[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Mutiara-Mutiara Hikmah dari Ufuk Langit Swedia
Jurnal Muslimah - Thursday, 26 February 2004

Mutiara Hikmah Satu
Kafemuslimah.com"Bagaimana mbak, sudah ada isinya? Sudah ke dokter kah...,? mbok dicoba gitu lho!!"

Sering saya dengar komentar yang sering juga saya tanggapi dengan senyum. Tetapi kalau bicara di telpon, senyum saya ndak kedengaran kali ya, jadi saya bilang aja: "Belum ada isinya, belum ke dokter......."Alhamdulillah, kami masih sabar menunggunya.

Bagi kami, sabar adalah soal pilihan. Menginjak tiga tahun angka pernikahan kami, tetapi belum ada tanda sedikitpun bahwa ada janin dirahim saya. Sabar adalah pilihan ketika sebelum saya hijrah da'wah ke Swedia, kami inginkan jundi setelah saya menetap. Tetapi memang kenyataan tidak seperti yang direncanakan.

QS. Al Maryam:35---" Apabila Allah sudah berkehendak mewujudkan sesuatu, maka Allah hanya berkata: "Jadilah kamu sehingga menjadilah.""

Sabar adalah pilihan karena kami yakin bahwa ada hikmah dibalik segala sesuatu. Kadang manusia sulit untuk menemukan hikmah yang ada dibalik suatu peristiwa, sampai Allah nampakan itu nyata.

***
Mutiara Hikmah Dua

Hari sabtu adalah hari libur bagi semua orang, dan setelah sholat subuh, dzikir dan tilawah Qur'an, saya baca buku: Mördaren utan ansikte (Pembunuh tanpa wajah), buku seri polisi. Tak terasa saya tertidur sampai saya mendengar suami berbicara di telefon, ada seorang teman menelepon yang menanyakan bagaimana keadaan kami dengan adanya bom di Stenbocksagatan. Kami tinggal di Stenbocksgatan, tetapi kami tidak tahu apa-apa sampai ketika telepon berdering-dering menanyakan keadaan.

"Sayang.........bangun!". Dengan melompat dari tempat tidur dan setengah bangun-setengah tidur, saya bertanya apa yang terjadi, dan tidak dijawab karena suami masih berbicara di telepon. Saya mengintip lewat jendela, dan melihat di ujung jalan mobil polisi dan banyak polisi berseragam berjaga. Saya buka text TV berita lokal, dan memang ada yang melaporkan adanya bom di tangga rumah di Stenbocksgatan.

Akhirnya kami memutuskan untuk tidak keluar rumah, isu bom adalah isu sangat riskan, dan saya muslimah berjilbab di kompleks perumahan orang Swedia (hanya saya di komplek itu yang immigran), dan saya banyak dzikir pada Allah. Apa yang terjadi sebenarnya, saat itu terasa sekali bahwa manusia memang hanya bisa berencana, manusia tidak memiliki hidupnya sendiri.

Qs. Al-Waqi'ah:60---" Kami telah menentukan kematian diantara kamu dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan."

Bahwa kematian akan datang kapan saja, tanpa menanyakan kesiapan kita, pun ketika kita sedang tidur. Semoga kita adalah masuk dalam golongan hamba-hambaNya yang dimudahkan dalam segala urusan.Amiin

***
Mutiara Hikmah Tiga

Hari ahad, sesudah sholat dzuhur, suami mengajak men-cek mobil karena besok pagi dini beliau akan bawa mobil ke Stockholm (600 km dari Malmö). Mobil akan di pakai mertua laki-laki dan kami diberi gantinya. Niat kami ingin menyenangkan mertua, karena mobilnya dibersihkan, dicuci, diperiksa minyak olinya, tekanan udara, dsb.....

Kami cuci mobil dengan mesin otomatis, jadi sembari mesin bekerja, kami tunggu diluar, dibawah rintik hujan dan suhu yang tidak bersahabat (4 derajat celsius). Kaos kaki dan tangan basah kena air hujan, jadi dengan sedikit mengigil, mencoba lompat-lompat di tempat biar sedikit hangat.

Mesin bunyi menunjukan mobil sudah selesai dicuci, dan dengan lega, kami masuk kedalam mobil, dan membawanya keluar untuk menuju pulang. Sebentar lagi maghrib dan buka puasa.

Ternyata---------pelajaran belum berakhir-------tiba-tiba mobil tidak bisa jalan. Mesin bunyi, tetapi tidak bisa jalan. Dingin semakin menusuk karena perut juga kosong. Ketika mobil tidak bisa jalan, pemanas di mobil juga tidak berfungsi.

Hampir setengah jam kami mencoba tanpa daya, akhirnya dengan bantuan petugas di pom bensin, mobil bisa jalan, sampai beberapa kilometer,sampai akhirnya mati.

Maghrib sudah sedikit lewat, kami tidak punya apa-apa untuk membatalkan puasa. Saya menggigil tak tertahan, dan saya merasakan betapa Allah memberi pengalaman yang sangat berharga di bulan puasa ini. Disini ada orang yang tidak punya rumah, yang terpaksa harus berada di luar tidak peduli berapa suhu di luar. Kebanyakan mereka adalah alkoholis dan pencandu narkotik.

Saya hanya diluar sekitar 6 jam, tanpa penghangat sudah merasa tidak tahan, saya membayangkan:Bagaimana dengan mereka yang tidak punya rumah. Saya masih punya harapan naik bis pulang, meninggalkan mobilnya di tempat macetnya, diambil besok. Sampai di rumah bisa menghangatkan badan, minum hangat, memasukan diri ke selimut tebal, tetapi mereka yangtdiak punya harapan itu?

Innalillahi.................Begitu pula dengan kita yang sedang puasa Ramadhan sekarang. Kita punya harapan dan kita punya kemampuan untuk menyediakan makan-minum untuk berbuka puasa, tetapi ada di bumi Allah ini orang yang benar-benar tidak punya apa-apa untuk dimakan, pun tidak ada harapan untuk menemukans esuatu yang bisa dimakan.

Pertanyaannya: Sudah seberapa banyak yang kita lakukan untuk berempati kepada orang-orang seperti itu? Kita tahu jawaban kita sendiri. Wallahu A'lam Bishowab.....

Saya bahagia diberi kesempatan untuk merasakan peristiwa seperti itu. Alhamdulillah...... (Ukhti)

***
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved