|
Arafat Dalam Kenangan Muslimah & Media - Thursday, 18 November 2004
Kafemuslimah.com Catatan Perjuangan Yasser Arafat:
1929 Mohammad Abdel Raouf Arafat al-Qudwa al-Husseini lahir dalam sebuah keluarga pedagang sederhana. Menurut catatan resmi Arafat dilahirkan di Baitulmaqdis pada 24 agustus 1929 tetapi biografi beliau tercatat beliau dilahirkan di Kaherah.
1948 Arafat menyertai pertempuran Arab-Yahudi ketika Inggris mundur dari tanah Palestina. Perang pecah dan raturan rakyat Palestinapun menjadi pengungsi dan tersebar kemana-mana.
1952 Sebagai pelajar kejuruteraan di Universitas Kaherah, Arafat dilantik menjadi Ketua Liga Pelajar Palestina. DI saat bersamaan di Mesir, Kolonel Mesir, Gamal Abdul Nasser melakukan perebutan kekuasaan berdarah.
1958 Ketika bertugas sebagai tentara di Kuwait, Arafat dan sekumpulan kecil rakyat dalam buangan mereka, sepakat untuk mendirikan sebuah kelompok pergerakan yang diberi nama gerakan Al Fatah.
1964 Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) didirikan di bawah naungan negara Mesir.
1965 Dengan kelengkapan senjata seadanya dan menggunakan inisial nama al-Asifa (artinya ribut), gerakan al-Fatah mulai melancarkan serangan gerilyanya
terhadap Israel.
1967 Israel merebut dan menguasai Tebing Barat, Baitulmaqdis Timur, Semenanjung Gaza, Sinai, Bukit Golan dalam Perang Asia Barat, membangkitkan semangat radikal para pejuang Palestina untuk mempertahankan negara mereka, Palestina.
1968 Tentara Palestina akhirnya terlibat dalam pertempuran besar-besaran pertama dengan tentara Israel di Karameh. Kemenangan diperoleh dengan mundurnya tentara Israel dan membawa gerakan al-Fatah bergabung dengan PLO.
1969 Arafat dilantik sebagai pemimpin PLO.
1970 “September hitam”: Tentara Jordan menyerang tentara Palestina di Jordan setelah mereka membajak empat kapal terbang penumpang ke lapangan terbang di gurun negara itu. PLO setelah kejadian ini diusir dari Jordan.
1974 Arafat muncul di Persatuan bangsa-Bangsa (PBB) sambil mengusung tinggi setangkai dahan pohon Zaitun dan senjata api pejuang pembebasan.
Beliau berkata: “Jangan biarkan dahan Zaitun ini gugur dari tangan saya.”
1982. Tentara Israel masuk ke Beirut dan PLO dipaksa mundur dari garis depan perjuangannya.
1983 Pegawai kanan al-Fatah mengetuai pemberontakan menentang Arafat.
Tentara Syiria dan pemberontak dari tubuh PLO sendiri mengepung pendukung PLO di utara Libanon, Arafat terpaksa mengungsi ke Tunisia.
1987 Rakyat Palestina di Tebing barat dan Gaza melancarkan pemberontakan.
Arafat mengaitkan dirinya dengan gerakan “intifada”.
1988 Arafat mengumumkan kemerdekaan negara Palestina. Beliau kemudian secara terbuka menolak segala bentuk keganasan, bertemu dengan Amerika dan mengajukan tanda-tanda siap untu mulai berunding dengan Israel.
1990 Arafat mendukung tindakan Presiden Irak, Saddam Hussein mencaplok negara Kuwait, menyebabkan Palestina putus hubungannya dengan negara-negara teluk yang kaya.
1991 Di bawah naungan Amerika dan Soviet, perundingan damai Asia Barat dilaksanakan di Madrid, Spanyol.
1992 Arafat dan Perdana Menteri Yitzhak Rabin bertemu dan saling bersalaman, detik yang dianggap bersejarah ketik amerka mendatangani perjanjian damai sementara. Palestina diakui secara otonomi menduduki wilayah Tebing Barat dan Jalur Gaza. Perjanjian ini dilakukan di Oslo, Norwegia.
1994 Arafat pulang ke Gaza dan mengambil alih pemerintahan sebagai Ketua Pihak Berkuasa Palestina.
1995 Di Washington, Arafat dan Rabin menandatangani perjanjian damai sementara yang menetapkan pengunduran diri semua tentara dari tebing Barat. Tak lama kemudian, Rabin dibunuh oleh seorang Yahudi Israel.
1996 Arafat dilantik sebagai Presiden Pihak Berkuasa Palestina dalam pemilihan umum yang dilangsungkan di Tebing Barat dan Gaza. Beliau melancarkan gerakan menghapus keterlibatan pejuang Hamas setelah Hamas melancarkan serangan berani mati mereka terhadap Israel.
1997 Palestina menanda-tangani perjanjian dengan Israel. Perdana Mentri Benyamin Netanyahu yang berhaluan kanan bersedia menyerahkan Hebron yang sejak sekian lama terjajah. Tapi perjanjian damai ini mengalami kebuntuan tak lama kemudian.
1998 Arafat dan Netanyahu menanda-tangani Perjanjian Wye River untuk pengunduran secara bertahap tentara Israel dari Tebing Barat. Netanyahu membekukan pengunduran itu dua bulan kemudian karena menuduh Arafat tidak melaksanakan kesepakatan untuk memberi jaminan keselamatan penduduk Israel dari serangan Hamas.
1999 Arafat menanda-tangani perjanjian dengan Perdana Mentri Israel Ehud Barat dengan menetapkan September 2000 sebagai tarikh akhir perjanjian damai mutlak.
2000 Perundingan damai hancur. Palestina melancarkan Intifada kedua kalinya setelah Ariel Sharon melakukan perlawatan ke kawasan kompleks Masjid Al Aqsa. Israel menuduh keganasan ini memang sudah dirancang.
2001 Musuh abadi Arafat, Ariel Sharon dilantik sebagai perdana mentri.
2002 Arafat dikepung di ibu kota Palestina di Ramallah oleh tentara Israel dalma gerakan yang dilancarkan setelah terjadi rangkaian serangan bom berani mati oleh para pejuang Palestina.
2003 Arafat melantik Mahmoud Abbas, seorang pemimpin sederhana yang didukung oleh Amerika dan Israel sebagai perdana mentri ketika masyarakat Internasional mendesak Arafat melepaskan sebahagian kekuasaannya. Bagaimanapun, Arafat enggan meletakkan jabatannya sebagai Presiden dan pemimpin pasukan keamanan. Abbas meletakkan jabatannya.
2004 Arafat menghadapi persoalan dalma negeri yang tidak terselesaikan dalam sejarah perjuangan Palestina selain menghadapi tuntutan rakyat supaya menghapuskan kerusuhan.
28 Oktober 2004 Arafat mengeluh perutnya mengalami kesakitan yang amat sangat.
29 Oktober 2004 Arafat dibawa ke rumah sakit di Paris untuk mendapatkan perawatan.
11 November 2004 Arafat, 75 tahun, meninggal dunia. Innalillahiwainnaillaihirajiun.
---- Kuala Lumpur, 15 November 2004 ([email protected])
Penulis: Ade Anita
Sumber: Koran Berita Harian, 11,12, dan 13 November 2004
[ 0 komentar]
|
|