[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Semangatku tak boleh padam!
Jurnal Muslimah - Sunday, 30 January 2005

Kafemuslimah.comBip….bip….
Sms di handphone Siemensku menyampaikan pesan dari seorang “kakakku” di belahan Selatan Jerman .
“Assalamu’alaikum,Puri tersayang.Met Ujian ya Pur,kuatkan tekad isi dengan do’a.Semoga sukses adikku sayang”.

Pagi itu aku terbangun dari mimpi indahku,dan kubaca sms yang melayang di Hpku.
Yupss, hari itu tak hanya ujian tulis yang kuhadapi ,ujian kehidupan sampai saat ini terus mengikutiku.Jika ujian tiba aku selalu mohon doa dan restu dari Mama-Papa,mbakku,adikku,Eyang Ti, dan teman-teman dekatku.Dan tak lupa kubersimpuh kepadaNya.

Merekalah yang selalu memberiku kekuatan mental saat-saat aku kan menempuh ujian.
Walaupun tak bisa bertatap langsung, memohon restunya dan mengecup tangan Mama-Papaku. Subhanallah, dengan komunikasi yang serba canggih, hati ini terasa dekat.Seperti kata pepatah: “Jauh dimata tapi dekat dihati” Pas banget! Dan jiwa ini tak mati,selalu ada yang mengingatkan dan memberi semangat dihatiku.

Tanpa keberadaan mereka,apalah arti diriku ini?Aku tak akan kuat mengahadapi semuanya tanpa dorongan mereka semua.Terlebih Papaku yang selalu memberiku semangat atau motivasi ketika diriku jatuh dan perasaanku yang selalu pesimis.
Teringat ketika aku nekat berangkat sekolah ke Jerman,hatiku ragu tuk terbang mencari ilmu ke negeri Paman Hitler.
”Dapatkah aku sekolah di Jerman?” batinku saat itu bertanya-tanya. Karena rasa percaya diri dihatiku sangat kecil.
”Puri,jangan pesimis kamu pasti bisa” kata Papaku sebelum berangkat ke Jerman.
Papakulah yang memberiku banyak masukan dan argumen-argumennya sangat logis.
Beliau mempunyai sosok keras,optimis,berani mengambil resiko dan tak pantang menyerah.Semangatnya tak pernah padam bagai api yang berkobar-kobar. Sayang sekali watak beliau tak tercerminkan pada diriku. Jika sifatku dibanding beliau bagaikan langit dan bumi. Banyak sekali pesan yang kupetik dari Papa tuk hari yang akan datang.
Ketika aku “jatuh” dari suatu ujian,Papa tercintaku berpesan “Gagal itu biasa dan mencoba lagi itu baru luar biasa”. Pah,kau berusaha membuat hatiku tersenyum,meskipun sedih mengukir hatiku.Semangat itu selalu akan muncul kembali.

Dan janganlah kamu lemah dan janganlah bersedih hati,padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu beriman (3:139).

Segera kuberjalan ke Haltestelle (Halte Bus) yang jaraknya sekitar 5 menit dari kamarku.
Supir Bus dengan setia mengantar-jemput para pelajar.Pak Supir menungguku dan buru-buru kutunjukkan Studentenausweis (Kartu pelajar).
“Danke “ kata Pak Supir Bus.
”Bitte” jawabku cepat.
Mataku segera berputar mencari tempat duduk yang kosong. Kubertemu temanku dari Cina,dia lagi asyik belajar dan membuka halaman demi halaman.

Segera aku duduk manis.Dan gigi satu, kemudian disusul gigi dua dimainkan oleh Pak Supir.Beliau membanting setir segera melaju dengan menambah kecepatannya menuju ke kota.

Aku termenung dan berdoa,karena hari itu aku ada ujian.
Teringat Semangat dari teman-temanku.Kumainkan jariku tuk membaca sms-sms dari teman-teman dekatku.

Liebe Puri,bittaufik insya Allah sabar,do’a, do your best,tawakal mit Hilfe Allah.Insya Allah klappt es.Doa kami untukmu Uhibbukifillah, Salam sayang Noor.”
Terima kasihhhhhh………

Bip… bip..
Hpku kembali berbunyi.”Opo-opo serba gampang,salam kangen Papah” sms dari Papa.

Saat itu aku harus berjanji,bahwa aku harus mengerjakan ujian itu semaksimal mungkin.
Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berdoa.Hasil akhir ada ditanganNya.

Maka apa-apa yang diberikan kepada kamu,itu adalah kenikmatan hidup di dunia,dan apa-apa yang disisi Allah adalah lebih baik dan kekal bagi orang-orang yang beriman dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakal“ (Asy Syuraa 36).

Ok, aku segera turun dari Bus.Segera kucari bangku kosong dan duduk mengerjakan ujian.Sambil kukerjakan ujian-ujian itu,kuingat semangat 45 yang mereka berikan untukku.Serasa ada yang membisikkan ditelingaku “Jangan lupa,ketika menemui kesulitan baca Sholawat”.

Entah apapun hasilnya,biarlah goresan-goresan penaku dikertas itu kan menjadi saksi.
Kutatap langit-langit kelasku,serasa para malaikat-malaikat ini menungguku mengerjakan soal-soal ujian.Kulemparkan senyum kepada malaikat-malaikat ,sayang sekali indera peglihatanku terbatas tuk melihat mereka.Mereka pasti menyaksikkanku sedang berputar otak.

Pikiranku mengelana pada pesan dari salah satu pembicara pada acara Workshop di Frankfurt pekan lalu. “Sebelum kita mengerjakan ujian,doakanlah teman kita terlebih dahulu”. Jika kita mendoakan teman kita sewaktu ujian,insya Allah malaikat akan mendoakan kita juga aminnn aminn aminn….

