tinggal bersama kakak ke 3 di R. Yg jadi masalah adalah kakak aku yg no.2 itu jarang sholat, malahan suaminya sekarang jadi pengikut aliran Sapto Darmo. Kakak aku sekarang banyak berubah. Dia menjadi lebih cerewet, galak,dsb. Kakak aku banyak utang dan suaminya kurang bisa diandalkan (sekarang malah judi). Kakakku punya anak 2 cowok semua. Anak kakakku itu selalu berantem terus. Umurnya 8 th dan 4 th.Yg umur 4 th ini klo permintaannya ga' dipenuhi dia bakalan nangis sekenceng-kencengnya. Nah klo itu terjadi, kakakku ama suaminya bakalan main tangan untuk mendiamkan anaknya. Gimana caranya supaya kakakku bisa sadar dan mau sholat, suaminya ga' ikut aliran sapto darmo lagi? Aku ini termasuk orang yg pendiam dan jarang ngomong klo di rumah. Jujur aja, aku ga'berani nasihati Mbakku langsung.Tolong dibantu soalnya aku ini pengisi kajian masa' keluarganya kaya' gitu.

Syukron sebelumnya
Tolong segera dijawab ya....
wassalamualaikum
NB: Mbak, jawabannya ga' usah ditampilin di kafe muslimah ya...Mbak cukup kirim email balasan aja ke aku.

Jawab:

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sebelumnya mohon maaf karena saya tidak bisa tidak menayangkan uneg2mu. Dengan begitu, kompromi yang saya bisa berikan adalah saya sembunyikan identitasmu, sedangkan uneg2mu tetap ditayangkan dengan pengharapan agar bisa memberi hikmah bagi siapapun yang membacanya. Disamping itu, lewat tayangan ini kita semua bisa saling bertukar ilmu. Insya Allah hal ini lebih bermanfaat bagi orang banyak ketimbang saya balas secara pribadi ke e-mailmu.

Tentang statusmu dan kakak-kakakmu yang menjadi anak dari ayah yang kembali musyrik. Waktu menikah dengan ibumu, ayahmu sudah memeluk Islam. Bisa jadi, karena pilihannya inilah maka kedua orang tuamu menikah (ibumu menerima ayahmu sebagai suaminya). Sayangnya ayahmu ternyata di kemudian waktu memilih untuk kembali ke agamanya. Sayang sekali memang. Tapi ini pilihannya, yang tentunya dipilih dengan penuh kesadarannya, tentu kelak ada ganjaran tersendiri bagi siapapun yang meninggalkan agama Allah. Wallahu’alam. Tapi statusmu dan kakak-kakakmu, kalian tetap saja anak ayah dan ibumu. Artinya, kalian tetap punya kewajiban untuk mematuhi dan bersikap sopan serta hormat pada mereka berdua, selama mereka berdua tidak mengajak pada kemusyrikan. Terlebih ibumu tetap bertahan pada agamanya, sehingga dengan demikian dia haruslah lebih dilindungi lagi dalam usahanya untuk senantiasa istiqamah tersebut (jadi bukan disalahkan karena gagal mempertahankan suaminya agar tetap ber-Islam. Bukankah tugas menyampaikan kebenaran itu ada pada manusia tapi manusia tetap tidak dapat kuasa untuk merubah pilihan seseorang? Allah Maha Mengetahui semua rahasia ini).

Selanjutnya tentang doa-doamu kepada ayahmu. Maaf sekali, kita tidak dapat mendoakan mereka yang berlainan agama dengan kita. Ini berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut di bawah ini:

Artinya: Telah berfirman Allah Ta’ala: Tidak boleh Nabi dan orang-orang yang beriman, memintakan ampun bagi orang-orang Musyrik walaupun mereka itu kaum keluarga yang dekat sesudah ternyata yang mereka itu ahli neraka. (Qs At-Taubah: 113)

Tersebut dalam Hadits Shahih Bukhari dan Muslim, sebab turunnya ayat demikian:
Artinya: Dari Sa’id bin Musaiyah, dari bapaknya, ia berkata: Ketika Abu Thalib hampir mati, Rasulullah datang kepadanya, dan di waktu itu ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umaiyah. Maka Rasulullah saw berkata kepada Abu Thalib: “Ya Pamanku! Ucaplah Lailahaillallah, satu kalimah yang dengan itu aku akanmenyaksikan (ke-Islamanmu) di hadapan Allah.” Ketika itu Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umaiyyah berkata: “Ya Abi Thalib! Apakah engkau mau keluar dari agama Abdul Muth-Thalib?” Maka Rasulullah terus mengulangi perkataannya dan mereka juga mengulangi perkataan mereka, hingga akhir perkataan yang diucapkan oleh Abu Thalib, bahwa tetap ia atas agama Abdul Muththalib, dan enggan ia mengucapkan ‘La ilahaillallah. Maka Rasulullah berkata: “Demi Allah aku akan mintakan ampun bagimu selama aku belum dilarang.” Lalu turun ayat (yang artinya): Tidak boleh Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun bagi musyrikin………” (HR Bukhari dan Muslim)

Artinya: Telah berkata Abu Hurairah: Nabi saw pernah ziarah ke kubur ibunya kemudian beliau menangis, hingga orang-orang yang ada di sekelilingnya menangis. Kemudian Beliau bersabda: “Aku telah meminta izin kepada Tuhanku supaya aku diberi izin kepada Tuhanku supaya aku diberi kebenaran untuk memintakan ampun baginya, tetapi aku tidak diberi izin. Dan aku minta kebenaran lagi kepadaNya suapa aku bisa ziarah kuburnya, maka Ia beri izin kepadaku. Oleh sebab itu ziarahlah kamu kepada kubur-kubur, karena ziarah itu bisa mengingatkan mati.” (HR Jama’ah)

Artinya: Telah berkata Buraidah: “Kami pernah beserta Nabi saw dalam satu pelayaran, kemudian beliau turun bersama-sama kami dari kendaraan. Di waktu itu kita kira-kira ada seribu orang, kemudian beliau shalat dua raka’at, sesudah itu beliau menghadap kepada kita sambil mengeluarkan air mata. Kemudian berdirilah Umar Ibnul Khaththab bertanya: “Ya Rasulullah! Mengapakan tuan hamba?” Jawab Beliau: “Aku telah memohon kepada Tuhanku Yang Mulia dan Tingi pada memintakan ampun bagi ibuku. Ia tidak memberi izin kepadaku. Oleh karena itu keluarlah air mataku karena belas kasihanku baginya dari neraka…..” (HR Ahmad)

Artinya Telah berkata Ibnu Mas’ud, Pernah datang dua orang anak Mualikah kepada Nabi saw sambil berkata: “Bahwa ibu kami biasa memuliakan suaminya, dan belas kasihan kepada anaknya, serta menghormati tamu, tetapi sudah pernah menanam anaknya perempuan dengan hidup-hidup di masa Jahiliyah. Maka Nabi saw bersabda: “Ibumu di neraka.” Kata Ibnu Mas’ud: Kemudian mereka berdua pergi, padahal kesusahan tampak pada muka keduanya, kemudian beliau menyuruh panggil kembali dua anak itu lalu mereka berdua kembali, padahal kegirangan tampak pada mukanya sebab mengharap barangkali ada kejadian baru, lalu beliau bersabda: bahwa ibuku itu beserta dengan ibumu )yakni di neraka),,,,,,” (HR Ahmad)

Dari Hadits-hadits di atas, kita bisa mengetahui, bahwa Nabi saw tidak diberi izin oleh Tuhan untuk memintakan ampun bagi ibunya, oleh karena ibunya meninggal dalam kekafiran. Inilah dalilnya bahwa Allah melarang beliau mengerjakan demikian itu dengan nash Quran:

Artinya: Telah berkata Ibnu Mas’ud, pernah keluar Rasulullah saw pada suatu hari ke kuburan dan kami turut beliau sehingga beliau itu duduk menghadap satu kubur, lalu beliau mendo’a dengan do’a yang panjang, kemudian beliau menangis dan kita sekalian turut menangis,kemudian beliau berdiri, lalu berdiri pula Umar bin Khaththab kepadanya, lalu belaiu panggil dia dan panggil pula kami, sambil bersabda: “Apakah yang menyebabkan kamu menangis?” Jawab kami: “Kami menangis itu karena tangisan tuan”. Kemudian beliau bersabda, “bahwa kubur yang aku duduki tadi kubur Aminah (ibuku) dan aku meminta izin kepada Tuhan untuk mendoakan baginya, tetapi Ia tidak memberi izin kepadaku, dan ia menurunkan firman kepadaku (yang artinya): Tidak boleh Nabi dan orang-orang yang beriman itu memintakan ampun bagi orang-orang yang musyrik, walaupun mereka itu kerabat-kerabat mereka, sudah terang bagi mereka, bahwa mereka (yang memintakan ampun) itu ahli neraka. (HR Abu Hatim).

Terakhir, tentang keluarga kakakmu.
Saya pikir, kakakmu menjadi emosian, cepat marah dan ringan tangan adalah akibat tekanan yang terus-menerus dari kehidupan keluarganya yang sangat tidak sehat. Suaminya suka berjudi (maaf saya kurang paham apa itu aliran Sapto Darmo) dan tagihan hutang dimana-mana. Tentu saja ini membuat siapapun merasa tertekan karenanya. Dampaknya adalah tanpa disadari muncul perilaku kasar pada orang yang ada di sekelilingnya, dalam hal ini yaitu anak-anaknya.

Mungkin yang bisa kamu bantu dalam hal ini adalah mencoba untuk ikut serta mencari solusi bagi persoalan yang kakakmu hadapi. Cobalah cari cara untuk merintis usaha yang bisa mendatangkan pemasukan bagi keluarga kakakmu (dilakukan oleh kakakmu dan kamu). Entah itu dengan cara berdagang atau menjadi buruh atau apa. Mungkin jika masalah keuangan ini sedikit longgar kita baru bisa mengingatkan dia untuk mengerjakan shalat dan ingat Allah (kamu tentu tahu bahwa kemiskinan itu bisa mendekatkan orang pada kekufuran). Bantu pekerjaan rumah tangganya agar rasa lelahnya tidak terlalu bertumpuk (jadi tekanannya sedikit berkurang).
Lalu keponakanmu. Adalah hal yang biasa jika dua saudara saling bertengkar. Ini disebut reaksi sibling, yaitu usaha mereka dalam bersaing untuk mendapatkan perhatian dari keluarganya. Sayangnya, karena kedua orang tua mereka bermasalah, maka mereka tidak mendapatkan apa yang mereka cari tersebut akhirnya mereka jadi sering berkelahi bukan lagi untuk mendapatkan perhatian kedua orang tuanya, tapi lebih sebagai pelampiasan rasa kekesalan dan kecewa karena keluarganya tidak sesuai dengan harapan mereka. Hal ini bukan tidak bisa diperbaiki. Mereka masih muda dan kecil, jadi bisa diperbaiki kok. Tapi karena kakakmu dan suaminya sedang bermasalah maka kamulah dalam hal ini satu-satunya orang di rumah mereka yang bisa berbuat sesuatu.

Coba dekati mereka berdua dan beri mereka berdua perhatian sehingga mereka berdua senantiasa merasa aman dan terlindungi (sikap pemarah, cengeng, temper tantrum atau mengamuk, merupakan manisfestasi dari situasi tidak aman yang mereka rasakan). Tidak usah dekati lalu nasehati, karena itu hanya merupakan sesuatu yang membosankan dan membuat mereka merasa kamu tidak berbeda dengan kedua orang tuanya yang hanya bisa menuntut dan mendikte. Dekati mereka dengan mendampingi mereka dalam melakukan banyak hal keseharian. Seperti sebelum tidur, temani mereka sejenak untuk sekedar membacakan cerita pendek yang isinya penuh dengan hikmah perdamaainan, persahabatan, kesetia-kawanan dan kasih sayang. Bisa ambil dari cerita dongeng, fabel, hikayat atau bahkan shirah-shirah para nabi, sahabat dan keluarga mereka. Lalu pimpin mereka untuk berdoa sebelum tidur, agar mereka merasakan bahwa Allah senantiasa tidak pernah meninggalkan mereka dan selalu melindungi mereka.
Atau bisa juga dengan mengajak mereka ngobrol bertiga dalam suasana yang santai (seperti sambil mengerjakan PR, atau sambil menonton TV), atau ajak mereka bermain bersama dalam suasana yang memang sesuai dengan alam kanak-kanak mereka yang pada dasarnya penuh kedamaian dan keceriaan. Seperti mengajak mereka bermain tebak-tebakan, sepak bola, basket, “main selamat pagi tuan raja”, suten cina, petak umpet, catur jawa, “main ABC ada berapa” dan sebagainya. Intinya ajak mereka untuk merasakan bahwa mereka pada dasarnya saling membutuhkan satu sama lain dalam suasana damai jika ingin meraih banyak kesenangan dan kedamaian. Dimana suasana ini tidak akan mereka peroleh jika mereka berkelahi dan ribut. Tekankan nilai bahwa sebagai dua orang saudara, mereka harus saling melindungi satu sama lain dan mencegah agar satu sama lain tidak berbuat celaka atau mencelakakan. Sesekali boleh juga untuk mengajak mereka ikut serta ke acara pengajian, atau menonton film anak-anak yang membawakan tema perdamaian dan pengertian sederhana tentang persahabatan dan persaudaraan. Saya rekomendasikan film “Children From Heaven” sebagai salah satunya untuk ditonton disamping banyak film lain.
Mungkin sebegitu dulu yah Ukhti. Jangan lupa untuk senantiasa berdoa agar Allah melembutkan hati kakak ukhti, suaminya dan anak-anaknya agar mudah menerima kebenaran dari Allah. Juga doakan agar Allah membukakan mata hati mereka agar mereka ringan meninggalkan segala kebatilan, kemunkaran dan kemusyrikan. Semoga Allah senantiasa menautkan hati semua orang yang beriman agar mereka senantiasa saling membantu untuk saling menguatkan agar kita semua senantiasa istiqamah di jalan Allah. Aamiin

Semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita




[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved