[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Al Qiyadah Wal Jundiyah
Jurnal Muslimah - Wednesday, 03 March 2004

Pernah berada di lingkungan yang sudah kita kuasai medannya lantas tiba² kita dipindahkan ke suatu ruang yang asing dan kita diharapkan bisa menguasai situasi dan kondisi medan yang baru selain itu dibutuhkan interval waktu yang cukup cepat.

Jika jawabannya TIDAK, maka berbahagialah kita. Karena kita tidak perlu repot² lagi mengadakan proses adaptasi terhadap lingkungan baru tersebut.

Tapi jika jawabannya YA, maka lebih berbahagia lagi kita.

Mengapa ????

Karena dengan lingkungan baru tersebut, akan memacu kita untuk lebih cepat belajar menguasai situasi baru yang sebelumnya sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh diri kita untuk include di dalamnya. Bukankah dari bayi sampai saat ini kita sedang dalam proses pembelajaran ??? belajar untuk mengetahui hal² yang belum kita kuasai. Ada perasaan yang tak terkatakan saat kita berhasil menguasai hal baru itu. Amazing !!!

Lantas jika kita bertanya, kenapa saya dipindah ?? bukankah ini adalah tempat ternyaman bagi saya ?? kafaÂ’ah saya ada di sini. Iya kalau di tempat baru itu saya bisa berkembang, kalau malah sebaliknya ?? bagaimana potensi dan prestasi saya justru jatuh.

Manusiawi rasanya, jika pertanyaan² itu dilontarkan kepada atasan yang men-switch-kan kita. Ada semacam ketakutan², perasaan ketidaksanggupan memikul beban amanah yang baru. Tetapi sebagai kader dakwah, yang telah berazzam menyematkan kalimat Allah Ghayatuna di dalam jiwanya. Tidak pantas, jika kita terus²an berkubang dalam kekecewaan. Kesedihan yang berkepanjangan, lantas melalaikan amanah² dakwah lain yang seharusnya segera dikerjakan.

Kader dakwah harus kuat sebab tugas dakwah yang berat dan besar. Dimana kader harus memiliki daya gerak, daya angkat, dan daya pikul yang seimbang (bahkan kalau bisa melebihi) tugas yang diemban. Dan jika kita mengetahui bahwa kader dakwah memiliki karakter² yang istimewa. Dimana salah satunya adalah Tha’atul jama’ah wal qiyadah (mentaati jama’ah dan pemimpin).

Kesiapan untuk mentaati segala aturan yang ditetapkan adalah salah satu sifat penting seorang kader dakwah. Tanpa taat dan disiplin sangatlah tidak mungkin jamaÂ’ah akan menjadi tertib dan hal ini akan berakses pada yang lain. Disiplin dalam berorganisasi adalah wajib bagi setiap kadernya. Dalam organisasi apapun itu, terutama organisasi dakwah. Islam mengharuskan agar kita agar taat kepada amir (pemimpin).

Umar bin Khattab r.a, berkata:”Tidak ada Islam dalam jama’ah, tidak ada jama’ah tanpa immarah (kepemimpinan) dan tidak ada immarah tanpa taat (disiplin organisasi)”.

Rasulullah bersabda,”Dengar dan taatilah pemimpinmu sekalipun kamu dipimpin oleh budak habsy, yang kepalanya menyerupai kismis (berpenampilan buruk dan tidak menarik)” (HR. Muslim).

Adapun ciri² kader yang taat diantaranya adalah:

1. Taat di saat giat dan malas, di saat susah dan mudah, disukai atau tidak disukai.

“Seorang muslim wajib mendengar dan taat kepada pemimpinnya, selama perintahnya tidak ma’siat.” (HR.Muslim)

2. Segera menyambut dan melaksanakan perintah (SurÂ’atul Istijabah)

3. Melaksanakan perintah dengan tepat dan akurat (Taharrid diqqah)

4. Tidak meninggalkan tugas dakwah tanpa izin qiyadah dan tidak meminta izin kecuali keadaan sangat darurat.

Oleh karena itu, terimalah segala keputusan yang diberikan oleh qiyadah kepada kita dengan lapang dada. Yakinlah, keputusan yang diambil oleh syuro` itu lebih barokah. Tinggal bagaimana kita menjalaninya dengan ikhlas. Kita tidak tahu ada apa dibalik ‘perpindahan’ amanah tersebut. Bisa saja dimaksudkan agar kemampuan kita tidak terbatas satu keahlian saja. Dimana kita diharapkan bisa mempunyai lebih dari 1 keahlian bahkan lebih banyak dari itu. Bukankah kader dakwah yang menguasai banyak keahlian itu lebih baik daripada tidak punya kemampuan sama sekali ?

Percaya dan berhusnudzonlah. “…..Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain …”(Qs. Al Hujurat: 12). Sebab dengan suasana saling percaya antara pemimpin dan anggota merupakan persoalan yang paling dasar untuk memastikan kebaikan gerakan dalam jama’ah dan akan menciptakan iklim kerja yang baik dalam melaksanakan tuntutan dakwah dan harakah.

Insya Allah ini yang terbaik. WallahuÂ’alam bishowab.? FIP

MaÂ’roji:

“Tarbiyah Menjawab Tantangan” Refleksi 20 Tahun Pembaharuan Tarbiyah di Indonesia

“Al Qiyadah wal Jundiyah” Syaikh Mushthafa Masyhur
muth_mlg
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved