|
Senandung Pagi
Jurnal Muslimah - Monday, 26 July 2004
Kafemuslimah.com Pagi itu seperti biasanya aku bersenandung sambil menyelesaikan pekerjaan rumah tanggaku. Selain membuat hatiku tak terlalu sepi, senandung itu juga memberikanku semangat, sehingga pekerjaanku terasa ringan.
Sebait dua bait syair kusenandungkan, sambil mencoba merangkai kalimat-kalimat bermakna. Aku sering mencoba menyusun syair sendiri, sesuai dengan kondisi yang kubutuhkan, terutama terkait dengan tugasku mengasuh anak sang buah hati.
Tak terasa, ternyata senandung itu menghasilkan sebuah nasyid, bernada sederhana, berisi nasehat. Aku jadi gembira dan mengulang syair itu berkali-kali, hingga anakku bangun dan menirukan syair yang kusenandungkan. Nampaknya anakkupun menyenanginya.
Namun tak kuduga, beberapa saat kemudian anakku yang saat itu baru berusia dua tahun sepuluh bulan, tiba-tiba menangis menjerit-jerit ketika selesai mandi, padahal kutahu pasti tidak ada hal-hal yang membahayakannya terjadi. Aku bertanya apa yang menyebabkan dia menangis, dan berusaha menghiburnya. Tapi anakku tak mau menjawab dan tak kunjung berhenti menangis.
Beberapa saat kemudian kami pergi kesebuah acara sampai menjelang sore hari. Nah, ketika kami sampai dirumah, barulah anakku bercerita kenapa dia menangis pagi tadi. Dia bilang, dia menangis karena sedih, setelah tahu isi nasyid yang kami senandungkan. Aku terharu campur kagum. Anak sekecil itu telah mampu memahami nasyid yang kurangkai.
Syair nasyid yang kurangkai adalah sbb :
Aku malu membantah umi
Karna umi slalu menyayangi
Aku malu membantah abi
Karma abi slalu memberi
Umi abi ajari aku
Agar taat dan hormat slalu
Pada Allah pada orang tua
Agar aku jadi ahli surga
Akhirnya aku mendapat ide baru untuk menasehati anakku, ketika anakku membantah perintah-perintah dan nasehat-nasehatku. Alhamdulillah.
ummu shofi
[ 0 komentar]
|
|
