|
Bagaimana Caranya Dakwah Yang Tidak Terkesan Menggurui Uneq-Uneq - Saturday, 22 January 2005
Tanya: Assalamu'alaikum wr. Wb.
Langsung saja.
1.Mbak, gimana sih hukumnya pegadaian, asuransi, dang bunga bank.
2.Gimana caranya mendakwahi yang efektif biar kita nggak terkesan menggurui. Masalahnya gini. Temenku itu seorang ikhwan tapi masih terbawa arus ghowzul fikr. Senengnya nyanyi lagu2 jahiliyah keras banget, masih suka jalan ama cewek, dsb. Trus temenku satu lagi, temen smp, aku pengen banget ngajak dia berjilbab. Kita beda sekolah.
Wassalamu'alaikum wr. wb
jawab:
1. Untuk jawabannya, saya merekomendasikan ukhti untuk bertanya ke www.syariah-online.com. Mereka insya Allah lebih menguasai ilmu tentang hal ini.
2. Cara dakwah yang efektif biar tidak ada kesan menggurui yah.
Hmm.
Sebenarnya, kesadaran seseorang untuk menjalankan ibadah dan menggiatkan ketakwaannya itu bergantung pada ilmu dan pemahaman orang tersebut. Artinya, ada motivasi ketika dia ingin melakukan sesuatu yagn didasarkan pada sebuah pengetahuan atau pemahaman yang berkembang di dalam dirinya. Tapi lebih dari itu, semua itu tidak akan terjadi jika tidak ada hidayah dari Allah SWT. Hidayah inilah yang membuat hati seseorang begitu lembut sehingga mudah untuk menerima kebenaran dan meninggalkan semua kesia-siaan yang dilakukannya selama ini.
Bisa jadi, meski temanmu itu seoran ikhwan ( apa maksud ikhwan disini? Apakah karena dia seorang laki-laki ataukah istilah ikhwan yang dikenakan seperti lazimnya oleh teman-teman di Indonesia untuk menyebutkan kaum lelaki yang dekat dengan kegiatan keagamaan?), temanmu ini masih dalam tahap pencarian tentang pemahaman segala sesuatu yang sesuai dengan dirinya.
Dalam pemahamannya, dia menterjemahkan bahwa lagu-lagu yang dinyanyikannya sama sekali tidak melanggar kaidah beragamanya dan tidak bertentangan dengan syariat. Itu sebabnya dengan penuh percaya diri dia menyanyikannya keras-keras. Yang mengatakan bahwa lagu itu lagu jahiliyah itu kan dalam pandangan kamu yang boleh jadi berbeda dengan pandangannya.
Kalau sudah begini, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah menyamakan dahulu pandangan kalian berdua. Coba ajak dia untuk sejenak memperhatikan syair-syair lagu yang dinyanyikannya. Dimana letak �kejahiliyahannya menurut kamu� dan dimana letak �ketidak-salahan lagu itu menurut dia�. Diskusikan dengannya dalam suasana yang akrab. Artinya, masing-masing berangkat untuk mencari kebenaran, bukan untuk memaksakan pihak lain agar sependapat dengan pendapatnya. Sambil santai ajah diskusinya (mungkin pas dia selesai menyanyikan lagu itu, coba kamu sambil senyum tanya ke dia� apa maksud syair lagu di baris ke tiganya.. atau di bagian reff-nya). Kalau itu lagu barat, coba terjemahkan ke bahasa Indonesia. Dalam diskusi tersebut, sesekali coba masukkan sedikit saja dasar hukum Islam untuk menilai lagu tersebut (yaitu potongan hadits atau ayat AL Quran; sedikit saja yah, karena nanti dia keburu boring karena merasa lagi dihakimi. Usahakan mencari potongan ayat yang tidak berisi ancaman tapi ayat yang berisi ajakan untuk berpkir, karena jika kamu pilih ayat yang berisi ancaman pada orang yang baru belajar Islam, maka dia yang dia rasakan adalah kesempitan Islam dalam memandang kreatifitas seseorang. Sebaliknya jika yagn dipilih adalah ayat yang berisi ajakan untuk berpikir dan batasan tentang hak Allah ayng tidak boleh dilanggar dalam kerangka berpikir tersebut, insya Allah dia akan menyadari bahwa Islam memang sempurna. Jika kenal insya Allah akan sayang. Jika sayang, insya Allah akan berbuat apa saja untuk yang disayanginya). Setidaknya, minta dia untuk menyanyi jangan terlalu keras karena suaranya tidak sedap didengar orang lain (hehehe, bercanda; sekaligus serius nih karena Al Quran memang memerintahkan kita agar jangan bersuara seperti keledai, Berteriak tapi lengkingannya bikin bising dan sama sekali tidak indah). Hal yang sama berlaku juga pada ajakan kamu agar dia menjaga dirinya dari pergaulan bebas pria dan wanita.
Begitu juga dengan sahabat wanitamu. Meski kalian bertempat tinggal jauh, cobalah untuk sering menjalin komunikasi dengannya. Kirim dia e-mail, sms, atau telepon atau kunjungan silaturahim. Ajak dia untuk bergabung dengan kelompok pengajian yang bisa memungkinkan kalian berdua berkumpul bersama meski berbeda sekolah. Misalnya kelompok pengajian/kajian keagamaan yang dilakukan di masjid-masjid atau tempat-tempat lain. Jika ada rezeki, beri dia hadiah seperti buku agama atau novel Islami sambil tidak lupa sering mengajak dia untuk diskusi tentang Islam dalam suasana yang akrab (maaf, sering sekali saya menekankan kalimat �suasana yang akrab� karena sering kali, tanpa kita sadari keinginan kita yang menggebu-gebu untuk mengajak orang lain agar mengikuti jalan yang telah kita pilih, membuat kita bertindak seakan-akan kita memang lebih benar, lebih suci, lebih besar kemungkinan masuk surganya ketimbang dia. Tanpa disadari telah tumbuh benih kesombongan dalam diri kita bahwa kita lebih suci dari orang lain. Ini jelas membuat dakwah menjadi sukar dijalankan. Itu sebabnya, saya sering sekali menekankan bangunlah suasana yang akrab dalam berdakwah, dimana posisi kita dan orang lain yang kita dakwahi adalah sama, yaitu sama-sama hamba Allah yang terus belajar dan belajar agar ketakwaannya terus meningkat. Bukankah iman itu bersifat fluktuatif alias naik turun? ).
Kelak, kamu akan merasa bahwa dia mulai tergugah akan Islam ayng sebenarnya. Biasanya terlihat dari tutur katanya yang mulai berhati-hati jika berbicara dan sudut pandang dia dalam memandang segala sesuatunya. Jika sudah begini, maka jika ada rezeki, hadiahi dia jilbab dengan warna yang cocok bagi dirinya. Atau hadiahi dia pakaian muslimah yang sesuai dengan kepribadiannya (pilih model dan warna yang manis, agar dia merasa bahwa berjilbab tidak selalu membuat seseorang menjadi tampil kuno, jauh dari keindahan dan mengurangi kebebasan individu).
Satu hal lagi yah ukhti. Jika semua usaha sudah dilakukan, tapi belum tampak hasil yang menggembirakan berkenaan dengan penyampaian dakwah yang sudah ukhti sampaikan. Jangan putus asa apalagi menyalahkan diri sendiri. Lakukan saja dua hal lain. Yang pertama introspeksi apa yang harus diperbaiki dan yang kedua berdoa agar Allah memudahkan usaha kita dan membukakan mata hati kita dan mereka serta melembutkan hati orang-orang yang kita dakwahi. Sesungguhnya, kita hanya menyampaikan, tapi Allah �lah yang berkuasa untuk menentukan takdir seterusnya. Alalhu�alam.
Selamat dicoba yah ukhti. Semoga bermanfaat.
Wassalamu�alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita
catatan: tanggapan ini pernah dimuat tanggal 27 april 2004, tapi karena tulisan tersebut hilang maka saya munculkan lagi sekarang atas permintaan seorang muslimah. Terima kasih. [ 0 komentar]
|
|