[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Bagaimana Caranya Melupakan Wajah Si Dia
Uneq-Uneq - Thursday, 02 September 2004

Tanya: Assalamualaikum Wr.Wb
Mbak Ade saya ingin bertanya pada Mbak. Begini Mbak. saya tahu hukumnya pacaran itu haram dan alhamdulillah saya tidak pernah pacaran selama ini walaupun hukum itu baru saya ketahui (bukannya aku nggak cantik lho!!!!). Tapi selama ini saya masih sulit sekali menjaga pandangan saya. Bagaimana caranya? Dan sekarang ini saya menyukai seorang cowok. Padahal sebelumnya saya sudah berkali-kali mencoba melupakannya dan menghindarinya tapi semakin saya melupakannya bayangan wajahnya sering muncul dalam benakku, tapi saat saya ingin mengingat wajahnya saya tidak dapat mengingat wajahnya. Apa yang harus aku lakukan Mbak ? Perasaan ini sering menggangguku dan membuatku bimbang. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih. Jawaban Mbak Ade sangat saya nantikan.
Jazakumullah khoir
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jawab:

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pertanyaan ukhti sebenarnya sudah ukhti jawab sendiri (sudah ukhti ketahui jawabannya) tanpa ukhti sadari. Coba perhatikan uneg2 ukhti di bawah ini:

@… saya sudah berkali-kali mencoba melupakannya dan menghindarinya tapi semakin saya melupakannya bayangan wajahnya sering muncul dalam benakku, tapi saat saya ingin mengingat wajahnya saya tidak dapat mengingat wajahnya.”

Tuh. Iya kan?
Yaitu, ukhti bisa melupakan wajahnya justru ketika sedang berusaha mengingatnya. ^_^.. bingung kan?

Begini ukhti. Segala sesuatu yang kita temui dan kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari, akan terekam dalam ingatan kita. Dalam psikologi, ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengingat kembali hal-hal yang sudah pernah diketahui sebelumnya. Misalnya, dengan cara menimbulkan kembali suatu peristiwa, lengkap dengan detail dan hal-hal yang terjadi di sekitar tempat peristiwa dahulu (contohnya, dengan mengenang kembali segala sesuatunya); atau dengan merangsang munculnya ingatan itu (yaitu seperti dengan sengaja melihat hal-hal yang memang akan membangkitkan ingatan kita pada si dia; seperti sengaja melihat sosoknya yang lagi sibuk, atau sengaja lewat depan rumahnya); dan sebagainya.

Dengan kata lain, dengan melakukan segala sesuatu yang justru menyebabkan ingatan kita pada sesuatu itu berada di permukaan. Ingatan di dalam otak kita itu seperti susunan file-file dalam my document di komputer. Jika sering digunakan, maka dia akan termasuk di daftar recent document. Tapi jika tidak pernah dipakai, maka keberadaannya tetap berada di dalam komputer tersebut, hanya saja harus dicari dahulu jika kita membutuhkannya.

Artinya, semakin ukhti berusaha keras mencoba melupakan seseorang, meski dengan melakukan sujud dan menangis menghiba-hiba; ukhti justru semakin tidak dapat melupakannya. Karena yang sedang ukhti lakukan itu sebenarnya adalah tetap menempatkan ingatan tentang sesuatu itu di bagian yang sering muncul (otomatis kan ukhti, ketika ukhti meminta pada Allah agar ukhti bisa melupakan si Amir misalnya, tanpa ukhti sadari nama si Amir kembali muncul dalam ingatan ukhti, lengkap dengan kenangan yang pernah ukhti alami bersamanya).

Lalu bagaimana cara melupakannya? Bisakah?
Jawabnya bisa. Caranya, yaitu dengan cara melakukan hal-hal yang justru berlawanan dengan cara yang biasa digunakan orang ketika mencoba menghadirkan ingatannya pada sesuatu. Yaitu dengan cara, melakukan hal lain yang tidak ada hubungannnya dengan sesuatu itu (ingat penjelasan saya bahwa ingatan kita seperti file document di komputer). Ukhti kerjakanlah hal-hal yang berguna lainnya. Perbanyaklah membaca Al Quran, coba baca banyak buku, pelajari kembali hal-hal yang ukhti tidak mengerti, tonton banyak hal, ikuti banyak kegiatan, eksplorasi lagi kegiatan dan hal-hal yang bermanfaat dan yang bermacam-macam sifatnya. Insya Allah semua kesibukan ini akan membuat ingatan tentang si dia akan tertumpuk dengan file-file lain dan otomatis akan hilang dari recent document .

Tapi di atas segalanya, belajarlah untuk menjaga pandangan dalam arti disertai dengan mengendalikan tingkat kesabaran diri ketika bertemu dengan lawan jenis. Mengagumi boleh kok, karena itu bagian dari fitrah; tapi kita harus bersabar karena biar bagaimanapun dia lawan jenis (jangan sampai menimbulkan nafsu atau emosi). Ucapkanlah rasa syukur karena Allah memberikan kepadanya kesempurnaan. Sudah cukup, jangan tambah rasa syukur ini dengan andai-andai lain (seperti, seandainya dia jadi milikku.. seandainya dia pasanganku.... dll).

BTW, kok rasanya ukhti sudah mulai siap untuk berumah tangga nih. Bagaimana jika ukhti mulai mempersiapkan diri ke arah itu dan mintalah pada murrobi atau teman ukhti untuk mulai dicarikan ikhwan yang bisa melakukan proses dengan ukhti.
Selamat mencoba yah.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita

[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved