|
Memperalat Islam Untuk Tujuan Pribadi Tidak Boleh Wanita Bertanya Ulama Menjawab - Monday, 26 July 2004
kafemuslimah.com Pertanyaan: Apa pendapat para ulama yang mulia perihal orang yang memperalat Islam untuk mencapat tujuan pribadinya?
Jawaban:
Islam adalah dien yagn haq sebagaimana diketahui dan hanya bagi Allah segala pujian, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
”Sesungguhnya Kami telah mengutus (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira danpemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka.” (Al-Baqarah: 119)
Dien al-Islam sangat terhormat, mulia dan tinggi daripada hanya sekedar untuk dijadikan alat seseorang untuk mencapai tujuan pribadinya. Setiap orang yang mengklaim sebagai pembela Islam dan penjaganya, semua ucapannay wajib dicocokkan dulu kepada semua perbuatannya sehingga diketahui bahwa dia jujur dalam hal tersebut, sebaborang-orang munafiq juga menyatakan berpegang teguh kepada Islam bilamana ada seseorang mendengar dari mereka tentang hal itu. Ini sebagaimana diberikan oleh Allah melalui lisan mereka yang beriman,
”Apabila orang-orang munafaik datang kepadamu, mereka berkata, “Kami mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah.” (Al-Munafikun:1)
Kemudian Allah berfirman lagi:
”Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya, dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai,lalu mereka menghalangi (manusia) darijalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian mejadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu merka tidak dapat mengerti. Dan apabila melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang ikeras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka: semoga Alah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran).” (Al Munafikun: 1-4)
Orang-orang munafik tersebut memiliki kemampiuan berbahasa dan kefashihan sehingga bilamana seseorang mendengarkan mereka pastilah dia mengira bawah mereka berada di atas al-Haq.
Oleh karena itu, apapun kondisinya seseorang tidak boleh memperalat dien Al-Islam untuk mencapai tujuan pribadinya. Sebaliknya, dia harus berpegang teguh kepada dien al-Islam, sehingga dapat mencapai buah-buahnya yang demikian agung, salah satunya adalah kemuliaan dan tamkin (diberi kekuasaan) di muka bumi sebelum mendapatkan pahala akhirat. Dalam hal ini, Allah Ta’ala berfirman:
”Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan merkea berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang diridhoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kufur sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik.” (An Nur: 55)
Dan firman-Nya:
”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl:97)
------- semoga bermanfaat
Diambil dari buku: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shlaih Al Utsaimin, dll, “Fatwa-Fatwa Terkini” jilid 1, penerbit: Darul Haq. [ 0 komentar]
|
|