[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Musibah Aceh: Miniatur Kiamat
Oase Ilmu - Tuesday, 04 January 2005

Kafemuslimah.com Pada hari ahad, 14 Dzulqo’dah 1425 H atau bertepatan dengan tanggal 26-12-2004 M, penghuni planet bumi dikejutkan oleh bencana yang tidak diperkiraan oleh para pakar sebelumnya. Gelombang air pasang tsunami yang muncul setelah gempa dahsyat berkekuatan 8,5 pada skala Richter menerjang beberapa negara. Ribuan orang meninggal dunia
dan sejuta lebih menderita luka-luka, demikian data yang
ditulis oleh sebuah harian ibu kota.

Saat musibah terjadi, masing-masing sibuk menyelamatkan diri. Harta dan kekayaan yang selama ini dikejar-kejar tanpa kenal waktu dan aturan ditinggal begitu saja. Mobil yang mahal lagi mewah, rumah yang bagus laksana istana, ternak yang banyak dan sawah-ladang yang luas seakan tak berarti sama sekali. Semua tidak dihiraukan lagi, yang penting bagaimana agar dirinya selamat dari bencana.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman -dalam menggambarkan
kejadian hari kiamat- :

Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berantakan, dan apabila lautan dijadikan meluap, dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya. Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu
mendustakan hari pembalasan.”
(QS. Al-Infithaar ayat 1-9)

Bagi seorang mukmin, kejadian-kejadian itu telah mengantarkan dirinya kepada kesadaran bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan sebaik-baik perencana. Seorang mukmin tetap harus berprasangka baik kepada setiap rencana-Nya. Ia harus tetap berusaha maksimal menta’ati segala perintah serta menjauhi segala larangan-Nya, kemudian ia memperbaiki akhlak dan memperbagusnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an
surat Al-Mulk :

Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan,
dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan
mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun.
” (QS. Al-Mulk ayat 1-2)

Seorang mukmin harus memahami bahwa suatu bencana memiliki
beberapa maksud, bisa sebagai ujian dan peringatan bagi dirinya atau hukuman bagi orang-orang kafir.

Bencana berarti ujian bagi hamba-hamba yang ta'at untuk kenaikan tingkat dan kedudukan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dari setiap bencana seorang mu’min akan senantiasa mengambil hikmah dan kebaikan. Ia akan sabar melaluinya dan berusaha menolong untuk meringankan beban saudaranya yang tertimpa musibah.

Abu Hurairah radliyallahu 'anhu meriwayatkan :

Ujian akan terus datang kepada seorang mukmin atau mukminah mengenai jasadnya, hartanya, dan anaknya sehingga
ia menghadap Allah tanpa membawa dosa.
” (HR. Ahmad dalam Musnad II/287, at-Tirmidzi dalam az-Zuhd VII/80. Ia berkomentar, hasan shahih. Juga riwayat al-Hakim dalam ar-Raqaiq IV/214 dan dinyatakan sebagai hadits shahih sesuai dengan syarat Muslim. Disepakati oleh adz-Dzahabi dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Syakir dalam Musnad no. 7846.

Bencana berarti peringatan bagi manusia yang banyak melakukan kedurhakaan dan kema’siatan. Peringatan diturunkan agar mereka ingat dan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta memperbaiki dirinya dengan ibadah yang benar dan ta’at yang ikhlas kepada-Nya.

Bencana bisa juga merupakan hukuman, sebagaimana banjir besar yang menerjang manusia-manusia durhaka lagi kafir pada zaman Nabi Nuh alaihis salam.

Gambaran Kiamat
Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al-Qur’an
menggambarkan dahsyatnya peristiwa kiamat sebagai berikut

Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan), dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan dijadikan meluap.” (QS. At-Takwir ayat 1-6)

Bandingkan gambaran kiamat dengan peristiwa gelombang tsunami yang baru saja terjadi, di mana baru sebagian lautan diluapkan, ribuan orang tewas dan tidak berdaya bahkan sejuta lainnya hidup terkatung-katung. Bisakah dibayangkan jika seluruh lautan diluapkan?! Tidak ada lagi tempat berlari dan berlindung pada saat itu kecuali hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang Maha Gagah Perkasa, Maha Agung, Maha Rahman dan Maha Pengampun.

Di ayat lain Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

Apabila terjadi kiamat, tidak seorangpun dapat berdusta
tentang kejadiannya. (Kejadian itu) merendahkan (satu
golongan) dan meninggikan (golongan yang lain), apabila
bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung
dihancur luluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah dia
debu yang berterbangan, dan kamu menjadi tiga golongan.

(QS. Al-Waqi’ah ayat 1-7)

Bayangkanlah bagaimana pula jika bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya ? baru gempa dengan kekuatan 6.3 skala Richter Desember 2003 lalu di Iran 30.000 orang tewas seketika, Demikian pula ketika terjadi gempa di India (Januari 2001) berkekuatan 7,9 skala Richter 24.000 orangpun tewas. Bagi Allah mudah jika hendak mematikan seluruh manusia.

Saatnya Bersungguh-sungguh Ta’at Kepada Allah.

Musibah demi musibah Allah timpakan silih berganti namun manusia durhaka tetap saja tak mau sadar. Bahkan dengan kepongahannya, mereka mengemas setiap kemaksiyatan sedemikian rapih, sehingga tidak terasa lagi kalau perbuatan tersebut adalah mendurhakai Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Marilah kita renungkan bersama firman Allah Subhanahu wa
Ta'ala di dalam Al-Qur’an :

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman,
untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik
.” (QS. Al-Hadid ayat 16)

Saudaraku, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa dan mendorong jiwa untuk ta’at dan
khusyu’ kepada Allah Yang Maha Ghafur. Wa Allahu A’lam
bish-shawwab
Edy Wahyudi
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved