|
Diam-diam Jalin Hubungan Asmara dengan Bapak Guru Uneq-Uneq - Monday, 26 July 2004
tanya : Assalamualaikum ukhti ade...
Ukhti, usia saya 20 tahun. Sebenarnya akhir-akhir ini saya sedang memilki masalah yang cukup membuat saya bingung. Saat saya duduk dibangku SMU, saya pernah dekat dengan seorang guru, dia adalah duda yang belum memiliki anak lantaran bercerai dengan istrinya yang terdahulu. Usia kami terpaut sekitar 17 tahun. Entah karena lantaran cocok atau tidak, kami sering bergurau, berbicara dan berdiskusi seputar masalah-masalah yang ada bersama-sama.
Hingga suatu hari dia menceritakan kehidupan rumah tangganya yang terdahulu dan menyampaikan perasaan sukanya pada saya. Saya sangat terkejut dan sepertinya dia sudah dapat menangkap sikap saya itu dari awal. Saya tidak ingin munafik dengan mengatakan tidak ada perasaan lain yang saya rasakan terhadapnya. Sejak mengenal dia, saya memiliki impian untuk dapat mendapatkan pendamping hidup seperti dia suatu hari nanti. Sebagai orang yang dewasa dia sangat memahami situasi yang kuhadapi saat ini.
Akhirnya dia mengatakan bahwa dia akan selalu menunggu sampai saya menyelesaikan pendidikan saya dan sampai saya siap untuk dilamar tentunya. Sampai usia saya saat ini, saya masih sering berkomunikasi dengannya.
Hubungan kami yang tanpa sepengetahuan orang tua saya membuat mereka menjodohkan saya dengan pria lain. Saya sungguh bingung dengan apa yang harus saya lakukan. Orang tua saya sangat keras, bagaimana caranya saya menyampaikan pada mereka bahwa ada seorang pria yang telah menunggu saya selama ini? Apa yang harus saya lakukan agar mereka dapat menerima dia yang usianya terpaut jauh dari saya? Saya mohon agar ukhti berkenan menjawab kebingungan saya ini... Syukron sebelumnya.
Wassalamualaikum
Jawab
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Langkah pertama yang saya usulkan pada ukhti penanya adalah, tanya pada bapak Guru tersebut apakah beliau bersedia menghadap pada orang tua ukhti untuk menceritakan hal yang sebenarnya telah terjadi antara kalian berdua selama ini. Lalu minta kesediaan bapak guru itu untuk secara resmi melamarmu ke orang tuamu. Hal ini karena, urusan ini tidak sepatutnya kamu seorang diri saja yang menanggung kegundahannya. Tapi hendaknya kalian berdua saling tolong menolong untuk menguatkan jika kalian memang saling mencintai. Anggap saja ini tantangan pertama yang harus kalian lalui sebelum tantangan hidup yang lebih besar di hari esok dimana kerjasama kalian berdua telah teruji sejak masa sekarang.
Tapi sebelum itu kamu lakukan, maka coba kamu bicaralah dengan ibumu dari hati ke hati. Kamu ceritakan pada ibumu bahwa sebenarnya kamu selama ini telah memilliki kecenderungan hati pada orang lain. Biasanya, ibu lebih bisa mengerti anak gadisnya (dengan catatan jika hubungan mereka selama ini akrab loh). Tapi kalau kamu lebih dekat dengan ayahmu yah. Itu artinya kamu curhat deh ke ayahmu.
Mengenai persoalan perbedaan usia.. rasanya itu bukan kendala yang berarti. Karena kecocokan tidak dipengaruhi oleh usia. Perbedaan usia Rasulullah dan Aisyah sangatlah jauh sekali. Begitu juga Rasulullah dengan Khadijah. Terkadang, ortu akan lebih yakin melepas anaknya pada seseorang yang bisa memberikan kemantapan bahwa orang tersebut akan memberikan yang terbaik bagi anak mereka. Untuk itu, mereka lebih sreg jika bertemu langsung dengan calon menantu mereka. Tentu mereka akan melihat dari gaya dia bicara, berpikir dan bersikap (untuk menilai kedewasaan, cara berpikir dan bersikap serta kualitas lain yang memberi kemantapan hati untuk yakin bahwa dia memang terbaik bagi anak mereka). Itu sebabnya, ajak pak gurumu itu datang (tidak baik jika kalian sembunyi-sembunyi terus, pertama membuat statusmu tidak jelas dan kalau terjadi sesuatu diantara kalian maka kamulah pihak yang mengalami kerugian yang terbesar nantinya; kedua hubungan sembunyi2 itu lebih mendekat pada perzinahan dan maksiat karena syaithan lebih leluasa menggoda kamu dan pacarmu. Jadi hentikan petak umpet kalian).
Lalu jika ortumu mengatakan bahwa perjodohan kalian sudah final, katakan bahwa kamu sudah mencintai seseorang jadi rasanya sulit untuk mencintai orang lain lagi…. Terlebih orang lain itu seseorang yang bukan pilihan hatimu sendiri. Ajak ortumu untuk berpikir bahwa rasanya tidak mungkin dan akan sangat menyiksa dirimu jika harus hidup dengan orang lain yang tidak kita cintai karena sebelumnya kita sudah punya pilihan sendiri… toh belum ada undangan pernikahan yang disebarkan (artinya perjodohan ini masih mungkin untuk dibatalkan).
Nah. Bagaimana? Bisakah kamu katakan hal ini pada orang tuamu? (ingat, semua ini terjadi karena tidak adanya komunikasi dan keterbukaan antara kamu dan orang tuamu maka penyelesaiannya tentu saja dengan menciptakan komunikasi dan keterbukaan sejak sekarang…. Agar tidak ada lagi salah persepsi atau salah kira).
Jadi.. pertama kamu tanya kejelasan hubunganmu dengan pak guru, apakah dia berani menghadap ortumu, lalu kamu dekati orang tua yang lebih nyaman kamu curhat pada mereka, ceritakan kisahmu selengkapnya selama ini, mengapa kamu menyintai pak gurumu ini dan ceritakan bagaimana dia memperlakukankamu selama ini, lalu setelah itu, kamu ajak lagi pak gurumu itu menghadap ortu untuk melamarmu…(ingat yah, kalau pak gurumu itu masih ragu tentang masa depan arah hubunganmu dengannya, jangan lakukan langkah kedua dan seterusnya… karena bisa jadi si bapak guru sedang berpikir ulang apakah hubungan kalian memang layak dibawa ke pelaminan.. hmm.. kalau begini kisahnya kan, nanti bisa2 mengharap burung di angkasa, punai di tangan dilepaskan..naudzubillah).
Sudah yah dik. Beranikan dirimu dan segeralah menikah agar tidak muncul lagi persoalan-persoalan baru di kemudian hari.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita
[ 0 komentar]
|
|