|
Sesal Jurnal Muslimah - Monday, 17 January 2005
Kafemuslimah.com "Perumpamaan orang-orang beriman di dalam kecintaan, kasih sayang, dan hubungan kekerabatan mereka adalah bagaikan tubuh. Bila salah satu anggotanya mengaduh sakit maka sekujur tubuhnya akan merasakan demam dan tidak bisa tidur." (Riwayat Muslim)
Indah, sungguh indah rangkaian hadits tersebut. Betapa agungnya Islam dalam membina persaudaraan. Berkali-kali saya baca makna kalimat tesebut. Semakin diresapi, semakin dalam perasaan sesal yang ada dalam hati. Perih rasanya mata ini untuk meneruskan menatap untaian indah hadits tersebut. Sesak hati ini bagai dipukul dengan godam palu. Malu... disertai sesal yang tak terkira.
***
Ahad, 26 Desember 2004, merupakan hari berkabung seluruh rakyat Indonesia. Serambi Mekah Indonesia, Aceh Darussalam telah luluh lantak oleh gelombang Tunami setelah guncangan gempa. Seluruh penjuru dunia dibuat pilu oleh berita tersebut. Begitupun kepulauan Jepang, tempat saya berdomisili saat ini. Beberapa stasiun televisi Jepang ramai menyiarkan bencana alam bumi Aceh ini.
Tapi sayang, saat pertama kali stasiun televisi Jepang menyiarkan bencana gempa yang menimpa bumi serambi Mekah tercinta, telinga dan mata saya seolah tidak tertarik untuk menyimaknya. Saat suami di samping saya mulai tercekat mengucapkan;
"Masya Allah..."
"Innaalillahi wa innaa ilayhi raaji'uun"...
Bibir saya malah mengucap;
"Ah, paling gempa tektonik biasa!"
Tidak sedikitpun saya tertarik untuk menyimak berita tersebut. Pandangan saya tak bergeming satu detik pun dari depan layar komputer yang yang menampilkan tugas terjemahan. Pikiran saya penuh tulisan kanji Jepang yang harus segera diselesaikan.
Betapa egoisnya saya! Tidak ingin diganggu oleh apapun, sekalipun tanda peringatan dari Allah. Saya telah ingkar akan kekuasaan Allah. Mengabaikan keagungan Allah. Menganggap kecil pertanda dari Yang maha Kuasa. Mana amal dari ucapan-ucapan saya yang sering mengembar-gemborkan kata kasih sayang antar sesama? Mana amalan saya tentang kata ukhuwah islamiyah? Hanya teori! Disaat saudara seiman mengalami musibah, sedikitpun saya tak mau berpaling untuk menyimaknya. Bahkan perasaan saya tidak berusaha ikut merasakan sakit dan pedihnya saudara-saudara seiman di Tanah Rencong. Astagfirullahaladzim... Malu.. Sesal.
" Plak!" sebuah pukulan yang keras seolah menampar saya ketika berita-berita tentang bumi Aceh mulai bermunculan. Negri serambi Mekah telah menjadi mati oleh sapuan badai Tsunami. Menjadi saksi bisu kekuasaan Allah Sang Pencipta. Terlihat seorang anak menangis mencari orang tua, tangis bapak meratap kepergian sang anak, mayat-mayat bergelimang. Perih mata ini... betapa berat rasanya untuk terus menatap berita-berita Aceh.
Maafkan kesombongan saya Ya Allah. Betapa dzolimnya saya.
" Ya, Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Nasib baik seseorang tidak berguna untuk menyelamatkan ancaman dari Mu " (HR Bukhari Muslim)
Kini hanya taubat yang dapat saya lakukan. Dalam renungan muhasabah panjang di malam hening, saya agungkan kebesaran Allah memohon ampunan. Betapa kecilnya dan berdosanya saya. Maafkan hamba Ya Allah. Doa terucap dalam sujud penuh sesal.
" Ya Rabb, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi "
(QS. Al Araaf: 23)
Saya tidak ingin menangis, karena saudara-saudara di Aceh tentu tidak membutuhkan kecengenang saya. Dari hati tulus yang paling dalam saya ingin memohon maaf dan berdoa. Dalam untaian berpuluh, beratus bahkan beribu kata maaf saya haturkan bait-bait doa untuk saudara-saudara di bumi Nangroe Aceh Darusalam.
Teruntuk para korban yang telah pergi menghadap Illahi Rabbi, semoga Sang Penguasa ' Azza wa zala ' membangunkan rumah indah penuh kemuliaan di alam sana. Untuk keluarga yang ditinggalkan dan saudara-saudara yang tengah berjuang dalam cobaan, semoga Allah Swt memberi kekuatan, kesabaran dan pahala yang lebih baik dari musibah yang dihadapi.
"....Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu (orang-orang) yang apabila ditimpa musibah mengucapkan Innaalillaahi wa innaa ilaihi raaji'unn. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dariTuhan-nya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk " (QS Al Baqarah 155-157)
Sukseskan amal galang dana Aceh.
Wallahu'alam bishowab
Aishliz at Lizsa Anggraeny
Japan, 09.01.05 [ 0 komentar]
|
|