[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Kunci Kekuatan Ummat
Oase Ilmu - Thursday, 02 September 2004

Kafemuslimah.com Khalifah Umar bin Khattab melantik Atbah bin Ghazwan sebagai panglima perang pasukan Muslimin di dalam peperangan melawan Persia. Sebelum berangkat ke medan perang, Khalifah Umar memberikan pesan,
''Senantiasalah menjaga ketakwaan sedapat-dapatnya. Berhati-hatilah
menjalankan keadilan jika memberi keputusan. Kerjakan shalat pada waktu yang ditentukan dan berzikirlah (memuji) kepada Allah sebanyak-banyaknya
dan selalu.''

Suatu ketika seorang tawanan Romawi dapat meloloskan diri. Raja Heraklius
bertanya kepadanya mengenai keadaan pasukan Islam supaya seluruh kehidupan mereka tampak jelas di hadapannya. Tawanan ini menerangkan, ''Pasukan Islam adalah ahli ibadah waktu malam dan seorang ksatria
siang harinya.''

Heraklius mempunyai jumlah tentara yang sangat banyak, sedangkan jumlah
orang-orang Islam sangat terbatas. Panglima perang Islam Amr bin al-'As
memberi tahu Khalifah Abu Bakar Siddiq mengenai keadaan tersebut.
Sebagai jawabannya, Abu Bakar menulis, ''Kalian orang-orang Islam tidak akan dapat dikalahkan karena jumlah yang kecil. Kalian dapat dikalahkan walaupun
mempunyai jumlah yang banyak melebihi jumlah musuh jikalau kalian terlibat
di dalam dosa-dosa.''

Ketika Heraklius tiba di Anthokia setelah pasukan Romawi dikalahkan pasukan Muslimin, dia bertanya, ''Beritahukan kepadaku tentang orang-orang yang menjadi lawan kalian dalam peperangan. Bukankah mereka manusia seperti kalian?''
Mereka menjawab, ''Ya!''
''Apakah kalian yang lebih banyak jumlahnya ataukah mereka?''
''Kamilah yang lebih banyak jumlahnya di manapun kami saling berhadapan.''
''Lalu mengapa kalian bisa dikalahkan?''

Seseorang yang dianggap paling tua menjawab, ''Karena mereka biasa shalat di
malam hari, berpuasa di siang hari, menepati janji, menyuruh kepada kebajikan, mencegah dari kemungkaran, dan saling berbuat adil di antara sesamanya. ementara kami suka minum arak, berzinah, melakukan hal-hal terlarang, elanggar janji, suka marah, berbuat semena-mena, menyuruh kepada kebencian, dan berbuat kerusakan di bumi.''

Kisah di atas membawa pesan penting kepada umat Islam masa kini dan masa
mendatang, bahwa umat kuat bukan karena senjata, bukan karena jumlah orang, melainkan karena ketaatan menjalankan ajaran agama. Umat akan kuat
manakala menaati perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW. Sebaliknya, umat Islam akan rapuh, mudah ditaklukkan musuh, dan dihinakan, jika mereka mudah berbuat dosa, mengabaikan perintah dan larangan Allah serta Rasul-Nya. Umat Islam akan rapuh dan mudah dipecah-belah bila mengabaikan ajaran agama untuk bersatu padu, merasa satu nasib dan satu perjuangan.

Kejayaan Islam dan syiarnya menyebar ke berbagai penjuru dunia merupakan
hasil perjuangan umat Islam terdahulu. Jumlah mereka sedikit, namun memiliki
kualitas iman dan amal yang baik, sehingga Allah SWT menurunkan pertolongan dan memberikan kekuatan kepada mereka. ''Jika kalian menolong (agama) Allah maka Allah akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian.''(QS Muhammad: 7). Wallahu a'lam.

Sumber: Hikmah
Rabu, 14 Juli 2004
Oleh : ASM Romli


[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved