[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Yang Tak Pernah Tersenyum
Jurnal Muslimah - Monday, 13 December 2004

Kafemuslimah.com Siang itu aku dan anakku baru pulang dari Dokter Gigi. Setengah tergesa kupacu langkah di atas jalanan yang terbalut salju setengah beku. Fuih..repot juga kalau janjian sama Bu Dokter jam 12 siang. Ketika aku berangkat waktu Dhuhur belum tiba, jadi di saat pulang aku harus memacu langkah agar tak keburu masuk waktu Ashar.

Saat memasuki pintu apartemen kulihat beberapa orang baru memasuki lift dan pintu lift masih terbuka. Segera kugendong si kecil agar bisa berlari menuju lift. Ups! hampir saja pintu lift tertutup saat kaki kananku memasuki lift. Kutahan pintu dengan sebelah tangan dan buru-buru kutarik masuk kaki kiriku. Tak sengaja kulihat ada tangan terulur menekan tombol close berbarengan dengan langkah kaki kananku memasuki lift. Kulirik si empunya tangan tadi, hhmm...nenek yang ini lagi rupanya. Nenek yang seluruh rambutnya telah memutih dengan wajah yang tak pernah tersenyum padaku.

Meski tidak terlalu sering aku bertemu dengan nenek tadi, tapi selalu saja perjumpaanku dengan si nenek diwarnai peristiwa serupa. Satu kesempatan pernah aku beriringan dengannya saat akan keluar dari pintu apartemen kami. Persis ketika ujung roda depan sepedaku akan keluar pintu, serta merta dia yang ada di depanku menutup pintu yang sudah terbuka. Di lain hari saat aku akan memasuki pintu lift, dia yang baru saja masuk sepersekian detik di depanku buru-buru menutup pintu lift sambil menatapku tajam. Serasa tertohok ulu hati aku dibuatnya.

Seusai menunaikan sholat Dhuhur pikiranku masih diliputi bayangan si nenek tadi. Salah apa yang telah aku perbuat hingga setiap kali berjumpa, dia seolah enggan bersikap ramah padaku? Sebegitu menyeramkankah aku sehingga dia selalu terbirit-birit ketika harus beriringan denganku? Hhmm..kalaupun memang tak bisa pasang senyum, mbok ya jangan menatapku tajam seperti itu dong..

Seketika pupus sudah dari benakku image tentang orang Jepang yang gemar bertegur sapa selama ini. Eh, tapi apa betul ya pradugaku terhadap si nenek tadi? Jangan-jangan ini hanya prasangkaku saja. Bisa jadi si nenek memang sedang terburu-buru sehingga tak bisa menungguku untuk masuk ke dalam lift. Dan mungkin saja si nenek ini memang sedang bete setiap kali bertemu denganku.

Lepas dari berbagai praduga di atas, aku lebih suka untuk mengambil hikmah di balik peristiwa. Nenek ini telah mengajari aku untuk tidak bersikap serupa terhadap orang lain. Maka, tersenyumlah, karena hidup akan terasa lebih indah seandainya kita mau tersenyum dan peduli dengan keberadaan orang lain di sekitar kita.

Bumi Sapporo, 06122004

[email protected]
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved