|
Istri Khianat Kiat Muslimah - Sunday, 31 October 2004
Kafemuslimah.com Pada zaman nabi Isa diutus menjadi rasul, orang-orang Yahudi sedang tergila-gila kepada ilmu ketabiban. Maka oleh Allah Nabi Isa dibekali dengan mukjizat yang sanggup menundukkan mereka, yaitu kemampuan untuk menyembuhkan penyakit yang bagaimana pun parahnya. Bahkan ia bisa menghidupkan kembali orang yang sudah mati.
Suatu ketika Isa Al Masih sedang berkelana. Ketika melewati sebuah kuburan, ia melihat ada seorang lelaki sedang menelungkupi sebuah makam yang masih merah tanahnya. Laki-laki itu menangis terguguk-guguk sambil meratap.
Nabi Isa mendekat pelan-pelan dan menyapa. Laki-laki itu menengok, memperhatikan siapa yang dating. Ia tidak kenal. Maka kembali ia tertelungkup dan makin hebat tangisnya.
“Kenapa kau tangisi kuburan itu, wahai Saudara?” Tanya Nabi Isa.
Sambil terisak-isak orangitu berkata, “Yang berada dalam kuburan ini adalah istriku.”
“Dia sudah meninggal, mengapa maih kau ratapi juga? Apa tidak ada perempuan lain?”
Laki-laki itu mendongak. “Perempuan memang banyak. Tapi yang seperti dia tidak ada. Coba bayangkan, dia begitu setia dan hormat kepada suaminya. Mana parasnya cantik, pipinya merah seperti apel, dan selalu hangat kepadaku. Baru dua bulan kami kawin.Kami sedang mengasihi satu sama lain. Ternyata harus menanggung derita kehilangan semacam ini, coba.”
Nabi Isa tertunduk. Lalu dengan penuh keyakinan serta kasih sayang ia berkata, “Bagaimana kira-kira kalau istrimu bisa hidup lagi?”
Laki-laki itu terperajat. Ia berteriak, “Aku akan bersujud kepada Allah lebih khusyuk daripada sebelumnya.”
Maka Nabi Isa menyuruh orang itu minggir. Berkatalah Nabi Isa kepada sang kuburan, “ya, ahlal qubur, qumi bi idznillah! Hai penghuni kubur, bangkitlah dengan izin Allah!”
Serentak bumi terbelah, dan muncullah seorang laki-laki tinggi besar, kulitnya hitam lebam. Begitu berdiri di hadapan Nabi Isa, laki-laki itu berikrar: “Asyhadualla ilaahaillallah, wa asyhadu anna Isa Rasulullah.”
Nabi Isa bertanya kepada suami yang ditinggal mati istrinya itu, “Apakah dia istrimu?”
Laki-laki itu menjawab, “Bukan, demi Allah, dia bukan istriku.”
“Jadi, siapa kamu?” Tanya Nabi Isa kepada orang yang baru bangun dari kubur itu.
“Saya adalah seorang pembunuh dan pemerkosa yang mati kafir,” jawab bekas mayat tersebut. “Tapi sekarang saya beriman kepadamu.”
Karena ternyata bukan orang itu yang dimaksud, maka dia pun mati kembali. Namun keuntungannya, sekarang dia mati dalam iman.
“Yang mana kuburan istrimu” sekarang bertanyalah Nabi Isa kepada suami itu.
“Tadi rupanya keliru. Pastilah yang ini, tidak salah lagi.”Jawabnya sambil menunjuk kuburan yang di sebelahnya.
Dengan sabar Nabi Isa berdiri menghadapi kuburan tersebut dan berkata, “Ya, Ahlal qubur, qumi bi idznillah!”
Kuburan itu pun terbelah, lalu keluarlah seorang perempuan yang sangat cantik sambil tersenyum manis. Begitu melihat suaminya. Istri yang telah terpisah oleh maut itu langsung memeluknya dengan mesra. Lantas sambil bergandengan tangan mereka pulang ke rumahnya sesudah mengucapkan terima kasih kepada Nabi Isa.
Setibanya di rumah, mereka duduk-duduk di depan rumah. Si suami tiduran bertelekan paha istrinya. Saking asyiknya. Akhirnya si suami terlelap.
Pada waktu laki-laki itu sedang mendengkur. Lewatlah seorang pengedara kuda yang gagah dan tampan. Dia adalah sang Pangeran, putra raja. Pangeran itu melirik ke arah suami istri yang sedang bermesraan tersebut.
Alangkah cantiknya perempuan itu, pikir Pangeran seraya mengerdipkan mata dan tersenyum kepada istri laki-laki itu. Perempuan ini pun berpikiran sama. Betapa gagah dan kukuhnya Pangeran, begitu jantan di atas punggung kuda putihnya. Beda benar dengan suamiku yang penyakitan.
Melihat sambutan yang hangat dari perempuan itu, Pangeran melambaikan tangan. Bergoyang langit di atas perempuan itu, terlupakan olehnya daratan tempatnya berpijak. Tanpa berpikir lebih jauh lagi, disingkirkannya kepala suaminya dengan kasar. Lelaki itu kaget dan terbangun. Dilihatnya istrinya dibawa kabur oleh seorang laki-laki. Buru-buru ia mengambil kudanya dan mengejar sambil berteriak-teriak, “Penculik, penculik! Ia melarikan istriku!”
Pangeran, begitu mendengar teriakan itu, menghentikan kudanya, menunggu. Sampailah suami perempuan tadi di situ. Terjadilah pertengkaran yang hebat, di antara mereka, memperebutkan istri yang kini berubah cintanya itu.
Akhirnya Pangeran menyerahkan keputusannya kepada si perempuan.
Dengan ganasnya bekas istri tadi menjawab, “Aku bukan istrinya. Aku masih perawan.”Begitu ucap perempuan itu membantah keterangan suaminya.
Hancur hati suami yang tadinya begitu meluap-luap cinta dan kasih sayangya kepada istri. Dalam saat-saat putus asa semacam itu, datanglah Nabi Isa.
Dengan muka yang gembira suami itu menengok ke arah Nabi Isa dan berkata, “Tuan, dia adalah istri yang tadinya sudah meninggal. Namun, setelah Tuan hidupkan lagi, dia mengaku bukan istriku,karena tergoda oleh Pangeran yang tampan ini.”
Si istri kembali berteriak lantang, “Bukan, aku bukan istrinya! Aku tidak punya suami yang ceking seperti itu.!”
Nabi Isa dengan tenang menjawab, “Baiklah akan kita buktikan nanti. Kalau kau betul-betul bukan istrinya, maka engkau pasti akan hidup senang dengan sang Pangeran.” Katanya kepada perempuan tersebut. “Tapi kalau ternyata kau memang istrinya, maka kau pasti akan kembali mati seperti semula, sebelum kuhidupkan tadi.”
Begitu selesai Nabi Isa berkata demikian, maka lepaslah nyawa perempuan yang durhaka itu. Sekarang dia mati dalam keadaan ingkar kepada suami dan maksiat kepada Allah.
---selesai
Diambil dari buku: K.H. Abdurrahman Arroisi, “30 Kisah Teladan, jilid 1”, penerbit: CV Rosda Bandung 1985. [ 0 komentar]
|
|