[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Asma binti Umays
Profil Muslimah - Monday, 26 July 2004

Kafemuslimah.com Ibunya adalah Hindun yang nama lainnya adalah Khaula binti Auf. Diriwayatkan bahwa Asma’ binti Umays memeluk Islam setelah Rasulullah saw memasuki Darul Arqam di Makkah. Dia berbaiat dan hijrah ke Abyssinia dengan suaminya, Ja’far bin Abi Thalib. DI sana mereka mendapat anak: Abdullah Muhammad dan Aun. Ja’far terbunuh di Mu’tah sebagai syuhada pada bulan Jumadil Ula 8 Hijriah.

Diriwayatkan bahwa ketika Asma’ binti Umays datang dari Abyssinia, Umar berkata kepadanya, ”Hai orang Abyssinia, kami sudah melakukan hijrah sebelum kalian!” Asma’ menjawab, ”Demi hidupku, engkau berkata benar. Engkau bersama Rasulullah yang mengenyangkan rasa laparmu dan mengajari kalian yang bodoh-bodoh sementara kamu jauh dan terbuang.” Umar berkata lagi, :Orang-orang hijrah satu kali, sedangkan kalian dua kali.”

Asma’ binti Umays berkata, “Rasulullah, sebagian orang menyombongkan diri atas kami dan mengatakan bahwa kami termasuk kaum Muhajirin yang pertama.” Rasulullah menjawab, ”Kalian mempunyai dua hijrah. Kalian hijrah ke Abyssinia ketika kami tertahan di Makkah, kemudian kalian hijrah setelah itu,” Mereka datang dari Abyssinia ketika perang Khaibar.

Amir berkata, “Orang yang pertama mengusulkan usungan jenazah untuk perempuan adalah Asma binti Umays ketika dia datang dari Abyssinia. Dia pernah meihat orang Kristen melakukan hal itu di sana.”

Diriwayatkan dari Asma binti Umays, “Di pagi hari ketika Ja’far dan sahabat-sahabatnya terbunuh, Rasulullah saw datang kepadaku. Aku telah menyamak empat puluh kulit, dan aku sedang mengadoni roti. Aku jemput putra-putraku dan kucuci mukanya serta meminyakinya. Kemudian Rasulullah datang menemuiku seraya berkata, ‘Asma’, mana putra-putra Ja’far?’ Aku bawa mereka ke hadapan beliau, lalu beliau memeluk mereka dan mencium mereka kemudian air mata beliau berurai dan beliau menangis. Aku beratnya, ‘Rasulullah, apakah ada kabar tentang Ja’far yang sampai kepadamu?’ Beliau menjawab, ‘Ya, dia terbunuh hari ini.’ Aku mulai menjerit-jerit dan para wanita mengerumuniku. Rasulullah berkata, ‘Asma’ jangan mengucapkan kata-kata yang kasar dan jangan memukul-mukul dadamu’. Rasulullah keluar dan menemui putrinya Fathimah yang berkata, ‘Wahai paman!’ Rasulullah saw berkata, ‘Untuk orang seperti Ja’far, biarkanlah orang-orang yang penangis menangis.’ Kemudian Rasulullah berkata, ‘Siapkan makanan untuk keluarga ja’far. Mereka kalut hari ini.’”

Muhammad bin Umar berkata, “Abu Bakar Shiddiq menikai Asma’ binti Umays setelah Ja’far bin Abi Thalib meninggal. Mereka mempunyai seorang anak, Muhammad bin Abi Bakar, kemudian Abu Bakar meninggal.”

Diriwayatkan dari Said bin Musayyab bahwa Asma’ binti Umays mengalami pendarahan setelah kelahiran Muhammad bin Abi Bakar di Zul-Hulaifah ketika mereka bermaksud menunaikan Haji Wada’. Abu Bakar menyuruhnya mandi wajib kemudian memulai ibadah Haji.

Diriwayatkan bahwa Asma’ binti Umays melahirkan Muhammad bin Abu Bakar di Baida dan Abu Bakar menceritakan hal itu kepada Rasulullah. Kata Rasulullah, “Suruh dia mandi wajib kemudian berihram.”

Diriwayatkan dari Jabir bahwa ketika mereka di Zul-Hulaifah, dia shalat di sana dan Asma’ binti Umays melahirkan Muhammad bin Abu Bakar. Dia menemui Rasulullah yang menyuruhnya menutupi kelaminnya dengan kain kemudian mandi wajib lalu memulai hajinya.

Qays bin Abi Hazim berkata, “Aku mengunjungi Abu Bakar bersama ayahku. Dia seorang laki-laki kurus berkulit putih. Aku melihat tangan Asma’ diberi inai.

Diriwayatkan dari Abu Bakar bin Hafs bahwa Abu Bakar meninggalkan perintah bahwa Asma’ binti Umays harus memandikannya jika dia meninggal. Dia meminta dengan sangat agar Asma’ melakukannya tidak sambil berpuasa karena dengan dengan demikian dia bisa lebih baik mengatasinya. Asma’ teringat wasiat Abu Bakar pada petang harinya dan dia lalu meminta air dan meminumnya. Asma’ berkata, “Demi Allah, aku tidak akan membiarkan wasiat yang tidak terpenuhi mengiringinya.”

Diriwayatkan dari Qasim bahwa Abu Bakar Shiddiq meninggalkan wasiat agar istrinya Asma’ memandikannya. Jika Asma’ tidak sanggup melakukannya, anak mereka Muhammad harus membantunya. Muhammad berkata, ”Riwayat ini lemah.

Ata’ mengatakan, “Abu Bakar meninggalkan wasiat agar istrinya, Asma’ binti Umays, memandikannya dan jika dia tidak bisa, maka Abdurrahman bin Abu Bakar harus membantunya.” Muhammad bin Umar berkata, Riwayat ini dibuat-buat. Bagaimana mungkin putranya Muhammad menolongnya sedangkan dia lahir di Zul-Hulaifah sewaktu Haji Wada’, 10 H, dan dengan demikian dia baru berumur sekitar tiga tahun pada waktu Abu Bakar meninggal!”

Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Asma’ memandikan Abu Bakar.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abu Bakar bahwa Asma’ binti Umays, istri Abu Bakar Shiddiq, memandikan Abu Bakar ketika dia meninggal. Kemudian dia keluar dan bertanya kepada kaum Muhajirin yang hadir, ‘Aku sedang berpuasa dan hari ini dingins ekali. Apakah aku harus mandi?” Mereka menjawab, “Tidak.”

Diriwayatkan bahwa Ata’ berkata, ”Asma’ memandikannya di pagi hari yang dingin lalu dia bertanya kepada Usman apakah dia harus mandi (setelah memandikan jenazah). Usman mengatakan tidak. Umaar mendengar hal itu dan tidak berkeberatan.

Diriwayatkan bahwa Umar memberi Asma’ binti Umays santunan sebesar 1000 dirham.
Muhammad bin Umar berkata, “Kemudian sepeninggal Abu Bakar, Asma’ binti Umays menikahi Ali bin Abi Thalib dan mempunyai Yahya dan Aun.”

Amir berkata, ”Ali bin Abi Thalib menikahi Asma’ binti Umays. Putra-putranya menyombongkan diri, masing-masing mereka mengatakan, ‘Aku lebih terhormat dari engkau! Ayahku lebih baik dari ayahmu!” Ali berkata kepada Asma’, “Tengahi mereka, Asma’” Asma’ berkata, “Aku tidak melihat pemuda lain yang lebih baik daripada Ja’far dan aku tidak melihat laki-laki dewasa yang lebih baik daripada Abu Bakar.” Ali berkata, “Engkau tidak meninggalkan kami apa-apa. Jika engkau mengatakan lain dari yang engkau katakan tadi, aku tentu akan membencimu.” Asma berkata, “Dari kalian bertiga, engkau orang terakhir yang dipilih.””

Demikian kisah Asma’ binti Umays. Semoga bisa diambil hikmah dan pelajarannya.
-----------

narasumber: Ibnu Sa’ad, “Purnama Madinah”, penerbit: Al Bayan.

[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved