|
Petugas NHK Jurnal Muslimah - Monday, 26 July 2004
Kafemuslimah.com Kuhempaskan badanku ke atas futon yang belum sempat kubereskan. Acara mandiku jadi tertunda gara-gara tamu menyebalkan itu. Ups, gak boleh gitu ni, emang udah jodoh aja harus ketemu dia lagi, gumam batinku menurunkan amarah yang meletup-letup di dada.
Tapi kan, aku gak pernah nonton siaran NHK. Eh pernah sih tapi jaraaaang, asli jarang banget loh, belaku dengan wajah cemberut dan bibir manyun.
Pagi itu, aku keluar kamar untuk buang sampah. Dari seberang tempat parkir, kulihat seorang laki-laki setengah baya turun dari motornya. Rasanya aku pernah bertemu dengannya tapi dimana yah? Begitu hendak kembali ke kamar, memoriku mengingatkan sesuatu.
Itukan petugas NHK yang dulu ke sini nagih iuran TV, gumamku pelan.
Aku segera masuk berharap ia tak mengetuk pintu kamarku. Tapi sial, pintu diketuk juga. Gak keluar pasti harus bayar karena tagihan dulu juga belum kubayar. Kertas tagihannya juga raib entah kemana dan memang aku tak ingin bayar he he he..abis NHK jarang dilihat dan kenapa harus aku aja yang bayar padahal semua penghuni apato ini juga punya teve.
Dengan terpaksa kubukakan juga pintu. Lalu dia memastikan namaku dan kuanggukan saja dengan wajah tak ramah.
Betul saja dia menanyakan tagihan yang belum kubayar. Mau mungkir gak mungkin tapi untuk bayar pun rasanya ogah banget. Setelah kujelaskan keadaanku dan negosiasi harga karena aku gakusei, kubayar juga setengah dari harga seharusnya. Percakapan di hatiku terus berlanjut antara meridhoi pembayaran itu dan merutukinya.
Terus kalo kamu berhutang sama seseorang, emangnya kamu gak akan bayar gitu? tanya sisi hatiku.
Kalo hutang sih pasti aku bayar.
Yah sama aja lah dengan NHK itu, banyak sedikitnya kamu nonton siaran NHK, mereka gak peduli yang mereka tahu NHK diputar di tv seluruh Jepang dan kita wajib membayarnya.
Aku seakan ditohok dengan kalimat itu.
Lagian semuanya sudah direncanakan Alloh kok, kamu keluar buang sampah tepat saat si petugas itu datang. Kan kamu sendiri pun gak nyangka dan sama sekali tidak merencanakannya bukan?
Aku mengangguk pelan.
Udah ridhokan saja, biar enak. Toh gak ridho dan ngumpat juga uangnya gak kembali malah kamu sendiri yang rugi dengan kekesalan kamu.
Bener juga yah, kenapa gak kuanggap sedekah saja. Mungkin selama ini aku jarang sedekah jadi Alloh ingin membersihkan hartaku lewat itu.
Enak kan sekarang? Senyum dooong, goda hatiku.
Aku coba tersenyum melapangkan segalanya. Aku jadi teringat nasihatnya Aa Gym. Keluarkan sedekah meski berat. Tidak kita keluarkan pun tetap akan Alloh keluarkan juga, jadi lebih baik kita keluarkan daripada dipaksa untuk dikeluarkan. Karena sesungguhnya sedekah itu menolak bala. Aku mengangguk-angguk kecil. Alhamdulillah, Engkau telah mengingatlkanku, Robb.
@neea [ 0 komentar]
|
|