|
Bersahabat Dengan Lawan Jenis Uneq-Uneq - Monday, 26 July 2004
tanya: Assalammualaikum wr. Wb.
Saya seorang muslimah yang masih sangat awam dengan ajaran islam walau saya islam dari lahir. Begini, saya bersahabat dengan lawan jenis sudah lama. Kami sangat dekat hingga timbul perasaan lain dihati saya. Akhir-akhir ini saya baru mengetahui bahwa dalam islam pergaulan dengan lawan jenis mempunyai batas2 yang tak boleh dilanggar. Saya rasa persahabatan kami tidak lagi murni persahabatan seperti dulu. Saya sudah mencoba untuk menjauhi dan membersihkan hati saya dari rasa yang tak pernah saya harapkan ini, walau sulit. Tapi selalu saja gagal. Mohon pendapat dan solusinya agar saya dapat menjaga hati ini dan tak kehilangan sahabat. Karena ia sahabat yang paling mengerti dan dekat dengan saya.
Wassalam
Jawab:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabakatuh
Persahabatan itu memang indah. Khalil Gibran-pun, pernah menorehkan sebuah puisi tentang persahabatan dengan rangkaian kalimat perumpamaan yang indah (pernah baca ?). Ghazali, dalam bukunya Ihya Ulumudiin merangkumkan pengertian sahabat yang lebih indah dalam kacamata Islam, yaitu dia yang jika melihat kehadirannya akan membuatmu terpesona betapa sempurnanya Allah menciptakan makhluk-Nya; mendengar ucapannya, akan membuatmu terpanggil untuk tidak lalai mengingat Allah dan kebesaranNya; berbicara dengannya membuatmu merasa bahwa dirimu harus terus belajar agar tidak tertinggal dalam mempelajari ilmu dan hikmah dari Allah serta bersama menjalankan ibadah bersamanya, akan membuatmu merasa bahwa hari esok sesungguhnya belum tentu akan kamu miliki.
Tapi, semua penuturan indah di atas, ternyata hanyalah diperuntukkan bagi sebuah persahabatan yang tiada lain hanyalah bertujuan untuk sebuah tujuan yang mulia, yaitu dari dan hanya untuk Allah.
JANGANLAH ADA TUJUAN LAIN DARI PERSAHABATAN
KECUALI SALING MEMPERKAYA KEJIWAAN
SEBAB KASIH YANG MENGANDUNG PAMRIH, DI LUAR MISTERINYA SENDIRI
BUKANLAH KASIH,
NAMUN JARING YANG DITEBARKAN, HANYA AKAN MENANGKAP YANG TIADA DIHARAPKAN. (saya sitir kutipan puisi Gibran disini meski Gibran sendiri sebenarnya bukanlah seorang Muslim, tapi pesannya sangat universal).
”Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.”(Az-Zukhruf: 67)
Persahabatan antara pria dan wanita dalam Islam, boleh-boleh saja selama keduanya masih tetap taat dan berpegang teguh pada aturan dalam syariat Islam sendiri dalam memandang pergaulan antara pria dan wanita. Islam tidak melarang siapapun untuk bersahabat dengan siapapun selama hubungan tersebut tidak membuat keduanya lalai bahkan keluar dari Islam. Untuk itu, dibutuhkan sebuah pengendalian (pinjem istilah pemilu boleh yah, selagi hangat, yaitu = melakukan kontrak moral) dari dua orang (pria dan wanita) yang memutuskan untuk bersahabat akrab bahwa hubungan persahabatan ini terjalin karena bertujuan untuk mengembangkan perilaku amar ma’ruf nahi munkar dan sebagai salah satu sarana untuk mencari keridhaan Allah semata.
Tentu saja, karena kalian berbeda jenis kelamin, suatu saat tidak bisa dihindari akan hadir godaan syaithan yang mengajak ke arah kemaksiatan dan kejahilan.
Hmm…
Mungkin ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan jika sesuatu yang diluar dugaan terjadi dalam persahabatan dengan lawan jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Memutuskan persahabatan tersebut dengan mengatakan bahwa persahabatan ini memang tidak bisa diteruskan karena arahnya yang tidak sehat lagi. Meski dalam hal ini tidak ada niat dalam hati kalian untuk memutuskan tali silaturahim antar kalian. Keputusan ini kalian ambil karena semata kalian tidak ingin terjerumus ke jurang yang penuh kehinaan. Tentu saja untuk beberapa waktu, akan timbul penyesuaian yang akan terasa berat. Untuk itu, teruslah belajar ikhlas dan sabar. Insya Allah, Allah akan memberi ganti yang lebih baik. Tapi point pertama ini hendaknya merupakan langkah terakhir yang diambil, yaitu setelah langkah-langkah dalam point-point di bawah ini dilalui.
2. Sejak awal mengatakan pada diri sendiri bahwa kebaikan yang kamu berikan padanya dan kebaikan yang dia berikan padamu terjadi bukan karena mengharapkan seseorang atau sesuatu tapi semata untuk mengharapkan keridhaan Allah semata. Jadi, kalau terbetik sedikit saja rasa “GE-ER’ melihat kebaikannya atau kebaikan dirimu sendiri padanya, ingat lagi pernyataan ini (lalu segeralah ambil wudhu, dirikan shalat dan bacalah Al Quran, insya Allah perasaan haru biru atau merah muda dalam hatimu akan reda dan kembali netral. Minta Allah agar senantiasa melindungi kalian dari godaan syaithan yang terkutuk!).
3. Terapkan metode tarik ulur dalam persahabatan yang kalian terapkan. Yaitu, jika kalian atau salah satu di antara kalian merasa mulai muncul situasi yang “agak mengkhawatirkan”, cobalah ulur hubungan akrab ini agar sedikit renggang. Beri waktu bagi diri kalian untuk juga memperhatikan hal lain yang bisa di luar persahabatan kalian yang bisa jadi selama ini kurang kalian perhatikan. Misalnya, mencoba untuk menekuni pelajaran atau hobbi atau organisasi masing-masing lebih giat lagi. Cobalah juga untuk melebarkan hubungan persahabatan dengan pihak lain dan ajak pihak lain itu untuk bergabung dalam hubungan persahabatan kalian ini. Insya Allah semakin banyak yang terlibat semakin aman dari fitnah. Tapi jika hubungan persahabatan kalian mulai kendur coba tarik lagi, atau eratkan lagi dengan melakukan hal-hal yang kalian berdua sama-sama sukai. Tapi sekali lagi, segalanya masih tetap dalam koridor tidak keluar dari Syariat Islam.
4. Jangan biasakan untuk selalu asyik berduaan saja dalam persahabatan ini. Bisa jadi kalian mahir mengendalikan diri dan hawaw nafsu kalian; tapi percayalah bahwa Syaithan akan tetap berpegang pada janjinya untuk memperdaya manusia dengan berbagai macam cara hingga kelak akan bisa menemani keberadaan dia di neraka kelak. Coba libatkan pihak lain. Kenalkan dia dengan teman wanitamu yang lain. Ajak adikmu atau teman wanitamu jika harus bepergian dengannya. Selalu llibatkan dirimu untuk juga lebur dan akrab dengan orang lain di luar dirinya. Intinya, hindari sikap ketergantungan dalam berteman dengan lawan jenis. Karena sikap ketergantungan ini akan menyebabkan kamu sulit untuk mengendalikan perasaanmu kepadanya.
5. Hindari seloroh atau pemberian perhatian (baik dalam bentuk benda, tulisan, pembicaraan, tindakan, dll) yang justru akan membawa kalian ke arah sebuah hubungan yang tidak diinginkan dan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh rambu-rambu Islam dalam pergaulan pria dan wanita dalam Islam. Misalnya, terlalu sering mengirimkannya sms yang berisi nasehat indah, puisi bagus, kalimat bijak, dll (karena kalau sudah terlalu sering, lambat laut akan terbina sebuah kekaguman yang bisa berkembang tanpa kendali dan tidak lagi objektif sifatnya). Atau terlalu sering memberinya hadiah yang membuatnya tergugah. Atau terlalu sering curhat padanya (hal ini akan menimbulkan ketergantunganmu padanya). Atau terlalu sering membicarakan sesuatu yang mengarah ke topik luapan perasaan yang bersifat pribadi (misalnya; “tahu nggak sih, setiap kali aku cerita ke kamu aku selalu merasa cocok dan damai.”). Intinya, sesuatu yang terlalu sering itu tidak baik dan sesuatu yang berlebihan itu juga sama tidak baik. Yang biasa-biasa saja dan yang sedang-sedang saja deh. ^_^
Demikian ukhti. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita
[ 0 komentar]
|
|