Hari itu begitu capek,dan aku segera menghirup udara segar sambil cuci mata ke kota.Serasa satu beban sudah terlampaui.Apapun hasilnya aku tak boleh kecewa dan sedih.

“Janganlah bersedih atas segala sesuatu yang menimpamu,sesungguhnya Allah Maha Mengetahui”.

Kemarin kukirim sms ketemanku ,Gordana namanya.Gadis berkebangsaan Macedonia, 3 tahun kebih tua dariku. Kemarin juga dia harus ujian mündlich (lisan) karena tak lulus ujian tulis. Beberapa hari lalu sebelum ujian dia menghubungiku,agar kami dapat belajar bersama. Dan aku berjanji membantunya.Aku yakin dia akan lulus,tapi kepercayaan diri padanya hampir tak ada. “Aku tidak bisa menyelesaikan soal ini ,Puri” katanya.

“Cobalah,kau harus lulus” pintaku.

Sambil menemaninya belajar,aku hanya berbicara pada hatiku,mengapa dia mau belajar denganku ya? Ku merasasa bahasa Jermanku yang masih belepotan, jika Gordana berbicara dalam bahasa Jerman seperti air terjun yang mengalir. Fasih sekali layaknya anak.anak remaja lainnya.Gurukulah yang memeberi sebuatan itu padanya.

Ada temanku yang nilainya selalu mendapat predikat ´sangat bagus´ disetiap pelajaran.
Sedangkan aku,predikat lulus saja membuat hatiku berbunga-bunga. Hanya nilai pas-pasan yang kucapai.Maklum aku bukan seorang yang mempunyai otak seperti Einstein.
Jika kali ini ia tak lulus,ia harus pulang ke negerinya.Karena ia pernah mengulang satu semester dan karena peraturan dari pihak imigrasi Jerman yang super ketat. “Puri,jika aku lulus aku kan memberi kabar kepadamu dan kita akan merayakan” ucap dia.

10.30 jadwal dia harus ujian lisan. Jam 10.00 segera kukirim kabar lewat pesan elektronik.
“Gordana,viel glueck für heute.Du schaffts es.Sag mir Bescheid”(Gordana,sukses tuk hari ini kamu pasti lulus,kasi tahu kabar) sms itu terkirim dengan sukses.

Hari sudah gelap,harusnya setelah ujian selesai dia harus memberi kabar padaku.
Hatiku resah bertanya-tanya sendiri.

Pukul 21.00
Ringtonesku ‘Bary Manilow’ dengan lagunya ‘Can’t Smile Without You’ mengangetkanku.
“Siapa ya malam-malam begini menelponku?”jarang-jarang ada yang nelponku, sambil kuraih hpku yang tergeletak manis diatas selimut.Aku kira mbak Ary yang akan menelponku lagi.No number, mungkin mbak Ary.
“Halo?”
“Puri,aku Gordana.Terima kasih,aku lulus!!!!,terima kasih juga untuk sms tadi pagi” ucapnya.

“Maaf,nggak bisa lama-lama karena koinku habis” dia buru-buru menyudahi pembicaraan kami.
“Sampe ketemu hari kamis”


Betapa bahagianya temanku itu,akupun ikut merasakan kebahagiaannya. Oooya… kunci kebahagiaan itu adalah perasaan optimis,jadi asal kita beroptimis rasa bahagia itu akan mengikuti kita.

Kuingat ada temanku yang pernah bercerita padaku. Ia akan ujian penerimaan sekolah di Bonn.Ia berangkat kira-kira pkl.20.00 dengan Nachtzug berangkat dari Greifswald ke Bonn.Sampai Bonn kira-kira jam 4 pagi.Kurang lebih seperti itu. Semalam ia tak tidur,karena terganggu dengan asap rokok oleh penumpang lain.Ia hanya pasrah tuk ujiannya. Keesokan harinya pkl.08.00 ia harus siap di tempat tes.Ia letih dan sangat ngantuk sekali. Ia mendapat sms dari Ayahnya ´`Uni,apapun hasilnya itu yang terbaik.Uni kan sudah berusaha dan berdoa.SEMANGAT!
"Tahu nggak Pur,setelah aku baca kata Semangat dari Ayahku.Mataku sudah tidak mengantuk lagi“ kata dia.

Ketika ia menceritakan padaku,matakupun ikut berkaca-kaca.

Semangatku tak boleh padam! Walaupun naik turunnya semangat selalu kita alami.
Curilah semangat itu dari teman-teman atau saudara dekat kita.Kutak habis pikir,jika salah seorang anda tak pernah mendapatkan semangat dari seseorang.

Untuk Papa: Pa,berikanlah aku selalu semangat.
Untuk “Kakakku” : mbak, akhirnya aku bisa mendapatkan ide.
Untuk Teman-teman : sebut namaku dalam do’amu dan sukses bagi yang menempuh segala ujian.

Untuk Teman sehatiku : terserah,berapapun kita terjatuh.Jauh lebih penting kita mampu bangkit kembali.

Haltestelle : Halte Bus
Studentenausweiss : Kartu pelajar/Mahasiswa/I
Danke : terima kasih
Bitte : sama-sama
Es klappt : semoga terpenuhi semuanya
Mit Hilfe : dengan pertolongan
Opo-opo serba gampang : apa-apa mudah atau jadikan segalanya mudah
Mündlich : lisan
Nachtzug :Kereta malam

Muenster,22 Desember 2004 pkl. (01.05)
Puri K.D Putri-Muenster
Hujan salju telah menemaniku hari ini.
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved