[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Belajar Dari Kematian
Oase Ilmu - Monday, 02 August 2004

Kafemuslimah.com Uwakku seorang lelaki perkasa.
Kendati usianya sudah lebih dari delapan puluh lima, ia tetap terlihat
gagah dan bijaksana.
Sawah tetap digelutinya, berangkat pagi dan pulang senja.

Uwakku...
Sungguh lelaki perkasa.
Ia tak pernah menyerah pada apa pun. Tidak pada ancaman kelompok palu
arit ketika ia masih berusia baya.
Tidak juga pada kemiskinan yang melilit di zaman gestok atau paceklik.
Saat seluruh negeri angkat senjata, ia turut bergabung menghalau
durjana.

Ia selalu berjalan membusungkan dada,
bukan dengan sikap jumawa, namun yakin bahwa ia tak akan begitu mudah
kalah.
Ia selalu merengkuh kami, kanak-kanak yang tak tahu dunia,
dengan rengkuh lengannya yang hangat dan penuh cinta.
Ia selalu berkata, "Jangan menangis... sebab masih ada uwak.
Katakan dukamu, sebab aku juga bapakmu."
Dan tangannya menyentuhku, mengajariku untuk mengerti bahwa baginya tak
ada beda antara aku dan anak-anaknya.
Di kali lain, ia berpesan, "Jangan menyerah dan jadilah pahlawan!
Pahlawan itu bukan orang yang tak pernah kalah. Sekali menyerah, kau menjadi
pecundang!"

Ya... uwakku sungguh lelaki perkasa.
Ia tak pernah menyerah...
Bahkan saat usianya telah senja, ia menolak menjadi beban anak-anaknya.
Ia tetap berangkat ke sawah di pagi buta dan pulang selepas senja.
Di pundaknya terpanggung cangkul dan keranjang di dukung di kepala.

Uwak... sungguh lelaki perkasa. Ia hanya menyerah pada maut, bukan
selainnya.
Kemarin, Ahad, 25 Juli 2004, pukul sebelas siang, saat Uwak hendak
pulang dari sawah untuk makan siang,
Seorang anak dengan motor ngebut, menabraknya....
Uwak terkapar di tepi jalan. Koma.
Kepulangannya untuk makan siang tertunda. Sebagai gantinya, ia
dilarikan ke RS Giriwono.
Dini hari tadi, pukul 03: 00, untuk pertama kalinya uwakku menyerah.
Ruh itu... kembali kepada penciptanya.
Pagi ini, niatnya pulang baru tercapai.
Tidak sendiri. Serombongan orang mengucap tahlil mengiringi.
Dan... Uwak begitu agung... didukung menuju pembaringan terakhir.

Allahummaghfirlahu warhamhu.....
-----

Penulis: Sakti Wibowo

Teriring doa untuk Uwak.
Rindu aku berada dalam pelukmu yang damai.
Allah saja yang memiliki balasan sempurna.
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved