|
Pemimpin Oh Pemimpin Jurnal Muslimah - Thursday, 26 February 2004
“saya bingung mbak”, wajah itu berkabut.
Saya masih menunggu kalimat berikutnya meluncur dari mulutnya.
“posisi seperti ini membuat saya enggak nyaman”. Dia semakin tertunduk. Seakan beban berton² ada di pundaknya. Ah, ingin saya dibagi sebagian saja.
Dia menceritakan semuanya. Dari awal sampai akhir. Posisi sebagai koordinator malah membuat dia tidak bisa bergerak cepat. Bayangan saya saat itu adalah, apa salahnya menjadi koordinator ?? toh setiap kita adalah pemimpin. Ternyata masalah itu tidaklah sesederhana yang saya bayangkan.
Sebagai koordinator, akhwat itu mengalami krisis pede. Padahal yang namanya pemimpin (biasanya) punya PeDe yang besar. Tapi ini enggak, justru kebalikannya. Masalahnya adalah karena akhwat itu usianya lebih muda daripada anak buahnya !! saya hanya bengong.
Bukan hanya itu, kadang perintahnya pun jarang di dengar staffnya. “ah, dia kan masih kecil,” begitu salah satu ucapan anak buahnya. Kebetulan secara tidak sengaja akhwat itu mendengarnya sendiri. Tambah down mentalnya. Masya Allah … kok ??? saya bingung, apa maksud dengan “masih kecil” ???
Saya pernah baca buku catatan seorang ukhti-nya mbak Kusmarwanti. Di salah satu ceritanya, ada seorang Fatahillah yang berkata di depan anak buahnya. Kalimatnya cukup singkat yaitu, “ada yang tidak patuh ??”. di situ diceritakan adanya makna yang besar saat kepatuhan dan ketaatan bertemu dalam suatu kebersamaan. Bukan hal yang gampang untuk melaksanakannya. Setiap kita punya potensi untuk membangkang saat perintah turun dimana hal itu tidak kita sukai.
Pemimpin dan anak buah sama² mempunyai beban psikologis yang tidak ringan. Walaupun kadar setiap posisi itu berbeda. Tapi toh perintah pemimpin harus tetap dipatuhi kan ?? masih di buku yang sama, peran atas dan bawah, pemimpin dan staff, bos dan anak buah sering menjadi satu diskusi yang menarik (bagi yang suka berdiskusi …hehehehe..). Seringkali di sini orang² mulai memunculkan sisi² kemanusiaannya. Egoisme diri, enggak patuh, lebih parah lagi kalo udah merasa paling-paling .. paling bisa, paling pinter .. super banget gitu ..
Bila saya melihat masalah akhwat itu. Seseorang menjadi koordinator tentunya atas pertimbangan yang sudah dipikirkan secara matang oleh tim formatur. Ditunjuknya seseorang menjadi pemimpin tentu karena kelebihan yang dimilikinya dan diharapkan potensi yang ada di dirinya muncul lalu berkembang. Hatta koordinator itu usianya lebih muda daripada staffnya yang lebih tua.
Pemimpin harus ditaati. Anas ra pernah berkata,”Seorang pemuka sahabat Nabi saw melarang beberapa hal seraya berkata, “Janganlah merepotkan dan membangkang kepada mereka. Bertaqwalah kepada Allah karena kemenangan itu sudah dekat.”
Nah…. Menjadi seorang koordinator tidak perlu minder kan ??? dan menjadi seorang bawahan sebaiknya mematuhi perintah atasan. Semua akan selaras, sejalan, seiring kalau kita sama² paham kedudukan masing². Jadi … jangan takut menjadi pemimpin. Wallahu’alam bishowab
(Malang Â…. Di malam yang senyap dan diiringi nasyid penggugah semangat Â….)
muth_mlg [ 0 komentar]
|
|