|
Melindungi Kebebasan Berbudaya Muslimah & Media - Wednesday, 10 November 2004
Kafemuslimah.com Di antara tiga negara Asia yang kebetulan saya tahu saat ini, yaitu di antara Indonesia, Malaysia dan Singapura, rasanya Singapura-lah yang sering tampil dengan terang-terangan menunjukkan pada orang banyak bahwa dia adalah negara yang pro-barat. Ketika semua negara ASEAN sedang berpikir akan memberi dukungan pada ajakan untuk anti terorisme yang dilancarkan oleh Amerika Serikat beberapa waktu lalu, Singapura spontan langsung mengeluarkan pernyataan bahwa dia adalah termasuk pendukung utama. Bahkan, Singapura pernah melarang pemakaian pakaian muslimah di sekolah mereka, sebagai reaksi untuk menunjukkan bahwa seperti negara-negara barat lainnya, dia juga termasuk negara yang menentang pemakaian simbol agama yang bisa mendorong pemeluknya bersikap ekstrim (baca: mendorong prilaku terorisme). Perdana Menteri Singapura pun, beberapa kali melontarkan pendapat tentang keyakinannya bahwa Indonesia adalah cikal bakal sarang terorisme internasional. Ketika negara tetangga-nya sedang berunding untuk menolak campur tangan pihak asing (dalam hal ini Amerika Serikat) untuk menangani masalah keamanan wilayah, Singapura malah menyambut dengan tangan terbuka tawaran Amerika Serikat yang ingin jadi polisi pengawas lalu lintas di negara Asean. Alasannya, negeri kecil ini merasa terancam dengan kegiatan kaum muslim di Malaysia dan Indonesia yang menjadi tetangga kiri kanannya. Ck!!! Bahkan Singapura pun, sedang mencari peluang saat ini untuk menerima tawaran Amerika Serikat yang ingin membuka pangkalan militernya di wilayah perairan ASEAN. Yang terakhir ini, tentu saja ditentang habis-habisan oleh negara-negara ASEAN lainnya. Syukurlah. Nggak kebayang kalau negara-negara ASEAN lain diam saja patuh dan pasrah.
Karena semua hal itu di atas, saya sedikit under-estimated jika bertemu dengan warga negara Singapura (duh, semoga Allah memaafkan kekhilafan saya ini). Di Kuala Lumpur ini, dibanding tiga rumpun bangsa, yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura, yang memang sering bersua dalam pergaulan seharinya karena wilayahnya memang berdekatan (Di Malaysia sendiri sungguh beragam dan elok percampuran berbagai macam rumpun bangsa. Persandingan bangsa ini, yaitu rumpun India, Melayu dan Chinese, amat terlihat berpadu dalam damai dan toleransi yang cukup indah) memang tampaknya Singapura-lah yang lebih liberal dibanding saudaranya yang lain. Baik dari segi pakaian, prilaku maupun gaya yang lain. Tapi betulkah?
Rasanya prasangka buruk saya terhadap negara Singapura harus segera diralat (setidaknya untuk saat ini). Ternyata, (bahkan dibanding dengan Indonesia, Singapura lebih menunjukkan keseriusannya dalam hal melindungi budaya timur warga negaranya. Meski dalam berbagai pernyataan yang mengemuka, Singapura sering tampil secara terang-terangan bahwa dia pro-barat, ternyata tidak seluruhnya hal ini terjadi. Maksud saya, sikap pro-baratnya.
Tahukah kalian, bahwa selama 22 tahun lalu, majalah Cosmopolitan yang merupakan majalah wanita popular Amerika Serikat dan sangat mendukung gaya hidup bangsa Amerika yang sangat liberal itu, telah dilarang penjualannya di negara Singapura. Alasan pelarangan tersebut adalah, karena pemerintah Singapura merasa bahwa majalah tersebut sangat sarat memuat dan menyebarkan nilai liberal yang amat keterlaluan hingga pemerintah merasa bahwa majalah tersebut bertentangan dengan norma moral kekeluargaan yang digalakkan oleh negara konservatif tersebut. Seperti misalnya mempertontonkan gambar-gambar dan tulisan yang berbau porno. Bahkan majalah Cosmopolitan ini, kerap kali menawarkan pada para pembacanya tentang gaya hidup alternatif yang bisa dilakukan. Seperti gaya hidup gonta-ganti pasangan, kehidupan para homoseksual, para biseksual, termasuk tips dan trik cara melakukannya. Semua hal inilah yang membuat majalah tersebut dilarang selama 22 tahun untuk beredar di Singapura. Baru pada tahun inilah akhirnya majalah Cosmopolitan diberi ijin untuk beredar di negara tersebut, itupun setelah melewati pembicaraan panjang dan alot dengan pemerintah dan badan sensor di negara tersebut.
Ada beberapa syarat yang diberikan sehubungan dengan pemberian ijin beredar tersebut. Syarat-syarat tersebut seperti setiap majalah yang ditawarkan harus dikemas dalam plastik rapat hingga tidak bisa dibuka oleh calon pembelinya yang bisa saja beragam. Bukan hanya keharusan untuk mengemasnya, majalah ini juga harus diberi label bahwa isinya tidak sesuai untuk remaja dan ada kepatuhan untuk tidak menjualnya pada para remaja. Gambar di sampul depannya pun harus dikemas sedemikian rupa hingga tidak secara frontal mempertontonkan “ke-porno-an”nya (pernah lihat sampul majalah Cosmopolitan kan?). Dijualnya pun dengan harga yang cukup tinggi.
Dari berita tersebut, saya baru tahu bahwa Singapura di negara barat sendiri ternyata dikenal sebagai negara yang ketat pengawasannya dari segi social hanya saja saat ini negara sedang mencoba untuk berusaha sedikit melakukan pelonggaran terhadap pengawasannya tersebut karena keinginannya untuk menampilkan ide bahwa Singapura adalah negara Kosmopolitan.
-------- Kuala Lumpur, 9 November 2004 ([email protected])
penulis: Ade Anita
Narasumber: Koran Berita Harian, 8 November 2004, halaman. 16.
BTW, ngomong-ngomong soal under-estimated nih, sebenarnya saya yang pada akhirnya agak sedikit pesimis dengan kesungguhan pemerintah kita melindungi system nilai kekeluargaan dan moral rakyatnya. Coba lihat peredaran berbagai majalah dan Koran di tanah air kita saat ini? Amat sangat memprihatinkan. Setiap kali mikrolet yang saya tumpangi melewati kios majalah di dekat terminal bis, sering sekali saya lihat Koran dengan sampul Koran wanita yang berpakaian amat sangat minim (pakaian dalamnya hanya di bagian bawahnya saja, sedangkan bagian atasnya hanya ditutupi oleh tangannya, duh!). Tiada plastik kemasan apalagi peringatan bahwa media tersebut tidak diperuntukkan untuk remaja dan generasi muda. Dijualnya pun dengan harga yang amat murah sehingga siapa saja bisa membelinya. Jadi, jangan heran jika ada anak sepantaran SMP, lengkap dengan celana pendek birunya, sedang asyik bergerombol di pojokan melihat Koran tersebut. Padahal, dibanding tiga negara yang saya sebut di atas, Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbanyak. Bahkan Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia!!!
[ 0 komentar]
|
|