|
Mau Berhenti Masturbasi Nih Uneq-Uneq - Monday, 31 January 2005
Tanya: assalamualiakum wr. wb mbak ade saya mempunyai masalah yang sulit saya pecahkan. Masalahnya saya telah melakukan mastrubasi. Awalnya saya tidak tau sudah melakukan hal itu karena hanya dari semprotan selang air yang terlalu keras. Lama-kelamaan saya penasaran dengan apa yang saya lakukan selama ini, saya terus mencari tahu. Setelah saya mencari saya tau bahwa saya telah melakukan mastrubasi.
Mbak saya takut sekali murka Allah. Saya telah melakukan berbagai hal supaya saya berhenti mastrubasi seperti solat taubat, berdoa, puasa, menyibukan diri tetapi kenapa saya masih belum bisa lepas dari mastrubasi?. Saya pernah berfikir untuk menikah tapi usia saya masih terlalu muda bahkan bisa dibilang perjalanan saya untuk itu masih jauh.
Setiap saya melihat laki-laki saya merasa malu, keperawanan saya sudah hilang dan saya sering mendengar kalau laki-laki menginginkan perempuan yang masih perawan. Bagi saya liburan adalah sesuatu yang amat menakutkan karena pada saat itulah saya melakukannya. Hanya sedikit kegiatan yang saya lakukan disaat liburan. Mbak saya tidak tahu harus bagaimana lagi mengatasinya saya ingin sekali bebas dari mastrubasi. Saya tidak ingin membuat dosa lebih banyak lagi. Mohon bantuan mbak ade.
wassalamualiakum wr. Wb
Jawab:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ukhti… saya ikut prihatin dengan apa yang ukhti alami saat ini dan bisa mengerti keresahan yang ukhti hadapi.
Memang masturbasi itu sebuah perilaku yang tidak terpuji dan merusak pikiran pelaku. Dia bagian dari godaan nafsu. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana pandangan Islam terhadap perilaku Masturbasi atau onani ini, silahkan lihat tulisan artikel tanggapan uneg2 dengan judul “Mengatasi Kebiasaan Masturbasi”.
Khusus bagi wanita, masturbasi ini tentu saja amat sangat membahayakan. Terlebih, jika ukhti melakukannya dengan menggunakan alat/benda tumpul. Bahaya yang terkandung di dalamnya (tentu saja selain bahaya psokologis yang ditimbulkan oleh Masturbasi ini; sudah saya tulis panjang lebar di artikel rujukan di atas) adalah:
1. Rusaknya selaput dara. Seperti kita ketahui, selaput dara itu adalah sebuah lembaran seperti jaringan kulit yang amat tipis yang terletak di mulut rahim. Ketika seorang wanita melakukan hubungan kelamin, maka selaput dara ini bisa sobek seketika dan mengeluarkan darah (tapi pada selaput dara yang bersifat lentur/fleksibel, kejadian seperti ini tentu saja tidak terjadi). Karena gejalanya kebanyakan seperti ini, maka oleh lelaki hal ini sebagai tanda perawan atau tidaknya seorang wanita (tentu saja pada mereka yang memiliki selaput dara lentur/flesibel gejala ini tidak bisa dikenakan).
2. Masuknya bakteri yang bisa merusak fungsi kerja sekitara rahim. Benda asing yang digunakan oleh para wanita ketika melakukan masturbasi, datang dalam kemasan yang tidak diketahui apakah membawa serta bakteri atau virus di dalamnya. Terlebih jika benda asing itu menyebabkan luka atau trauma tertentu pada daerah sekitar rahim dan kemaluan.
3. Efek psikologis dari masturbasi pada para wanita adalah akan timbul perasaan minder, malu, takut, dan merasa bersalah. Hal ini akan membuat mereka jadi menarik diri dari pergaulan di tengah masyarakat dan menutup rapat-rapat pintu harapan tentang masa depan untuk memiliki pasangan dan berkeluarga.
4. Kelanjutan dari efek psikologis yang ada di point ketiga adalah, wanita tersebut jadi bermuram durja, susah hati, terbebani oleh pikiran tak menentu dan ini mempengaruhi penampilannya. Dia jadi lebih cepat untuk terlihat lebih tua dari usia yang sebenarnya, jadi mudah jatuh sakit dan jadi tidak produktif dalam bekerja dan belajar.
Masih banyak lagi sisi negatif dari masturbasi yang dilakukan oleh wanita. Dengan kata lain, meninggalkan perilaku tersebut tentu saja amatlah dianjurkan bahkan merupakan sebuah kewajiban.
Saya memahami bahwa hal-hal yang saya tulis di atas ini, tentulah sudah ukhti penanya pahami dengan baik. Terbukti dengan berbagai usaha yang telah ukhti lakukan untuk dapat menjauhi dan meninggalkannya. Alhamdulillah, syukur saya panjatkan karena ukhti telah memahami semua bahaya yang ditimbulkan dari sebuah perilaku masturbasi seorang wanita.
Hanya saja, rasanya semua usaha tersebut, menurut saya, belumlah maksimal. Semua kegiatan dan usaha yang telah ukhti lakukan hanya tersedia di kala ukhti sedang menjalani hari-hari kuliah/sekolah saja. Artinya, organisasi yang ukhti masuki itu, akan berhenti sejenak operasinya di kala libur sekolah. Artinya lagi, jika hari libur telah tiba, ukhti tidak lagi punya banyak kegiatan yang bisa membuat ukhti lelah dan melupakan dorongan berbuat masturbasi. Saran saya, cobalah sekarang untuk mulai merencanakan mengikuti kegiatan lain dimana kegiatan tersebut tidak berhenti di kala libur sekolah/kuliah.
Ada banyak kegiatan yang terus kontinyu dilakukan meski itu hari-hari libur ataupun hari-hari kerja. Seperti kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan kesenian, kegiatan keagamaan dan kegiatan yang terkait dengan eksplorasi alam. Atau kegiatan kemahasiswaan atau OSIS (saya tidak tahu ukhti saat ini masih berstatus pelajar atau mahasiswa?). Ukhti bisa masuk kedalamnya dan aktiflah (berusahalah untuk tidak menjadi peserta pasif, tapi jadilah peserta aktif, masuk dalam jajaran pengurus jika perlu.
Ada juga kegiatan selain kegiatan ekstrakurikuler dimana kegiatan tersebut mengajak ukhti untuk terlibat dengan kegiatan yang juga tidak mengenal hari libur sekolah. Yaitu, kegiatan kemasyarakatan. Ukhti bisa bergabung dengan organisasi pemuda, baik yang dibawah naungan partai politik tertentu (PKS dan Golkar adalah salah satu orpol yang memiliki underbow untuk para pemuda/i), maupun yang bernaung di bawah induk organisasi kemasyarakatan dengan latar belakang Islam (Seperti Muhammadiyah, Hidayatullah, NU, Hizbut Tahrir, dll). Bisa juga bergabung dengan organisasi remaja masjid (Remaja Masjid Sunda Kelapa, Remaja Masjid Al Azhar adalah salah satu ikatan remaja masjid dengan banyak kegiatan setiap pekannya, dan makin beragam ketika hari libur tiba).
Atau, mulailah cari kegiatan lain yang bermanfaat bagi ukhti.
Seperti ikut kursus bahasa atau ketrampilan tertentu atau coba-coba buat lamaran untuk menjadi pekerja paruh waktu di sebuah perusahaan (kantor POS, beberapa BANK, perusahaan jasa seperti PJKA, TELKOM, PLN, serta beberapa restoran Fast Food dan supermarket sering membuka lowongan untuk pekerja paruh waktu demi melancarkan usaha mereka).
Pendek kata, cobalah jangan banyak berdiam diri. Karena mereka yang banyak diam diri dan tidak berinisiatip untuk mengembangkan potensi dan kemampuan dirinya, mudah dirasuki oleh pikiran-pikiran kotor yang bersumber dari godaan dan hasutan Syaithan yang terkutuk. Jika pun, timbul kembali keinginan untuk melakukannya lagi, larilah ke tempat lain dimana ukhti bisa mengalihkan perhatian ukhti. Cari teman dan ajak mereka berbincang-bincang. Jika tidak ada orang yang bisa diajak berbincang-bincang, ambillah buku dan belajarlah. Jika tidak ada buku atau tidak ada minta untuk membaca, ambil wudhu, dirikan shalat sunnah dua rakaat lalu mulailah mengaji (tadarrus Qur’an: usahakan untuk menyimak juga terjemahan/tafsirnya agar mengerti apa yang ukhti baca tersebut). Sibukkan diri ukhti terus agar ajakan itu teralih.
“Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.” (qs Shaad: 26)
Tapi lebih dari semua tulisan saya di atas, hal yang paling penting adalah, ukhti harus berusaha untuk senantiasa ingat pada Allah.
Tidak cukup hanya dengan takut pada murka Allah saja. Ukhti harus senantiasa menggiatkan hati ukhti, untuk menyadari bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat apa saja, apa pun, yang terlintas maupun yang terlontar, yang tersimpan maupun yang terealisasi, yang terlihat maupun yang tersembunyi. Belajarlah untuk malu pada Allah dan pasukannya yang selalu menyertai dan mencatat semua dan segala apa yang kita lakukan di atas muka bumi ini.
Pada suatu hari nanti, jika semua kehidupan di jagad raya ini telah musnah, ketika semua manusia tidak lagi mampu berkata-kata dan membela dirinya, ada sebuah hari persidangan besar yang akan membuka kembali lembaran-lembaran yang mencatat semua dan segala apa yang telah kita lakukan selama hidup di muka bumi ini. Kaki kita akan memberi kesaksian kemana saja dia telah melangkah. Tangan kita akan berbicara untuk mengatakan apa saja yang telah dia kerjakan. Mata ini akan bersaksi apa saja yang telah dia lihat. Bahkan hati kita, yang selama ini selalu tersembunyi di dalam dada, akan bersaksi apa saja yang telah dia sembunyikan dan lontarkan.
Takutlah pada kedatangan hari itu, ya Ukhti. Jadi, lawanlah semua panggilan hawa nafsu yang menyesatkan. Tolaklah ajakan sesat yang selalu dihembuskan oleh syaithan dan anak buahnya. Larilah dari semua kekejian dan kedzaliman.
”Dan adapun orang-orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (Qs An-Nazi’at: 40-41)
Abu Ya’qub An-Nahrujuri berkata, ”Siapa saja mengklaim mencintai Allah Azza wa Jalla, namun tidak menyesuaikan diri dengan Allah dalam perintah-Nya, klaimnya tidak benar. Setiap pecinta Allah namun tidak takut kepada-Nya adalah orang tertipu.” (Ibnu Rajab, Panduan Ilmu dan Hikmah, Penerbit: Darul Falah).
Demikian semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita
[ 0 komentar]
|
|