[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Menjadi Bidadari yang Didambakan
Kiat Muslimah - Wednesday, 20 October 2004

Kafemuslimah.com Menjadi bidadari bagi suami di dunia dan akhirat, adalah cita-cita tertinggi seorang muslimah sebagai istri.
Mengapa tidak cukup menjadi bidadari di dunia saja? Toh,
Allah sudah menjanjikan bidadari-bidadari di syurga bagi
para suami (muslimin) yang shaleh. Justru itulah sebabnya.
Tidak cemburukah para istri jika perannya digantikan oleh
wanita-wanita lain yang kebetulan seorang bidadari? Oleh
karenanya, adalah sebuah dambaan bagi seorang istri untuk
menjadi ratu bidadari bagi suaminya kelak di syurga.
Karena istri atau wanita pendamping suami ketika hidup di
dunia lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan
bidadari-bidadari syurga, karena ibadahnya kepada Allah.
Wanita dunia menjalankan sholat, shaum, dan semua amaliah
ibadah lainnya, sedang bidadari syurga tidak.

Al-Qur’an maupun Hadits Rasulullah SAW banyak menyebutkan
tentang sosok bidadari syurga. Teramat banyak ilustrasi
indah yang dinyatakan untuk menggambarkan bidadari syurga.
Istri-istri yang disediakan oleh Allah tersebut, yang
dinyatakan berjumlah ‘72’, adalah wanita abadi dan suci,
cantik jelita nan lembut gemulai… tiap kali berkumpul
bersama mereka tidak ada kata bosan dan jenuh. Jika
bidadari menampakkan wajahnya, terpancarlah keindahan
antara langit dan bumi. Bidadari yang sempurna, indah
perangai, indah segala. Mereka tidak pernah disentuh oleh
penghuni-penghuni syurga selain suaminya. Ketika sang
mukmin masuk syurga bidadari akan menyambutnya dengan
pelukan hangat dan erat dengan jari dan telapak tangan
yang lembut dan indah. Mereka selalu bernyanyi riang
gembira, tiada sedih tiada duka, mereka menyanyikan
kidung-kidung, tasbih, tahmid, serta pujian kepada Allah.
Jika bidadari syurga ke bumi niscaya wanginya akan
memenuhi seluruh bumi… Subhanallaah..

Adalah tugas besar dan berat bagi seorang istri untuk
menjadi bidadari di antara bidadari lain bagi suaminya.
Karena hanya seorang istri yang shalihahlah yang kelak
dapat menjadi ratunya bidadari syurga. Dengan kata lain,
seorang istri haruslah masuk syurga, sehingga bisa
mendampingi suaminya. Disebutkan: Dari Anas bin Malik ra.
bahwa Rasulullah bersabda: “Jika perempuan shalat lima
waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya
dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk syurga.”

(HR. Al-Bazaar). Tapi bukan sebatas itu, banyak hal lain
yang harus diperhatikan dan diutamakan untuk dilaksanakan
bagi seorang istri agar dapat mendampingi suami di syurga,
yakni:


  1. Senantiasa taat pada Rabb-nya. Segala
    ketentuan dan ketetapan Rabb-nya diterima dengan tulus
    ikhlas, tiada rasa berat di hati. Oleh karenanya, seorang
    wanita jika ingin menjadi bidadari dunia akhirat hendaknya
    bisa memingit dirinya dari segala macam perbuatan maksiat
    dan durhaka.


  2. Membantu suami taat pada Rabb-nya. “Harta yang
    utama adalah lisan yang senantiasa berdzikir, hati yang
    senantiasa bersyukur dan istri beriman yang membantu suami
    dalam menegakkan bangunan imannya”
    . (Hr. Ibnu Majah dan
    Tirmidzi, hasan).


  3. Yang termasuk ciri istri yang shalehah yang
    akan menjadi ratunya bidadari di syurga nanti adalah yang
    taat kepada suaminya bahkan dikatakan tidak dianggap taat
    kepada Allah jika tidak mau taat kepada suaminya dalam hal
    yang ma’ruf.


  4. Bersikap sebagaimana istri yang shalihah
    terhadap suami, yang diwujudkan dengan sikap a.l:
    menghargai suami, selalu bersikap lembut dan sopan di
    hadapan suami, menampakkan pandangan yang teduh dan
    tenang, senantiasa bertutur lembut dan manis, selalu
    berkata yang baik, merdu dan riang kepada suami,
    menghiburnya setiap saat, selalu berhias dan menjaga
    kecantikan dirinya untuk suami, dlsb.

    Telah banyak keterangan sebagai panduan bagi seorang istri
    dalam bersikap kepada suami.

    “Sebaik-baik wanita adalah yang jika engkau
    melihatnya, akan membahagiakan dirimu, jika engkau
    memerintahnya akan mentaatimu, dan jika engkau tidak
    berada di sampingnya ia akan menjaga hartamu dan dirinya
    sendiri.” (HR. Ibnu Jarir dan Nasa’I dari Abu Hurairah ra.
    Hadits Hasan).

    Ali bin Abi Thalib berkata tentang istrinya (Fathimah
    ra.): “Ketika aku memandangnya, hilanglah kesusahan dan
    kesedihanku.”

    “Hak suami terhadap istrinya adalah sekalipun
    seandainya terdapat luka pada kulitnya kemudian istri
    menjilatinya selama itu dapat memenuhi hak-hak suaminya
    maka lakukan.” (HR. Hakim dari Abu Sa’id Al-Khudri ra.,
    hadits Shahih).

    “Janganlah seorang perempuan menyakiti
    suaminya di dunia, kalau tidak, maka bidadari-bidadari
    istrinya di syurga akan berkata kepadanya: “Janganlah kamu
    menyakitinya, sesungguhnya ia adalah tamu bagimu yang
    sebentar lagi akan meniggalkanmu untuk berkumpul bersama
    kami.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Mu’adz bin Jabal ra.
    Hadits shahih).

    Khadijah adalah teladan istri yang baik yang
    mampu menentramkan hati suami yang sedang gelisah,
    tatkala Rasulullah saw menerima wahyu pertama. Dengan
    tutur kata yang begitu lembut dan menyentuh hati,
    memberikan kesejukan pada hati sang suami.

    Seorang isteri hendaklah selalu menyambut dengan
    sikap penuh kehangatan ketika suami memasuki rumahnya
    karena inilah sambutan bidadari syurga. Dia melayani dan
    membahagiakan suaminya selama di sisinya. Ia sadar telah
    ditakdirkan Allah sebagai pendamping sekaligus pelayan
    bagi suaminya.


Dari semua keterangan di atas menunjukkan betapa besarnya
hak suami terhadap istri. Istri yang shaleh tentu harus
paham akan hal ini. Oleh karena itu, para istri hendaknya
senantiasa berhati-hati dalam bersikap kepada suami,
karena jika salah melangkah bisa membawa ke neraka dan
sebaliknya jika benar bisa menghantarkan ke syurga dengan
rahmat Allah.

Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan hadits dari
Hushain bin Mihshan ra., dia bercerita, bibiku bercerita:
Aku pernah datang memenuhi Rasulullah saw untuk suatu
keperluan. Lalu beliau berkata, “Apakah kamu sudah
menikah?” Bibiku menjawab, “Ya. Bagaimana sikap dan
tindakanmu selama ini terhadapnya? Tanya Rasulullah lebih
lanjut. Ia pun menjawab, “Aku senantiasa melayani kecuali
bila aku tidak sanggup melakukannya. Beliau bersabda,
“Coba renungkan kembali, bagaimana sikapmu terhadapnya.
Sesungguhnya dia dapat menjadi sebab surgamu atau
nerakamu”.


Sesungguhnya kebahagiaan yang selalu didambakan oleh
setiap insan adalah kebahagiaan di dunia maupun di
akhirat. Kebahagiaan keduanya tak mungkin dapat diraih
oleh seseorang melainkan dengan kefaqihan dalam agama yang
lurus. Apabila sebuah keluarga difaqihkan tentang agama
oleh Allah, maka itulah karunia yang besar yang akan
menghantarkan dirinya ke syurga kelak. Oleh karena itu,
istri yang baik akan senantiasa memperdalam pengetahuannya
tentang dien Islam. Lalu menghidupkan nilai-nilai islami
ini dalam kehidupan rumah tangganya bersama sang suami.
Karena tujuan wanita menjalin kehidupan rumah tangga
adalah dalam rangka memelihara diri dan menyempurnakan
setengah dien yang lain serta dalam rangka regenerasi
mujahid yang ‘aliman shalihan. Insya Allah… **_am

“Ya Allah, berkahilah aku terhadap keluargaku, dan
berkahilah mereka terhadapku. Ya Allah, satukanlah kami
dengan kebajikan, dan pisahkanlah kami dengan kebajikan
jika Engkau memisahkan kami.”

(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dengan sanad hasan)
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved