|
Dari Fase ke Fase Jurnal Muslimah - Thursday, 26 February 2004
Ada perubahan yang saya perhatikan, walaupun tidak saya teliti secara mendetail dengan cara tertentu, yaitu adanya perubahan fase kehidupan, saya kira disetiap kehidupan manusia.......
Saya ingat ketika masih kecil, hidup dengan nenek yang cukup agamis, hingga kelas 3 SD udah diajarin sholat tahajud, walau ndak ngerti apaan itu gunanya, tapi tetep aja dijalanin (ndak istiqomah).
Nenek cukup ketat memperhatikan kerutinan sholat wajib saya, tapi nakalnya anak yang tidak mengerti kenapa harus sholat (sholat bukan menjadi kebutuhan), jadi ya saya sholat bolong-bolong......
Kemudian SMP.....hidup tidak dengan nenek, tapi udah dengan orang tua, yang juga cukup taat sholat, tapi ndak seketat nenek, jadi saya ngerasa punya ruang untuk mengembangkan ketidak taatan, dan belum merasa bersalah kenapa saya tidak sholat (walau sudah harus)........
SMA.....udah mulai kriris identitas...mulai gelisah dan ngerasa, pasti ada dan harus ada yang bikin tenang batin.....beruntung dilahirin sebagai orang Islam, coba cari jawaban disana...
Semester I kuliah.........memberanikan diri larut di kehidupan religi, walau belum ngerti benar kenapa harus begini dan begitu, tetapi memang proses membutuhkan banyak kesabaran dan juga pendukung. Mungkin ini adalah juga ide bagi kita semua yang sudah memasuki fase ini, untuk tidak segan menemani yang sedang berproses.......jilbab baru, jiwa masih bimbang.......sampai semester III
Mulai menemukan kebutuhan kenapa harus sholat dan mulai lancar baca Qur'an....walau belum bagus amat, mulai ngaji pembinaan, mulai merasakan nikmat berada di komunitas.....
Mulai saat itu, terasa lebih mantap dan tahu apa yang diinginkan dan setelah KKN bercadar......tidak ada ketakutan untuk sesuatu hal, bahkan merasakan suatu rasa lain. Lebih terjaga dalam pergaulan, lebih malu untuk ngomong lama dengan ikhwan, lebih malu untuk ke Malioboro..........dsb
Kemudian dalam majelis kurang orang, regenerasi tidakberfungsi dengan baik, perlu melatih akhwat naik motor dan berani naik di lalu lintas padat dan juga naik jarak jauh. Saya lebih banyak keluar, sering di jalanan, bahkan mengharuskan keluar malam......ini fase tidak ma'ruf bagi saya, saya membuat batasan yang diperlonggar.....saya pergi pagi pulang malam, dan pernah kehilangan kenikmatan sholat, ini fase penurunan dan sangat menyakitkan.......tetapi banyak orang yang tetap datang dan curhat...saya melihat, melalui orang ini Allah memberikan obat......dan akhirnya kembali.........Alhamdulillah
Pernikahan adalah sesuatu yang baru, saya gamang berada disana, tidak tahu pasti apa yang akan dilakukan. Tetapi beruntung punya satu pegangan: Pernikahan untuk Allah......juga da'wah untuk suami yang muallaf, dan idenya dari Ummu Sulaim. Semoga suami saya bisa seperti nama hijrahnya: Asadullah....harimau Allah,seperti shahabat Umar bin Khatab.........
Regenerasi dalam majelis cukup bagus dan mulai mempersiapkan diri untuk tidak terlalu aktif menjelang hijrah ke ladang da'wah baru di Swedia. Berburu ilmu untuk bekal, dan sampai disini mendapati ladang keras berbatu.........
Ada saat merasa lemah dan sendirian, tetapi satu kenikmatan luar biasa, suami menemukan jalannya, menemukan kenikmatannya menjadi orang Islam, menemukan banyak jawaban kehidupan dalam Islam, dan kekuatan dari dirinya mendorongnya melakukan da'wah ke masyarakat yang beliau lebih kenali. Saya merasa kehilangan aktifitas yang pernah saya miliki di Indonesia, tetapi tak lama Allah tunjukan jalannya: Pembinaan akhwat Muallaf .....ngajar Iqro, ngajar sholat, dan dari alif kami berjalan........mereka adalah cerminan semangat bagi saya, ketika mereka sangat ghiroh, itulah pembakar bagi saya.
Merasakan betapa saya bukanlah apa-apa, sangat kecil dan tidak bermakna. Justru pada saat itu, semakin verbal tekanan kepada orang islam, dan ternyata itu cukup ampuh untuk membangunkan saya, dan menunjukan identitas sebagai muslimah yang bisa melakukan sesuatu. Islam adalah sesuatu yang saya coba representasikan.......Memutuskan prioritas dalam da'wah, mulai masuk kuliah, dan lepas cadar yang Alhamdulillah membuat saya lebih fleksibel diterima oleh banyak kalangan, walaupun masih juga ada yang sangat verbal sekali menunjukan ketidaksukaan terhadap Islam. Diskusi tentang Islam semakin sering dan sangat terus terang...kadang membuat saya sedih, karena mereka mendapat informasi yang tidak benar dari media tentang Islam. Ini kewajiban kami yang tahu bagaimana Islam untuk menunjukan kepada mereka........
Allah belum juga karuniai kami anak, tetapi Alhamdulillah kami merasa cukup kuat dan tidak menjadikan itu sebagai masalah. Bahkan kami rasakan hikmah bahwa kami lebih leluasa dalam mengatur waktu, dalam ikut berbagai kegiatan.......
Fase sebagai ibu rumah tangga, sebagai istri dan sebagai mahasiswa, ternyata tidak sama dengan fase saya yang dahulu ketika masih lajang dan mahasiswa dan juga banyak aktif di kegiatan religi. Saya mulai berpikir itu ketika membaca berbagai e-mail di mailist. Saya melihat, dinamika itu sudah tidak saya punyai, tentang teman-teman satu kost dengan berbagai hal yang mewarnainya.
Ketika mahasiswa, pikiran sebatas aktifitas religi, kuliah: makan+minum adalah pendukung. Sekarang sudah mulai berpikir masa depan untuk anak, kebutuhan rumah tangga lain, bahkan juga kebutuhan materialis yang sebelumnya sangat tidak menyentuh pemikiran, dan sekarang muncul............ini sebenarnya membuat saya cukup syok, saya tidak punya pengetahuan begini sebelumnya, tetapi harus menyesuaikan diri.
Dari fase ini akan berlanjut fase ke fase yang lain. pertanyaannya: Apakah akan ada fase berulang? Apakah akan datang fase penurunan iman lagi dan kemudian naik lagi? itu suatu yang normal, asal turunnya ndak usah terjun tajam. Kita manusia biasa, tetapi jika boleh meminta, jadikan tetep langgeng lancar dalam nikmat iman. Ramadhan akan mulai esok hari, bukankah ini adalah masa yang paling indah untuk kita bermesra? Sudah berkali-kali mengalami Ramadhan, dan ingin jadikan mulai saat ini adalah Romadhon sebagai titik tolak peningkatan iman.
Da'wah Islam membutuhkan orang-orang dengan kekuatan batin dan haibah yang kuat. Orang yang tahu apa yang dikatakan, dan keluar dari hati untuk masuk ke hati. Kita semua adalah dalam proses untuk selalu menjadi yang lebih baik, dan madrasah Ramadhan adalah yang efektif.......Da'wah Islam butuh orang-orang yang istiqomah dan ikhlas, yang melakukan hanya untuk mendapat rewards dari Allah. Dia Maha Tahu yang kita lakukan.....tidak ada yang tersembunyi dariNya.
Selamat menunaikan ibadah Ramadhan.......
(ukhti) [ 0 komentar]
|
|