[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Syekh Ahmad Yassin Telah Pergi
Muslimah & Media - Monday, 26 July 2004

Kafemuslimah.com Innalillahiwainnailaihirojiun. Dunia Islam berduka. Syekh Ahmad Yassin, pendiri dan pemimpin organisasi perjuangan Palestina, Hamas, gugur di Jalur Gaza, akibat serangan helikopter Israel pada tanggal 22/3/2004, senin. Seluruh dunia bereaksi. Menteri Luar Negeri Inggris, Jack Straw, menyebutkan bahwa serangan Israel itu sama sekali tidak bisa diterima. Israel tidak akan mendapatkan hasil apa-apa dari serangan ini. Ujarnya. Para pemimpin Eropa juga mengungkapkan hal yang sama. Pemimpin Palestina, Yasser Arafat juga sangat menyesalkan serangan tersebut. Perdana Menteri Palestina, Ahmad Qorei, menyebutkan bahwa serangan itu sebagai tindakan kriminal yang sangat keji. Sedangkan Ketua Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina, Din Syamsudin, juga sangat mengutuk serangan itu. Sekretaris Jenderal Dewan Dakwah Indonesia, Husein Umar, meminta agar gugurnya Yassin menjadi momentum bagi umat Islam untuk merapatkan barisan.

Unjukrasa terjadi di berbagai tempat di Timur Tengah guna mengutuk pembunuhan yang dilakukan Israel itu atas pemimpin spiritual kelompok militan Palestina itu. Pemerintah Arab dan Uni Eropa mengatakan serangan itu telah membunuh setiap langkah maju menuju proses damai.

Kelompok Islam bersumpah untuk melakukan pembalasan. Mohammed Akef dari Persaudaraan Muslim Mesir memperingatkan: "Tidak akan ada kehidupan bagi Amerika dan kaum Zionis di kawasan ini."


Presiden Mesir Hosni Mubarak --salah seorang pemain utama dalam proses perdamaian di Timur Tengah-- mengatakan kepada para wartawan bahwa misil yang ditembakkan terhadap Sheik Yassin yang lumpuh merupakan 'tindakan yang amat biadab.' Ketika ditanya bagaimana tindakan Israel itu dapat mempengaruhi proses perdamaian, Mubarak mengatakan: "Proses damai apa jika situasinya berada di atas api."

PM Israel Ariel Sharon mengatakan Yassin adalah salah seorang 'arsitek teroris' yang terlibat dalam serangkaian pembunuhan ratusan warga Israel. Dia menambahkan Israel punya hak untuk 'memburu siapa yang ingin merusak.

Sementara AS, Jepang dan Australia menyerukan semua pihak menahan diri, negara-negara Inggeris dan Uni Eropa mengutuk pembunuhan itu sebagai suatu tindakan yang bertentangan dengan hukum internasional.

Kronologis Kejadian

Menurut saksi, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Senin (22/3) dan dikutip oleh Waspada online, adalah sebagai berikut.

Senin subuh itu, Yassin dengan kursi rodanya keluar dari masjid seusai shalat Subuh bersama puluhan pengawalnya dan warga Palestina di Kota Gaza. Helikopter Israel kemudian melepaskan tiga missil ke arah target. Yassin dan tujuh orang lainnya tewas, termasuk sejumlah pengawal pribadinya. Tujuhbelas orang lainnya dinyatakan cedera, di antaranya dua putra Yassin.

"Kursi rodanya porak-poranda. Dua atau tiga orang terkapar di dekatnya di tanah. Salah satunya tanpa kaki," kata seorang pengemudi taksi Yousef Haddad, yang bergegas keluar dari satu toko pengecer ketika mendengar suara misil mengguncang daerah di dekat kemp pengungsi Sabra itu. Tubuh dan sebagian tempurung kepalanya hancur, membuat marah kelompok militan Palestina, bahkan kalangan Arab, untuk melakukan pembalasan terhadap Israel dan AS.

Tiga lagi warga Palestina tewas di Kota Gaza beberapa jam sesudah serangan senin itu. Salah seorang di antaranya tewas saat memegang bahan peledak dan dua orang lainnya akibat tembakan tentara Israel pada saat aksi unjukrasa memprotes pembunuhan Yassin, demikian menurut para pejabat RS Palestina.

Tiga lagi warga Palestina tewas di Kota Gaza beberapa jam sesudah serangan itu Senin. Salah seorang di antaranya tewas saat memegang bahan peledak dan dua orang lainnya akibat tembakan tentara Israel pada saat aksi unjukrasa memprotes pembunuhan Yassin, demikian menurut para pejabat RS Palestina.

Di kemp pengungsi di Tepi Barat, seorang wartawan radio Palestina yang meliput bentrok antara tentara Israel dan warga Palestina --yang melempari mereka dengan batu-- ditembak mati oleh tentara Israel sesaat setelah dia menyelesaikan siarannya, kata kalangan penduduk. Tentara Israel mengatakan, pihaknya hanya menembak seorang bersenjata setelah melakukan serangan terhadap mereka, namun tidak ada informasi tentang wartawan yang ditembak itu.

Prosesi pemakaman
Puluhan ribu orang yang berduka mengantar jenazah Yassin. Mereka melakukan perjalanan melalui jalan-jalan di negara bagian penting Palestina itu dengan keranda yang dihiasi bendera hijau.

Prosesi itu meninggalkan rumah sakit ash-Shifa di Jalur Gaza, menuju pertama-tama ke arah rumah Yassin di Gaza. Upacara pemakaman singkat kemudian diadakan di sebuah masjid di pusat kota itu.

Tokoh berusia 67 tahun itu dimakamkan di "pemakaman syuhada" di kota tersebut. Puluhan ribu warga Palestina membawa mayat Yassin yang dibalut dengan bendera hijau Hamas, sementara kaum wanita meratapi kematian Yassin dan mereka melemparkan bunga saat mengiring kepergian pemimpin Hamas tersebut.

Dua helikopter Israel terbang di atas wilayah Kota Gaza dan tidak lama kemudian terlihat asap hitam tebal dari ban-ban yang dibakar sebagai protes. Ribuan warga Palestina juga turun ke jalan di seluruh wilayah Tepi Barat.

Yang tersisa di tempat kejadian itu hanyalah kursi roda Yassin yang berlumuran-darah. Menteri Pertahanan Israel Shaul Mofaz berjanji bahwa 'perang terhadap Hamas akan berlanjut,' mengisyaratkan bahwa akan terus dilakukan aksi serangan terhadap kelompok militan itu. Amerika Serikat mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri.

"Presiden Arafat memutuskan tiga hari perkabungan nasional di wilayah Palestina dan di antara warga Palestina yang jauh dari kampung halaman," kata pernyataan itu menambahkan. Israel labih lanjut mengancam untuk menjadikan Yasser Arafat sebagai sasaran berikutnya.

Semasa Hidupnya

Lahir pada 1938, Syekh Ahmad Yassin memberi warna baru bagi pergerakan rakyat Palestina melawan Israel. Semasa kecil, tokoh yang satu ini sempat mengalami kecelakaan lalu lintas dan itu membuatnya lumpuh, serta pandangannya terganggu. Beliau tinggal di sebuah rumah mungil di Sabra, Kota Gaza.

Yassin pernah mengenyam pendidikan di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Sepulang dari Mesir, dia kemudian sempat bergabung dengan gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan Hassan Al Bana. Mulai 1987, Yassin membangun Hamas sebagai wadah bagi pejuang Muslim Palestina yang ingin melawan Israel.

Kiprahnya di dunia pergerakan membuat pemerintah Israel memenjarakannya sejak 1989. Penahanan ini membuat namanya semakin dikenal. Yassin dibebaskan kembali pada 1997. Keberadaannya kemudian memberi banyak inspirasi bagi para pejuang Palestina untuk melawan Israel. Hal ini membuat pemerintah Israel terus berusaha membunuhnya.

Pada September 2002, Yassin lolos dari serangan misil Israel di sebuah bangunan di Gaza. Namun salah satu tangannya terluka

Dedikasinya untuk membebaskan Palestina dari pendudukan Israel tak pernah luntur hingga akhir hayatnya. Satu hal yang secara keras terus ditentangnya adalah konsep perdamaian yang ditawarkan Amerika Serikat (AS) dan Israel. Konsep tersebut dinyatakannya bukan sebagai perdamaian dan tidak akan menyurutkan perjuangan umat Islam.

Penutup

Mungkin seorang Yassin telah pergi tapi semangat rakyat Palestina untuk memperoleh kemerdekaan di atas negaranya sendiri tidak pernah mati. Seperti yang tertuang dalam puisi di bawah ini:

Give Me Liberty Or Give Me Death!

......They tell us, sir, that we are weak; unable to cope with so formidable an adversary. But when shall we be stronger? Will it be the next week, or the next year? Will it be when we are totally disarmed, and when a British guard shall be stationed in every house? Shall we gather strength by irresolution and inaction? Shall we acquire the means of effectual resistance by lying supinely on our backs and hugging the delusive phantom of hope, until our enemies shall have bound us hand and foot? Sir, we are not weak if we make a proper use of those means which the God of nature hath placed in our power. The millions of people, armed in the holy cause of liberty, and in such a country as that which we possess, are invincible by any force which our enemy can send against us. Besides, sir, we shall not fight our battles alone. There is a just God who presides over the destinies of nations, and who will raise up friends to fight our battles for us. The battle, sir, is not to the strong alone; it is to the vigilant, the active, the brave. Besides, sir, we have no election. If we were base enough to desire it, it is now too late to retire from the contest. There is no retreat but in submission and slavery! Our chains are forged! Their clanking may be heard on the plains of Boston! The war is inevitable--and let it come! I repeat it, sir, let it come.

It is in vain, sir, to extenuate the matter. Gentlemen may cry, Peace, Peace-- but there is no peace. The war is actually begun! The next gale that sweeps from the north will bring to our ears the clash of resounding arms! Our brethren are already in the field! Why stand we here idle? What is it that gentlemen wish? What would they have? Is life so dear, or peace so sweet, as to be purchased at the price of chains and slavery? Forbid it, Almighty God! I know not what course others may take; but as for me, give me liberty or give me death!

Patrick Henry, March 23, 1775.

Innalillahi Wainnailaihirajiun
-----Maret 2004
Ade Anita (dari berbagai sumber media massa, cetak maupun online)


[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved